Jumat, 07 Juli 2017

Melalui Tas, Hardys Ajak Konsumen Cintai Lingkungan

Group Hardys Holdings meluncurkan program belanja ramah lingkungan | spunbond bags

spunbond bags


Atas pembelian tas dan belanja di Hardys, pelanggan akan mendapatkan poin untuk hadiah yang akan diundi pada Sabtu(26/7/2014) mendatang.

"Kami sadar permasalahan lingkungan terutama sampah plastik penyumbang terbesarnya adalah mall. Jadi atas kesadaran ini, kami membuat tas belanja go green, tas ini kami jual Rp 8 ribu. Masyarakat yang berbelanja ke Hardys bisa menggunakan tas ini berulang kali," ungkap Sekretaris Perusahaan Hardys, I Made Abdi Negara di Balai Budaya, Kamis(24/7/2014).

Yakni dalam bentuk tas belanja bertuliskan "Hardys Go Green Harmony With Nature". Tas berwarna hijau kini akan menjadi teman belanja pelanggan setia Hardys.

Disela-sela peringatan hari ulang tahunnya ke-17, Group Hardys Holdings meluncurkan program belanja ramah lingkungan.


Mengenalkan Lingkungan lewat Menggambar, Mewarnai dan Bernyanyi | spunbond bags



Ia menambahkan, ke depan selain untuk anak-anak ini ikutan lomba, pasca lomba ini mereka akan ada pertemuan-pertemuan. Untuk anak-anak diberikan edukasi tentang lingkungan, sedangkan orang tuanya juga diahak untul memikirkan kondisi lingkungan dan mencari solusinya, paling tidak dimulai dari lingkungan kampung mereka.

Saat ini, kurikulum di sekolah masih jauh dari konteks lingkungan. Beberapa mata pelajaran di sekolah seharusnya bisa dipraktikan dengan turun di lapangan. Sekolah hanya mengejar penghargaan Adiwiyata.  Setelah mendapatkan gelar Adiwiyata, lalu tidak ada keberlanjutannya. Padahal pendidikan itu berkelanjutan.

“Menyelamatkan lingkungan tidak hanya dilakukan di kalangan aktivis lingkungan. Seluruh masyarakat berpotensi untuk untuk terlibat melakukan konservasi dan lingkungan yang lestari. Hal ini dilakukan sejak usia anak, di dorong lingkungan keluarga dan sekolah,” tambah Halik.

Direktur eksekutif Walhi Yogyakarta, Halik Sandera kepada Mongabay mengatakan, tujuan utama kegiatan ini adalah pendidikan lingkungan untuk anak dan keluarga, sehingga kepedulian lingkungan bisa tertanam sejak kecil dan dikeluarga. Dari semua peserta mulai dari bernyanyi, menggambar dan mewarnai. Mereka bisa disebut sebagai duta lingkungan untuk berbagi pengalaman lingkungan.

“Pengalaman mereka peduli terhadap lingkungan akan disebarkan ke teman-temannya. Ya paling tidak mereka tahu bagaimana menjaga kelestarian lingkungan,” kata Halik.

Deni Widyanto yang juga menjadi juri lomba menggambar dari lembaga pecinta Penyu Reispirasi kepada Mongabay mengatakan, kegiatan tersebut sangat menyenangkan dan efektif, melibatkan anak-anak untuk paham, peduli akan lingkungan lewat nyanyi, mewarnai dan menggambar bertema lingkungan. Reispirasi juga sudah beberapa kali melakukan aksi edukasi dan pelepasan tukik (anak penyu) dengan melibatkan anak-anak.

“Dengan anak-anak menggambar dengan isu lingkungan, beberapa anak lain yang melihat jadi ingin tahu dan ikutan. Apalagi tasnya dikembalikan ke penggambarnya sendiri, ini akan membuat bangga dan menularkannya kepada kawannya di sekolah,” kata Deni.

“Bernyanyi hanya sebagai sarana seni. Ini cara pendekatan yang efektif untuk anak. Paling tidak lagu-lagu yang bertema lingkungan ini sudah di dengar oleh mereka, lalu diterapkan lewat perilaku keseharian,” kata Ning.

Anak-anak juga diajak menggambar dan mewarnai pakai tas berbahan kanvas.  Bila menggunakan kerta, maka bakal dibuang menjadi sampah. Dengan menggunakan tas, maka pesan lingkungan akan tetap ada dan terus dilihat karena tas tersebut dipakai oleh anak-anak sendiri.

“Harapan kami membangun generasi peduli lingkungan lewat anak-anak. Masa depan lingkungan kita ada di mereka. Semoga mereka terbentuk karakter dan jiwa cinta lingkungan. Ajarkan mereka untuk memberikan dan melakukan berbagai hal agar alam lestari,” tutup Ning.

Dia mengatakan pendekatan dan pengenalan lingkungan lewat anak-anak dan keluarga sangat efektif. Oleh karena itu, sejak Fokal berdiri pada tahun 2010, mulai mengenalkan lingkungan kepada anak-anak lewat lomba menyanyi, berwisata alam di desa. Fokal juga mengajak mereka melihat pengelolaan sampah dan menanam padi di sawah.

Dengan cara itu, anak dan keluarganya bisa paham, peduli dan tersentuh terhadap lingkungan hidup. Bahkan, anak -anak yang tergabung di Fokal menegur sesama temannya yang buang sampah sembarangan. Orang tua anggota Fokal juga sudah menjadi contoh untuk peduli dan memikirkan solusi kelestarian lingkungan di kampungnya.

Ning Raswani selaku koordinator Fokal kepada Mongabay Indonesia mengatakan, acara tersebut diselenggarakan bermula dari keprihatinan terhadap kondisi lingkungan di Yogyakarta dan Indonesia secara umumnya. Perhatian terhadap alam tidak hanya dilakukan dengan aksi langsung, tetapi juga dengan edukasi tentang lingkungan sejak dini kepada anak-anak, karena mereka generasi penerus negeri ini.

“Kami melihat masih banyak sekolah yang belum memberikan pemahaman kepedulian lingkungan kepada siswanya. Selain itu di lingkungan keluarganya juga harus diajarkan,” katanya.


’’Paper Bags’’ Gerakan Nyata Pebisnis Wujudkan Cinta Lingkungan | spunbond bags



“Eksklusivitas tas kertas dan keunikan menjadi nilai lebih dibanding tas plastik,” imbuhnya.

Lanjut dia, bentuknya yang menarik, kegunaannya yang praktis, serta bahan yang ramah lingkungan merupakan nilai lebih dari tas kertas. ‘’Dengan menggunakan tas kertas berarti juga telah menjadi bagian dari usaha pelestarian lingkungan, dan sekaligus akan menjadi tren positif bagi penggunanya,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Afifah, salah seorang penyedia paper bags lainnya.

Kata dia, manfaat menggunakan tas kertas adalah tas ini sangat mudah di daur ulang. Di samping itu, bahan tas kertas pihaknya variasikan antara bahan baru dengan bahan daur ulang. Desain kemasan lebih variatif dengan desain yang tak terbatas mampu menyampaikan pesan-pesan moral dan cinta lingkungan.Sementara tas plastik hanya desain tertentu dan tidak maksimal.

Lanjutnya, selain dapat didaur ulang serta ramah lingkungan, harga produknya ini juga cukup terjangkau, dengan harga mulai ribuan rupiah hingga puluhan ribu rupiah per pcsnya.

Pihaknya berupaya tidak hanya mengejar segi keuntungan bisnis, namun tetap memperjuangkan gerakan moral cinta dan peduli lingkungan. ‘”Dengan memperkenalkan tas kertas atau paper bags sebagai alternatif kemasan pengganti tas plastik kepada masyarakat umum, kami memberikan pilihan terbaik dengan menawarkan kemasan yang lebih baik dan lebih unik,” jelasnya.

‘’Kami menyediakan paper bags (kantung kertas) yang terbuat dari kertas yang dihiasi dengan pita yang menjadi daya tarik konsumen saat ini,’’ ujar Ridwan, salah seorang penyedia paper bag dikawasan Denpasar, Selasa (30/5).

Tas plastik atau kresek adalah produk yang kini mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Mengingat, dibalik kemudahannya dalam menyimpan produk atau barang, tas kresek berpotensi merugikan kehidupan masyarakat luas.Selain itu, bahaya bahan plastik yang susah di daur ulang dan diurai oleh tanah.Oleh karena itu, sebagian pebisnis kini memiliki terobosan dengan menyediakan kemasan tas kertas yang menjadi solusi bagi gerakan nyata cinta lingkungan.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar