Minggu, 02 Juli 2017

PAC PDIP Jebres Bagi-bagi Tas Non Plastik di Pasar Kandang Sapi

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jebres, Solo, menggelar kegiatan bagi-bagi tas non plastik | jual spunbond bag


jual spunbond bag



Kami ingin masyarakat mulai peduli dengan lingkungan, penggunaan tas berbahan plastik mesti dikurangi," ujarnya.

Honda berharap, masyarakat selalu menggunakan kantong non plastik tersebut setiap berbelanja kemana pun.

"Mudah-mudahan masyarakat terbiasa membawa kantong belanja sendiri yang ramah lingkungan," katanya.

Tas plastik tak ramah lingkungan dan tak bisa terurai.

Ketua PAC PDIP Jebres, Honda Hendarto mengatakan, pihaknya ingin mengajak masyarakat untuk tidak lagi menggunakan tas belanja berbahan plastik, lantaran berdampak buruk terhadap lingkungan.

Kantong tersebut kemudian diberikan sebagai pengganti kantong atau tas plastik sebagai wadah berbelanja.

Mereka diberi kantong tersebut dengan syarat membawa belanjaan terlebih dahulu.

Sejumlah petugas PAC tampak membagikan kantong non plastik kepada masyarakat pengunjung pasar.

Kegiatan berlangsung mulai pukul 06.00 WIB hingga 08.00 WIB.

Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jebres, Solo, menggelar kegiatan bagi-bagi tas non plastik di Pasar Kandang Sapi, Jebres, Minggu (19/2/2017).


Sulap mendong dan enceng gondok menjadi tas cantik | jual spunbond bag




Sekitar 15 tahun menggeluti usaha ramah lingkungan ini, tidak ada kendala yang berarti yang dihadapi olehnya. Hanya, masalah yang kerap ditemui adalah pemasaran produk. Dia mengaku susah untuk memajang produknya kedalam pusat perbelanjaan karena nilai konsinyasinya terlalu tinggi.

Bila tidak ada halangan, Juli 2017 nanti, Shella bakal ikut dalam ajang pameran di Korea Selatan. Melalui ajang tersebut dia berharap dalam memperluas pasar. Setelah itu, dia akan meneruskan perjalanan pameran internasionalnya sampai akhir tahun.

Meski begitu, harga tas cukup bersahabat. Shella membanderol Rp 200.000- Rp 500.000 per tas. Meski pemasaran hanya dari galeri dan ajang pameran, namun konsumen Perca Indah datang dari seluruh Indonesia.

Bahkan, produknya sudah melalang buana ke Amerika Serikat, Italia dan lainnya. Shella bilang, para buyer yang menajdi kepanjangan tangannya di sana. 

Dalam sebulan, Perca Indah bisa membuat 80 sampai 100 unit tas. Tapi, bila datang pesanan khusus, kapasitas produksi bisa meningkat hingga mencapai 300 tas sebulan.

Jumlah produksi yang terbatas ini karena Shella masih mengandalkan proses tradisional dalam pembuatannya. 

Tahapannya pun sangat panjang, mulai dari proses pemilahan, penjemuran, sampai menganyam. 

Meski sudah membentuk kemitraan dengan mereka, Shella masih campur tangan dalam tahap produksi. Dia yang memasang kain bagian dalam tas anyam tersebut, serta menempel berbagai aksesoris. 

Tidak hanya itu, dia juga memperkerjakan ibu-ibu rumah tangga dan para remaja sebagai perajut dan pembordir. Sampai sekarang sudah ada 15 orang yang bergabung dalam pembuatan tas ini. 

Asal tahu saja, usaha yang dia beri nama Perca Indah ini sudah berjalan sejak 2008 lalu. Untuk mendukung usahanya, Shella menjalin kerjasama dengan para perajin ayaman di Desa Gamplong, Godean, Yogyakarta. Dia mendapatkan bahan baku, enceng gondok dan mendong pun dari daerah tersebut. 

Perempuan berhijab ini tertarik mengolah enceng gondak dan mendong karena biayanya murah. Selain itu, sebagai bahan baku, kedua jenis tanaman itu mudah didapatkan serta menjadi langkah penyelamatan lingkungan. "Eceng gondok sangat sulit untuk dimusnahkan, sebab pertumbuhannya sangat cepat," jelas Shella. 

Tanaman eceng gondok dan mendong (rumput yang hidup di rawa) yang dikenal sebagai hama, bisa menjadi komoditas bernilai di tangan Shella Harmanto. Pasalnya, dia menyulap tanaman liar itu menjadi tas cantik, berpadu dengan berbagai hiasan dan bordir.

Tas Pengganti Plastik yang Ramah Lingkungan | jual spunbond bag



Sampai H-5 Lebaran ini pesanan meningkat dan banyak yang memesan untuk hantaran Lebaran, halal bihallal, sampai perpisahan,” kata Wiwin kepada MANTEB.COM, Selasa (20/6/2017).

Sejauh ini Wiwin mengaku hanya menerima pesanan tas saja, tidak menjual obral kepada pembeli. Untuk harga, satu tas dibanderol mulai dari Rp3.500 menyesuaikan ukuran dan bahan  yang digunakan.

Dengan banyaknya keuntungan yang didapat itulah, maka tak heran masyarakat memilih menggunkanan tas Lebaran yang berbahan dasar kain tas spunbond yang bertekstruktur datar seperti lembaran atau jaring ini. Bahkan tas kain spunbond ini sudah biasa dimanfaatkan sebagai tas belanja untuk menggantikan kantong plastik.

Keistimewaan dari tas ini adalah cukup kuat menahan bebas, ramah lingkungan, tidak mengandung bahan kimia berbahaya, dan yang unik dapat didaur ulang dengan mudah serta tidak menimbulkan polusi udara.Tas berbahan spunbond ini juga dikenal lebih tahan lama jika dibandingkan plastik maupun kertas pada umumnya.

Wiwin, merupakan salah satu perajin tas spunbond yang berada di Baron Cilik RT 02/07, Laweyan, Solo. Saat musim menjelang Lebaran seperti ini, dia mengaku mendapatkan banyak pesanan dalam jumlah yang banyak.

Memberikan paket pada saat Lebaran bagi saudara dan teman terdekat memang menjadi hal yang selalu dilakukan bagi banyak orang. Terlebih di Kota Solo, hal ini sudah menjadi tradisi yang tidak boleh dilewatkan.

Paket lebaran yang berisi kue-kue kering yang manis akan terasa lebih cantik bila dikemas dengan rapi dan unik di tempat yang cantik. Keunikan tersebut bisa didapat dari tas Lebaran yang berbahan dasar kain tas spunbond, yang sangat digemari oleh masyarakat Solo dan sekitarnya akhir-akhir ini. Tas ini bisa dibuat sesuai dengan keinginan pemesannya mulai dari warna, tulisan, sampai dengan desain tas yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar