Senin, 30 Oktober 2017

Plastik Berbayar Buka Peluang Usaha Kantong Kain Perca

Kebijakan kantong palstik berbayar | tas spunbond

tas spunbond


Hingga saat ini sudah ada 300 tas yang mulai diproduksi, ada desain cantik dan menarik yang dibuat untuk konsumen perempuan, ada yang simpel atau polos yang bisa digunakan untuk kaum laki-laki. 

Sejak diluncurkannya kebijakan kantong palstik berbayar di toko modern dan pasar swalayan, konsumen tidak lagi mendapatkan kantong plastik gratis. Jika konsumen tidak membawa kantong plastik atau tas belanja sendiri, dikenakan biaya Rp 200-Rp 500 per kantong atau jika tidak ingin dikenakan biaya, bisa menggunakan karton (kardus). 

Menurut dia, reusable bag ini menjadi solusi bagi konsumen, karena bisa berhemat dan tidak perlu resah saat berbelanja, sebab tasnya bisa digunakan berulang-ulang dan disimpan kembali setelah digunakan. Harga yang dipatok juga relatif murah mulai dari Rp10 ribu hingga Rp75 ribu.

Selain harganya terjangkau, kata Yanti, modelnya pun bervariasi, tergantung ukuran dan jenisnya, serta bisa digunakan berulang-ulang, praktis digunakan dan mudah dibawa kemana-mana atau saat berbelanja. 

"Harapan kami, bisa membantu mengurangi keresahan konsumen dengan kantong plastik berbayar, selain itu kami juga bisa membantu pemerintah untuk mengurangi pemanasan global," ucapnya.

"Produk kami sebagai pengganti kantong plastik untuk berbelanja itu kami beri nama reusable bag atau tas yang bisa digunakan berulang-ulang karena lebih kuat dan mampu menampung belanjaan cukup banyak. Apalagi, kantong reusable itu juga banyak pilihan warna, motif dan ukurannya," kata penggagas Pelanusa, Yanti di Malang, Rabu (2/3/2016) seperti dilansir republika.co.id.

Sebagai pengganti kantong plastik, katanya, reusable bag ini didesain khusus dengan dua pilihan, bermotif atau polos dan tasnya pun juga didesain untuk penggunaan agar kuat dan muat, artinya tidak mudah rusak bila digunakan dalam jangka panjang. Sedangkan, muat artinya cukup untuk diisi barang-barang atau belanjaan.

Kebijakan konsumen membeli kantong plastik saat berbelanja, ternyata membuka peluang usaha baru bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). Terutama perajin kain perca yang memproduksi tas belanja. 

Salah satu industri kreatif yang memanfaatkan kebijakan pemerintah terkait kantong plastik berbayar itu adalah UMKM kain perca Pelangi Nusantara (Pelanusa) di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. UMKM tersebut membantu memberikan solusi, yakni dengan membuat tas hasil daur ulang sebagai pengganti kantong plastik.


"TAS RAMAH LINGKUNGAN PENGGANTI KANTONG PLASTIK" | tas spunbond



Penerapan kantong plastik berbayar sendiri sudah mulai diterapkan oleh sejumlah mini market, supermarket dan usaha retail lainnya. Para pelaku usaha retail mewajibkan para konsumennya untuk membayar Rp200 untuk setiap kantong plastik yang dikeluarkan.

 hal ini selain untuk melestarikan lingkungan dan memberikan peluang untuk berbisnis tas belanja ramah lingkungan/ eco bag, Modelnya pun bervariasi, tergantung ukuran dan jenisnya. itu sudah bisa digunakan berulang-ulang. sudah praktis digunakan dan dibawa terus saat berbelanja.

Endah menjelaskan, dari 41 pasar tradisional di Sleman setiap hari mengangkut 20 ton sampah yang didominasi sampah plastik. Dalam setahun, sampah yang keluar dari pasar-pasar di Sleman bisa mencapai 7300 ton. “Butuh waktu setidaknya lima tahun untuk mengurangi kebiasaan masyarakat menggunakan tas kresek,” tuturnya.

Kepala Dinas Pasar (Dinsar) Sleman, Endah Tri Yitnani mendukung upaya mengurangi produksi plastik dari pabrikan. Menurutnya, jika pemerintah berniat mengurangi penggunaan kantong plastik, pembatasan produksi dan peredaran tas kresek dari pabrik juga perlu dilakukan. “Sebab, jika barangnya tidak ada. Mau tidak mau, masyarakat akan beralih. Hasil penjualannya kemana, juga tidak jelas,” tegasnya.

“Seperti sayur yang masih basah. Atau tidak bisa digunakan saat musim hujan seperti ini. Untuk itu, sosialisasi terkait kebijakan ini harus dilakukan bersama-sama, jangan sendiri-sendiri,” ujarnya, Minggu (28/2/2016).

Meski begitu, dia mengaku paper bag pengganti tas kresek tersebut harus dimodifikasi ulang agar kekuatannya lebih tahan lagi. Sebab, kelemahan paper bag tidak kuat ketika terkena air atau barang bawaan yang basah.

Kalau menggunakan plastik, terurainya lama. Itu bisa diganti dengan paper bag. Ini merupakan peluang bagi UMKM yang banyak tersebar di Depok, Gamping dan wilayah lainnya,” katanya.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindakop) Sleman, Pustopo mencontohkan paper bag atau tas dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan lainnya.

Pemerintah mulai menerapkan kantong plastik berbayar di kota-kota se-Indonesia. Tidak hanya menguntungkan untuk pelestarian lingkungan, aturan ini bisa membuat peluang usaha baru bagi para pelaku UMKM. Kreativitas pembuatan tas dan keranjang belanjaan akan marak. apabila pelaku bisnis dapat memanfaatkan kebijakan pemerintah dengan baik akan menghasilkan peluang berbisnis yang menjamin karena permintaan masyarakat akan tas ramah lingkungan pengganti kantong plastik akan terus meningkat.

KLH Jember Dorong Buat Perda Penggunaan Plastik | tas spunbond



Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan sistem kantong plastik berbayar dilakukan serentak di 22 kota, termasuk Bandung, Makassar dan Surabaya. Itu akan diuji coba selama enam bulan dengan evaluasi berkala selama tiga bulan sekali.

"Kalau kebijakan itu diterapkan di Jember, maka harus didukung dengan sebuah perda, agar kebijakan itu bisa dipatuhi oleh masyarakat dan perlu ditingkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik karena sampah tersebut sulit terurai," ujarnya menambahkan.

Anang menjelaskan kebijakan itu harus disosialisasikan dengan gencar kepada masyarakat dan pemerintah juga harus memberikan solusi pengganti tas plastik itu dengan bahan yang ramah lingkungan, bukan hanya dengan kebijakan plastik berbayar saja.

"Kebijakan kantong plastik berbayar tidak akan efektif untuk mengurangi sampah plastik yang sulit terurai karena sejauh ini penggunaan plastik sudah menjadi kebiasaan masyarakat dan belum ada solusi yang tepat untuk mengganti tas plastik itu," kata politisi Partai Demokrat itu.

Ia mengatakan perusahaan dan pihak pusat perbelanjaan seharusnya membuat pembungkus belanja yang ramah lingkungan, sehingga tidak menggunakan tas plastik dan tidak membebani konsumen untuk membeli tas plastik berbayar.

"Nilai Rp200 memang kecil bagi masyarakat yang berbelanja, namun kalau nilai itu diakumulasikan secara keseluruhan maka nilainya sangat besar. Saya menilai kebijakan kantong plastik berbayar yang dibebankan kepada masyarakat bukan kebijakan yang berpihak kepada rakyat," tuturnya.

Sementara Wakil Ketua Komisi B DPRD Jember, Anang Murwanto mengaku setuju adanya pengurangan penggunaan plastik di setiap pusat perbelanjaan, toko berjaringan dan pasar modern, namun seharusnya hal tersebut tidak dibebankan kepada konsumen.

"Dengan pembatasan penggunaan plastik tersebut atau menerapkan plastik berbayar, maka bisa mengurangi penggunaan tas plastik dan tas kresek di masyarakat, terutama di pusat perbelanjaan dan toko modern," tuturnya.

Menurut dia, plastik merupakan sampah yang jika tidak dilakukan daur ulang, maka akan mencemari lingkungan karena sulitnya terurai di alam. Namun di sisi lain, persoalan plastik berbayar akan sulit diterapkan, apabila tidak dilandasi dengan sebuah perda.

"Kami setuju pengurangan penggunaan plastik saat berbelanja dan itu bisa dibuatkan sebuah peraturan daerah (perda). Apalagi, kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Jember juga dalam kondisi kritis karena sudah penuh dengan sampah," katanya di Kabupaten Jember, Senin.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Jember, Titot Tri Laksana mendorong pembuatan peraturan daerah tentang penggunaan plastik untuk mengurangi volume sampah yang tidak bisa terurai di Kabupaten Jember, Jawa Timur.







Kamis, 26 Oktober 2017

Tote Bag, Alternatif Pengganti Kantong Plastik Agar Lebih Go Green!

Pilihan alternatif pengganti kantong plastik | tas spunbond

tas spunbond



Berbeda dengan plastik yang biasanya berakhir sebagai kantong sampah, tote bag memiliki nilai guna yang lebih tinggi. Jika didesain dengan baik, tote bag bisa digunakan untuk banyak hal seperti tas untuk ke kantor, kampus atau mall. Karena tampilannya yang menarik, tote bag bisa berperan sebagai media promosi dan branding.

Satu tote bag bisa dijadikan tas belanja berulang kali, sehingga bisa mengurangi jumlah kantong plastik. Dengan begitu, penggunaan tote bag lebih ramah lingkungan dibanding menggunakan plastik.

Kantong plastik dan tote bag sama-sama bisa dihias dengan desain unik dan keren. Tapi tote bag sedikit lebih unggul, karena tidak mudah sobek sehingga lebih awet digunakan. Selain itu, tote bag juga cocok sebagai kemasan berbagai produk bisnis Anda.

Jika umumnya plastik hanya dipakai satu kali kemudian dibuang, beda halnya dengan tote bag. Tote bag dengan bahan kanvas termasuk yang paling kuat. Karakteristik bahan kanvas yang berserat dan tidak mudah putus membuat tote bag kanvas banyak dijadikan tas belanja swalayan atau supermarket.

Secara bentuk, kantong plastik dan tote bag memang mirip dan sama-sama memiliki fungsi untuk membawa barang. Yang berbeda adalah karakteristiknya, tote bag yang biasanya terbuat dari bahan kanvas lebih awet karena tidak mudah sobek. Sedangkan kantong plastik, mudah sobek jika dipaksakan membawa barang yang terlalu banyak.

Tas Belanja Daur Ulang Disediakan Jadi Pengganti Kantong Plastik | tas spunbond



"Jika konsumsen tidak membawa tas atau kantong plastik sendiri maka akan dikenakan biaya tambahan Rp 200 untuk satu kantong plastik. Saran kami memang sebaiknya menggunkan tas belanja dari bahan daur ulang, memang dari segi harga mahal namun keuntungannya bisa digunakan berkali-kali," ujarnya.

Sedangkan Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya, Solihin mengatakan, konsumen yang menginginkan kantong plastik belanja nantinya akan diarahkan untuk membeli tas belanja dari bahan daur ulang agar bisa digunakan berkali-kali.

"Penjualan dari plastik berbayar ini nantinya akan dipakai untuk mendukung program lingkungan hidup, selain itu selama ini Hypermart juga sudah menggunkan plastik yang ramah lingkungan. Selain kantong plastik kita juga menyediakan tas belanja daur ulang dengan harga terjangkau," ujarnya.

Sementara itu Store Manager Hypermart Lippo Plaza Jakabaring, Theresia Minggu (21/2) mengatakan, sebagai retailer Hypermart menyambut baik dan mendukung program pemerintah dalam mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah plastik.

Selain kantong plastik peritel juga menyediakan tas belanja dengan harga yang bervariasi dimasing-masing ritel dengan range harga mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 50 ribu.

Harga satu kantong plastik baik kecil maupun besar satunya Rp 200 per kantong plastik.

Diet Kantung Plastik, Tas Belanja Ini Jadi Incaran Pembeli di Instagram | tas spunbond



Sepertinya, item tersebut sudah langsung laris diburu para ibu rumah tangga. Berdasarkan pantauan Wolipop, beberapa penjual mengatakan jika item ini sudah sold out dan membuka sistem pre order (PO).

Semenjak pemberlakuan bayaran terhadap kantung plastik, bermunculan para penjual yang mencoba menawaran tas seperti ini. Di Instagram, sejumlah online shop juga mulai banyak menyediakan produk serupa. Umumnya item tersebut diunggah dengan tanda pagar #tasbelanja. Tas itu ditawarkan dengan berbagai harga, mulai dari Rp 250 ribuan hingga Rp 400 ribuan.

Produk yang bisa dikenakan berulang kali tersebut terdiri dalam empat tas berbeda warna. Keempatnya direkatkan dengan velcro sehingga praktis dibawa. Ketika sudah selesai membayar barang belanjaan, yang perlu Anda lakukan adalah melebarkan tas-tas itu dalam trolley. Ketika terbuka, Anda tinggal memasukan produk-produk sesuai dengan kategorinya. Setelah selesai, Anda bisa melepaskan perekat tas untuk dibawa seperti biasa.

Trolley Bags ini didesain oleh kreator asal Irlandia bernama Paul Doyle.  Terinspirasi kebijakan pajak pada kantung plastik yang pertama kali berlaku di negara Paul mulai 2002, wajar saja jika ia mengerti tantangan yang dihadapi para pembelanja di keseharian. Produk tersebut pun awalnya diikutkan dalam sebuah program yang memperkenalkan para pencipta barang-barang inovatif pada tahun 2010. Semenjak itu, Trolley Bags laris dicari para pembelanja dan dipasarkan ke luar negera.

Jika Anda menginginkan kantung yang lebih praktis, Trolley Bags pun bisa dijadikan solusinya. Produk tersebut sudah cukup dikenal sebagai pengganti kantung plastik kala membeli barang-barang di pasar swalayan. Item itu terdiri dari beberapa tote bag yang direkatkan dan bisa dilebarkan dalam trolley sehingga disebut trolley bags.

Untuk Anda ingin ikut andil dalam menjaga lingkungan, sediakan saja sendiri beberapa tas dari rumah. Sejak beberapa waktu lalu, sejumlah pasar swalayan juga banyak menawarkan tote bag ramah lingkungan untuk menampung belanjaan. Kantung tersebut umumnya dihadirkan dengan berbagai corak dan logo swalayan.

 Mulai Minggu, (21/2/2016) kemarin sejumlah supermarket sudah memberlakukan bayaran Rp 200 untuk satu kantung plastik. Langkah tersebut dilakukan demi mengurangi sampah plastik yang dinilai mencemari lingkungan. Meski tidak terlalu memberatkan, sejumlah orang terutama ibu rumah tangga tengah mencari alternatif pengganti wadah belanjaan agar hemat dan sebagai dukungan dalam pelestarian alam.








Rabu, 18 Oktober 2017

Aprindo dan KLHK akan Evaluasi Penerapan Diet Kantong Plastik

Mengurangi munculnya sampah plastik | tas souvenir



“Semakin banyak tote bag yang kita hasilkan, semakin besar kita mengurangi penggunaan kantong plastik di lingkungan kita. Jadi, mari mulai peduli dengan kelestarian alam yang asri. Keberadaan alam di masa datang ditentukan oleh aksi kita melestarikan alam saat ini,” harapnya.

Dia berharap melalui kegiatan ini, Gerakan Earth Hour Aceh mampu menggerakan anak-anak usia dini dan masyarakat untuk dapat turut serta mengurangi penggunaaan kantong plastik guna melakukan aksi pelestarian lingkungan.

“Salah satunya dengan membuat tote bag (tas belanja pakai ulang) dari bahan baju kaos bekas. Kan kebanyakan dari kita baju kaos bekas kalau udah sempit atau tidak dipakai lagi, cenderung dibuang atau dibakar. Nah, tote bag ini merupakan salah satu upaya kita untuk mengurangi kantong plastik,” lanjut Heri Tarmizi.

Tentu saja banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga bumi kita dan dimulai dengan langkah sederhana, dan bila kita lakukan dengan nyata dan konsisten akan sangat berpengaruh pada bumi dan lingkungan hidup.

“Untuk memulai langkah kepedulian untuk bumi bisa dimulai dari kreatifitas kita sendiri, sehingga menginspirasi rekan-rekan lain untuk lebih kreatif dalam menggunakan barang-barang yang sudah tidak digunakan menjadi barang yang bernilai guna,” kata dia.

Melihat hal ini pemerintah dan beberapa pihak swasta ataupun komunitas pemerhati lingkungan mulai melakukan beberapa tindakan untuk mengurangi munculnya sampah plastik seperti dengan memberlakukan tarif untuk kantong plastik di pusat perbelanjaan, program bank sampah, aksi diet kantong plastik dan masih banyak lagi.

Seperti kita ketahui, masalah sampah plastik menjadi perhatian kita semua. Jenis sampah ini adalah sampah yang sulit untuk terurai karena terbuat dari bahan kimia. Plastik yang terurai dan larut ke dalam tanah akan mencemari kandungan sumber daya air tanah.

Menurutnya, permasalahan tentang sampah atau lainnya, tentu saja bukan hanya pemerintah yang bertanggung jawab terhadap keberlangsungan lingkungan, melainkan kita semua wajib  ambil bagian dalam usaha menjaga kelestarian bumi.

“Karena ini merupakan tanggung jawab semua orang. Makanya, salah satunya kita mulai dari anak-anak usia dini. Kita harus bisa mengajarkan pentingnya menjaga alam sejak usia dini,” tutur Heri.

Seperti disampaikan oleh Heri Tarmizi, Tim Earth Hour Aceh kepada Acehinsight.com, mengatakan bahwa untuk tema kegiatan memperingati hari bumi 2016, Gerakan Earth Hour Aceh mengambil tema tentang sampah. Dimana menurutnya, saat ini masih banyak sekali anak-anak usia dini yang belum paham dan mengetahui tentang bagaimana cara pengelohan sampah yang baik.

“Pada kegiatan kali ini, kita akan coba arahkan adik-adik siswa Sekolah Dasar untuk peduli tentang lingkungan dan alamnya. misalnya, ayo buang sampah pada tempatnya dan bijaklah pada sampah,” ujarnya.

Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Tim Gerakan Earth Hour Aceh, pada Sabtu, 23 April 2016, mereka melaksanakan sosialisasi dan juga pelatihan “Bijak Sampah Sejak Usia Dini” bersama puluhan murid dan guru MIN Mesjid Raya Banda Aceh.

Di usia bumi kita yang semakin tua, permasalahan lingkungan yang muncul di bumi ini sudah sangat kompleks. Mulai dari pencemaran lingkungan, berkurangnya kawasan hijau, sampah yang menumpuk, meningkatnya suhu bumi, dan masih banyak lagi.

Pada April ini, masyarakat di seluruh dunia akan merayakan Hari Bumi. Kegiatan ini diselenggaran guna membangkitkan kesadaran kita akan kondisi dan keberlangsungan bumi yang kita tinggali. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk bumi kita  dan hal itu dapat kita mulai dari langkah kecil.

GIDKP Dukung Kebijakan Kantong Plastik Berbayar | tas souvenir




 Petisi dengan jumlah dukungan sebesar 61.023 tanda tangan ini telah diserahterimakan kepada KLHK. Sejauh ini, GIDKP juga telah membantu Pemda Bandung untuk mulai melakukan implementasi Peraturan Daerah (Perda) Kota Bandung Nomor 17 tahun 2012 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik sejak 2014. 

Bandung adalah kota di Indonesia yang pertama kali memiliki aturan pengurangan penggunaan kantong plastik.

“Jumlah limbah plastik di Indonesia terlalu banyak. Per tahunnya, masyarakat Indonesia menggunakan hampir 10 milyar lembar kantong plastik, dan 95 persennya menjadi sampah. Maka itu, gerakan konsumen macam ini punya potensi besar dalam membawa perubahan,” jelas Siti Nurbaya dalam tanggapan online di halaman petisi #pay4plastic. 

Salah satunya adalah sosialisasi kebijakan dan turut mengawasi implementasi kebijakan.” Sebagai bagian dari dukungan tersebut, GIDKP mengajak masyarakat untuk terus melakukan aksi nyata dengan melakukan Diet Kantong Plastik setiap hari dan mendukung penerapan kantong plastik berbayar, untuk lingkungan yang bebas dari sampah kantong plastik.

 Oleh karena itu, sebagai organisasi yang menggawangi kampanye Diet Kantong Plastik, kami siap sedia membantu pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk dapat beralih sepenuhnya dari ketergantungan pada kantong plastik. 

Koordinator Harian GIDKP, Rahyang Nusantara, menyatakan, “Kami mendukung penuh rencana pemerintah menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar. Akhirnya yang kami cita-citakan menjadi kenyataan. Kami menyadari adanya kebijakan ini perlu diikuti dengan peraturan yang mengikat secara nasional.

“Presiden juga telah memberikan atensi khusus terhadap hal ini. Berdasarkan pendalaman masalah di berbagai kota di Indonesia, beliau memerintahkan adanya regulasi yang dapat mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) secara konkret untuk menyelesaikan persoalan sampah beserta percepatannya di tahun 2016 dan 2017,” jelas Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Mengikuti surat edaran tersebut, KLHK akan mengeluarkan kebijakan kantong plastik berbayar yang diluncurkan bertepatan pada Hari Peduli Sampah Nasional pada 21 Februari 2016 mendatang di 17 kota besar. 

Petisi #pay4plastic yang digencarkan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) sejak tahun 2013 akhirnya mendapat tanggapan positif dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia dengan dikeluarkannya surat edaran Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya nomor SE-06/PSLB3-PS/2015 tentang Langkah Antisipasi Penerapan Kebijakan Kantong Plastik Berbayar Pada Usaha Ritel Modern.


Limbah Plastik sebagai Campuran Aspal Bukan Solusi Pengurangan Sampah Plastik | tas souvenir




Rudi merasa yakin karena jenis plastik yang digunakan sebagai campuran aspal tersebut adalah plastik jenis PP atau PE. PP atau polypropylene ialah bahan plastik yang digunakan untuk kemasan makanan kering, sedotan, kantong obat, penutup botol, dan sejenisnya. Sementara PE atau polyethylene ialah bahan plastik yang digunakan sebagai kemasan minuman atau cairan. “Jadi ya tidak akan melepaskan emisi yang berbahaya,” katanya.

Sebagai informasi, sebelumnya, Direktur Pusat Teknologi Lingkungan (PTL BPPT) Rudi Nugroho, ketika dihubungi oleh Greeners mengatakan, meski menggunakan bahan baku plastik, jalan yang terbuat dari aspal akan tetap aman bagi masyarakat dan tidak akan memunculkan emisi yang membahayakan dari plastik yang telah diolah tersebut dengan komposisi 90% aspal dan 10% sampah plastik.

Bila program pembuatan jalan dengan plastik ini tetap diupayakan, Aliansi Zero Waste Indonesia meminta pemerintah atau kementerian terkait untuk membuka dokumen publik mengenai kajian lingkungan terkait proyek uji coba ini. Mereka juga meminta agar dilakukan penelitian untuk memastikan tidak adanya potensi pencemaran dan dampak kesehatan, baik kepada pekerja maupun penduduk di sekitar lokasi pembuatan jalan serta melakukan uji karakteristik toksik (TCLP, LD-50, dan uji sub-kronis) sesuai PP 101/2014.

“Selain itu, uji potensi pelepasan plastik dan bahan pencemar lainnya akibat proses pelapukan jalan juga harus dilakukan,” tambahnya.

“Sedangkan penempatan plastik di badan jalan berpotensi besar membuat berbagai potensi pencemar berinteraksi lebih dekat lagi ke permukiman dan badan air,” lanjutnya.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 3/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga bahkan secara rinci telah menjelaskan standar kriteria penempatan lokasi TPA, termasuk jaraknya dari lokasi pemukiman penduduk dan badan air karena tingginya potensi pencemaran dari berbagai material yang masuk ke TPA.

Beberapa penelitianmenyatakan bahwa proses melelehkan plastik dapat melepas emisi VOC (Volatile Organic Compound). Bahkan hanya dengan suhu pelelehan 150 derajat Celcius, sudah dapat timbul pelepasan VOC. Semakin tinggi suhu pemrosesan, maka total emisi VOC yang dilepaskan juga meningkat. Oleh karena itu, kajian lingkungan terhadap kandungan gas yang dilepas selama proses perlu dilakukan bahkan setelah jalan plastik ini dilapisi oleh agregat bahan jalan dan telah dioperasikan.

Selain itu, aspal plastik ini juga memiliki potensi racun karena pastik yang digunakan dalam proses pengolahan aspal hanya berubah secara fisik dan membentuk lapisan tipis pada batuan, plastik tersebut tidak terurai. Pada proses pembuatan jalan, aspal plastik diproses pada suhu maksimum 160 derajat Celcius, yang cukup tinggi untuk melelehkan plastik tapi terlalu rendah untuk memastikan degradasi berbagai jenis senyawa beracun.

“Tanpa kajian yang matang dan holistik, terutama terkait dengan potensi timbulan, sirkulasi dan proses daur-ulang berbagai jenis plastik yang sudah ada, solusi latah yang meniru India ini tidak dapat disebut sebagai solusi berkelanjutan dan tidak mencerminkan visi circular economy,” ujar David seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima oleh Greeners, Jakarta, Selasa (22/08).

Sedangkan, Direktur Perkumpulan Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) David Sutasurya dan beberapa anggota Lembaga Swadaya Masyarakat lainnya berpendapat bahwa pemanfaatan plastik untuk campuran aspal tergolong pendekatan hilir (end-of-pipe) dan berpotensi mengganggu aliran daur ulang plastik yang sudah ada. Karena itu mereka menganggap program ini tidak layak untuk dimasukkan sebagai bagian dari aksi nasional untuk reduksi sampah.

Rencana penggunaan limbah plastik sebagai bahan material campuran untuk aspal yang telah diuji coba di Bali oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang bekerjasama dengan Kementeriaan Koordinator bidang Kemaritiman dianggap bukan solusi upaya pengurangan sampah plastik di Indonesia.

Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) mengingatkan bahwa amanat pengurangan sampah plastik pada Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah adalah upaya pengurangan timbulan sampah yang berarti mencegah sampah itu timbul, dengan cara mengurangi konsumsi material dari hulu.














Senin, 16 Oktober 2017

Berkah dari Diet Kantong Plastik

Produk tas belanja |tas promosi



tas promosi


Meski sempat kehilangan plastik yang tak ada di rumahnya untuk membuang sampah, Rita yakin jalan seperti ini akan mengurangi limbah yang susah terurai, apalagi bumi ini ialah titipan untuk anak cucunya kelak. Ya, diet plastik tentunya menjadi berkah sendiri bagi usaha tas belanja ramah lingkungan. Bak promosi secara tidak langsung oleh pemerintah, bisnis yang dia kembangkan ada jalannya sendiri untuk maju dan berkembang.

Dengan modal awal Rp200 ribu, kini Rita telah mendapatkan omzet Rp4 juta pada Maret saja. Rita dan Yuni yakin bisnis ini akan lancar dan terus berjalan selamanya. “Setiap orang pasti selalu belanja, sampai kapan pun. Oleh karena itu, saya pun yakin usaha ini akan jalan terus selamanya,” kata Yuni.

Multiguna Jadi, saya sangat kewalahan hingga harus dibantu tetangga untuk menjahit,” kata Yuni. Tas berbahan blacu untuk ruang barang belanjaan itu terselip di pouch atau dompet ketika tidak terpakai. 

Pouch yang mungil dengan warna motif bermacam-macam ini pun menyatu. Jika dibuka, pouch ini akan berada di luar dan dihiasidengan lukisan tangan bergambar bunga, daun atas tulisan, seperti pot yang sedang berbunga. 

Tak hanya itu, pouch ini pun berguna untuk menyimpan kembalian. Praktis dan tak memakan tempat jika dibawa kemana-mana sekali pun tasnya untuk muatan banyak. 

Fopping ini memiliki empat ukuran yang bisa dipilih, mulai 35 cm x 30 cm hingga 50cmx45cmx15cm. Tak hanya itu, harga yang ditawarkan pun bersahabat dengan kantong masyarakat dengan harga mulai Rp35 ribu hingga Rp75 ibu. 

“Seperti bayi yang baru belajar merangkak, tapi dipaksa untuk berlari,” kata Rita. Bagaimana tidak, Yuni, 50, yang biasanya menghasilkan 20 fopping dalam sehari, kini harus dibantu tetangga dalam memproduksi barangnya lebih banyak untuk pelanggan. “Sehari saya bisa menghasilkan 20 fopping sendirian.

Bersama anggota keluarganya, Rita yang lulusan D-3 Manajemen Rumah Sakit Universitas Indonesia itu sebenarnya menjalankan bisnis sebelum diet kantong plastik ramai belakangan ini. 

Tepatnya, pada 2014 akhir, ia mulai berkolaborasi dengan ibunya, Yuni, 50, yang berprofesi sebagai penjahit untuk menciptakan kreasi dari kain perca seperti bros, dompet, dan tempat kartu identitas. 

Pada Januari 2016, Rita mulai menekuni bisnis barunya, yakni tas belanja dengan tampilan yang unik. Sang ibu yang sempat vakum menjahit karena kanker payudara
mengaku sempat kewalahan menangani pemesanan yang makin menumpuk.

Tas belanja yang dipasarkan dengan sebutan tas fopping (folded shopping bag atau tas belanja lipat) ini kini mulai melejit sejak seruan pemerintah untuk diet plastik didengungkan. “Dua bulan belakangan ini pemesanan terus meningkat di luar dugaan saya,” kata Rita Fathia, 24, pemilik Rtiga. 

SUARA mesin jahit yang terdengar dari luar salah satu rumah perumahan padat penduduk di kawasan Klender, Jakarta timur, ini sengaja dimatikan ketika tim Media Indonesia mamasuki rumah ini, Kamis (7/4). Pemilik rumah lalu memperlihatkan kain yang sudah menyatu dengan benang, bahkan beberapa produk siap dikirimkan ke beberapa pelanggan. Produk itu berupa tas belanja yang telah ditempeli merek Rtiga, yang mengacu pada reuse, reduce, and recycle. 


Nadya Mulya Sudah Terapkan Diet Kantong Plastik 2 Tahun Lalu | tas promosi



"Sempat menyusuri Ciliwung juga, waktu itu belum hamil. Senang juga ada tanggapan pemerintah di mana penggunaan kantong plastik berbayar," pungkasnya.

Tak hanya itu saja, Nadya juga mendukung penuh peraturan pemerintah yang memberlakukan plastik berbayar. Nadya berharap aturan tersebut dapat membantu mengurangi penggunaan plastik di masyarakat.

"Sudah banyak program yang kita lakukan. Kemarin kita lakukan bajak plastik. Pas hamil juga nih, lari-larian di Sudirman car free day, kalau ada yang punya kantong plastik kita tukar dengan kantong belanja dari kain," ungkapnya.

Bergabung dalam gerakan Diet Kantong Plastik, beberapa kegiatan positif sudah dilakukan wanita yang tengah hamil tersebut. Selain bajak plastik, Nadya juga pernah menyisir sampah plastik di sungai Ciliwung.

"Kalau aku sudah bergabung dengan Diet Kantong Plastik sudah hampir dua tahun, sudah cukup lama kan. Aku sudah bilang sama mereka silakan gunakan jasaku, aku sudah menerapkan gaya hidup kalau belanja di supermarket bawa kardus atau kantong sendiri," ujarnya saat ditemui diacara Dialog Kantong Plastik, Gratis VS Bayar, di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (10/6/2016).

Presenter cantik Nadya Mulya ternyata merupakan sosok selebriti yang peduli dengan lingkungan. Salah satu tindakan yang hingga kini tengah menjadi fokusnya adalah diet kantong plastik.


Garda Bangsa kampanyekan "diet" kantong plastik | tas promosi



Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Pembina Nasional Garda Bangsa H Abdul Muhaimin Iskandar dan para pembina lainnya seperti H Abdul Kadir Karding (Sekretaris Jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa), H Imam Nahrowi (Menteri Pemuda dan Olahraga), Moh. Hanif Dhakiri (Menteri Ketenagakerjaan), Muhammad Nasir (Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi), Ketum Perempuan Bangsa Siti Masrifah dan beberapa artis anggota Garda yakni Tommy Kurniawan, Ressa Herlambang, Sandy Midun.

Acara puncak peringatan Harlah Garda Bangsa ke-17 tersebut penuh kegembiraan. Disamping kampanye, Garada Bangsa juga menyuguhkan lari maraton bersama atlet nasional, pertandingan soccer bersama legenda sepak bola Indonesia dan BMX Competition.

"Bagi mereka pecinta alam kita fasilitasi melalui Garda Hijau dan Garda Alam, begitu juga bagi mereka yang suka menulis kita fasilitasi melalui Garda Media. Pokoknya, Garda Bangsa sekarang miliknya anak muda," tegasnya.

Oleh karena itu, Garda Bangsa memfasilitasinya dengan membuat beberapa sayap Garda, yakni Garda Hijau, Garda Cantiq, Garda Gaul, Garda Agan, Garda Media, Garda Cerdas, Garda Bumi dan Garda Pecinta Alam.

Ia pun mengajak seluruh generasi muda Indonesia untuk lebih kreatif, inovatif dan produktif agar mampu bersaing dengan tenaga-tenaga asing yang masuk ke Indonesia.

"Akibatnya, setiap tahun jutaan biota laut mati, seperti penyu, ikan, burung dan lainnya karena terjerat atau menelan plastik. Kondisi seperti ini jangan kita biarkan," katanya.

Berdasarkan data yang diperolehnya, menyebutkan bahwa 80 persen sampah di laut berasal dari daratan, dan 90 persen diantaranya adalah sampah plastik.

"Ini berbahaya untuk kehidupan generasi Indonesia di masa mendatang. Posisi kita sesungguhnya ingin kembali mengajak seluruh insan di Indonesia untuk diet penggunaan kantong plastik, dan beralih menggunakan kantong dari kain yang bisa digunakan berulang-ulang kali. Apalagi kita berada di ranking ke dua pengguna kantong plastik di dunia," katanya.

Menurut Ketua Umum DKN Garda Bangsa, Cucun A Syamsurijal, kampanye diet kantong plastik dilakukan karena Garda Bangsa miris melihat ranking Indonesia dalam penggunaan kantong plastik, padahal semua orang di negeri ini sudah paham kalau kantong plastik sulit untuk didaur ulang oleh bakteri-bakteri alam.

Dalam kampanyenya Garda Bangsa mengerahkan Garda Cantiq untuk membagi-bagikan tas kain berwarna hijau kepada setiap insan yang memadati acara tersebut.

Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa mengkampanyekan diet kantong kresek atau kantong plastik dalam Puncak Peringaran Hari Lahir (Harlah) Garda Bangsa ke-17 di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu.









Jumat, 13 Oktober 2017

Cukai Diyakini Ampuh Kurangi Sampah

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendukung rencana cukai plastik | spunbond tangerang

spunbond tangerang



"Skema cukai tersebut dijalankan secara bertahap. Sasarannya adalah kantong plastik, setelah itu kemasan minuman, dan produk untuk rumah tangga," imbuhnya.

Sudirman mengklaim, jika penerapan kantong plastik berbayar sebelumnya telah berhasil mengurangi penggunaan kantong plastik hingga 58%. Uji coba kantong plastik berbayar ini telah dilakukan pada tahun lalu dengan mengikutsertakan 535 ritel yang tersebar di 25 kabupaten dan kota seluruh Indonesia.

"Kita harus sepakat untuk mengendalikan kemasan plastik. Jika berdebat terus dengan industri maka tidak akan ketemu jalan keluarnya," imbuhnya.

Menurutnya, bioplastik dan barang sejenisnya yang mudah terurai harus terus dikembangkan. Saat ini KLHK sedang menunggu kesiapan pemerintah daerah untuk mendukung program pengurangan sampah melalui kantong plastik berbayar.

"Prinsipnya, kita akan mengarah kepada penggunaan plastik yang ber-SNI. Sertifikasi tersebut kan sudah ada sejak 2016 lalu," kata Sudirman kepada Bisnis, Rabu (30/8/2017).

R. Sudirman, Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menyampaikan cukai plastik adalah salah satu cara untuk menanggulangi sampah. Plastik saat ini menyumbang kontribusi terbesar dari total sampah di tempat pembuangan akhir dan sungai. Industri plastik diminta segera menyiapkan produk sampah yang mudah terurai.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendukung rencana cukai plastik sebagai salah satu cara mengurangi sampah yang tidak ramah lingkungan.


Strategi Kementerian Kelautan Kurangi Penggunaan Kantong Plastik | spunbond tangerang



Ini bermakna besar dalam menyadarkan kita semua atas besarnya kontribusi sampah plastik Indonesia ke laut dan pentingnya pengurangan kantong plastik. Membawa tas belanja sendiri untuk setiap kali berbelanja dan membawa botol minuman sendiri untuk mengurangi penggunaan botol minuman sekali pakai adalah benang merah atas terwujudnya laut Indonesia bebas sampah plastik. Agar menghasilkan ikan yang sehat untuk mendukung kebutuhan protein manusia," kata dia.

Nilanto menuturkan, meski kampanye ini merupakan salah satu langkah sederhana, diharapkan bisa berkontribusi besar pada pengurangi konsumsi plastik dan sampah plastik di dalam negeri.

"Kampanye Laut Bebas Plastik melakukan penggalangan dukungan seperti dengan swipping kantong plastik diganti dengan kantong ramah lingkungan," ungkap dia.

Dalam kampanyenya, Nilanto menitip pesan agar pedagang tidak menawarkan kantong plastik kepada pembeli. Pesan ini diharapkan dapat diteruskan oleh para pedagang ikan kepada para pembeli.

"Kampanye Laut Bebas Plastik digaungkan dalam bazar ini untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Tidak dapat dipungkiri banyak kantong plastik digunakan oleh pedagang dan pembeli. Seruan pengunjung bazaar lingkup KKP agar membawa tas belanja ramah lingkungan dilakukan satu hari sebelum pelaksanaan kampanye," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (12/9/2017).

 Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mulai mengkampanyekan Laut Bebas Plastik kepada masyarakat. Kampanye ini salah satunya dalam rangka mengurangi penggunaan kantong plastik oleh masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan sektor kelautan dan perikanan.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Nilanto Perbowo mengatakan, kampanye ini dimulai dengan acara bazar produk hasil perikanan di Kantor KKP pekan lalu. Dalam kampanye ini, KKP mengangkat tema Gerakan Bersama Singkirkan dan Urusi Sampah Plastik atau disingkat Bususi.

Mahasiswa UGM Ciptakan Tas Ramah Lingkungan | spunbond tangerang



Nadia menjelaskan, sasaran produk BEST adalah kaum hawa mulai pelajar, mahasiswa maupun dewasa. Karena pada dasarnya, kaum hawa memiliki minat belanja yang sangat tinggi. Selain itu, pada saat travelling juga membutuhkan tas dengan kapasitas yang besar namun tetap fashionable agar tidak terkesan norak. "Kami berharap BEST dapat memberi solusi saat shopping maupun travelling dengan mengedepankan konsep ramah lingkungan namun tetap tampil fashionable," ujar Nadia.

Sedangkan untuk bahan bagian dalam, menggunakan WP Parasut yang bahan ini tahan air dan mudah dibersihkan. Bahan ini cocok saat digunakan membawa sayur atau buah yang berair dan barang yang mudah tumpah.

BEST juga memiliki kualitas bahan yang bagus, yakni menggunakan kain kanvas di bagian luar, sehingga tampil trendi dan kekinian. Kain kanvas juga dapat menyesuaikan ukuran sesuai dengan fungsi utama BEST yang dapat diperbesar.

Kelebihan lainnya, pada bagian dalam atas terpasang saku yang diperuntukkan untuk menyimpan handphone atau dompet sehingga lebih mudah dijangkau tangan. “Tidak seperti totebag pada umumnya, BEST dapat diperbesar jadi cocok untuk belanja bulanan," kata Nadia.

Perbesarannya bisa mencapai 48 persen dari ukuran normal, yang tadinya sekitar 12 liter menjadi 17,5 liter. Selain itu, BEST juga dilengkapi dengan jaring di bagian atas, sehingga jika memuat barang dalam jumlah banyak tidak akan tumpah dan tetap aman.

Adapun kelebihan BEST dibandingkan totebag yang beredar di pasaran terletak pada segi kapasitasnya. BEST dilengkapi dengan resleting di bagian sisi kanan dan kiri, tujuannya agar tas bisa diperbesar sehingga bisa memuat barang dalam jumlah banyak.

Di sisi lain, saat ini masyarakat lebih suka sesuatu yang praktis, mudah dibawa kemana-mana, serta dapat digunakan untuk travelling dan shopping. Melihat potensi itu, Nadia dan kawan-kawannya mencoba untuk memodifikasi tas seperti totebag menjadi tas multifungsi tapi tetap fashionable. Lantaran mereka ingin mendukung Gerakan Indonesia Bebas Sampah 2020.

Menurutnya, sebagai salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki banyak pusat perbelanjaan, setiap harinya Yogyakarta dapat menghasilkan sekitar 220 ton sampah. Namun hanya 80 persen yang terangkut ke pembuangan sampah, sedangkan sisanya masih belum bisa ditangani.

BEST sendiri termasuk salah satu karya yang lolos didanai Dikti pada ajang PKM bidang Kewirausahaan (PKM-K) tahun ini. "Sebagai tas ramah lingkungan, BEST hadir untuk menjadi solusi alternatif atas permasalahan sampah kantong plastik yang ada di Yogyakarta," kata Nadia.

Adapun penggagas BEST terdiri atas lima mahasiswa, yaitu Nadia Atina Solihati (FK), Adi Wahyu Saputra (FEB), Evita Dwi Nastiti (FK), Fajar Arumningtyas (FK) dan Bernadheta Sari Jasmine (FT). Mereka didampingi oleh dosen pembimbing Arta Farmawati (Departemen Biokimia FK UGM).

Mahasiswa UGM menciptakan tas ramah lingkungan dengan gaya kekinian. Tas yang diberi nama BEST atau Baggy Expert of Shopping & Travelling ini merupakan produk inovasi totebag dengan konsep ramah lingkungan dan fashionable.








Rabu, 11 Oktober 2017

Bikin Tas Belanja dari Kaus, Murah & Ramah Lingkungan

Tas belanja daur ulang kini menjadi bagian tren masa kini | spunbond sablon

spunbond sablon


Kaus berukuran lebih besar cocok untuk berbelanja di pusat toko grosir, meski kaus anak-anak pun bisa digunakan. Menariknya, kaus yang digunakan bisa polos atau berpola

Yup, Anda harus mengorbankan satu kaus dari lemari. Kaus lama juga boleh asal tidak ada lubang. Ingat Anda hendak membuat tas! Jangan pula ada noda sebab percuma, bukankah kita ingin menghindari tas 'jelek'?

Serius, bahkan bagi mereka yang tak memiliki skil menjahit nol, bisa membuat sendiri tas dari bahan kaus tanpa kerah selama beberapa jam. Tas ini bisa kuat, memiliki ruang besar dan Anda bisa membuatnya cantik seperti yang Anda inginkan.

Betul Anda bisa membelinya di toko grosir. Harganya bisa mencapai Rp 30 - Rp50 ribu. Anda juga bisa memesan di toko online dan berisiko membeli tas mahal. Tas daur ulang ramah lingkungan, mestinya tak perlu mahal. Solusi termudah: buat sendiri tas belanja Anda.

Tas belanja daur ulang kini menjadi bagian tren masa kini, tentu saja dengan alasan baik, tidak hanya karena ramah lingkungan ketimbang tas plastik, tapi juga karena nyaman digunakan. Masalahnya, tas daur ulang kadang kurang cantik dalam desain atau malah mahal.

Di Tangan Desainer Dunia, Tas Belanja ke Pasar Kini Berharga Rp 7 Jutaan| spunbond sablon



Masih ada lagi, yaitu sandal jepit yang sering kita sebut 'sandal Swallow' warna putih dan strap karetnya berwarna biru. Biasanya dibanderol dengan harga belasan ribu rupiah di pasar atau warung. Lalu sandal yang serupa diberi label Nike dengan nama Nike Solarsoft Thong II, dan kini harganya jadi Rp 300 ribuan.

Bukan cuma Marni saja, loh, brand high-end yang dapat inspirasi dari barang yang eksis di pasar. Balenciaga sempat viral tahun lalu karena merilis tas super besar warna-warni yang juga identik dengan tas pasar. Nggak tanggung-tanggung, Balenciaga membanderol tasnya sampai dengan harga Rp 20 jutaan.

Merek Italia yang digawangi Consuelo Castiglioni itu lantas membanderol tas anyaman mulai dari Rp 2 jutaan untuk tas ukuran kecil, dan yang termahal US$ 449 senilai Rp 7,1 juta. Melihat dari situs resminya, sekarang tas tersebut sudah terjual habis.

Hasil penjualan tas-tas edisi terbatas itu akan ditampung oleh organisasi non profit yang bergerak di bidang kemanusiaan, bernama Vimala Association. Nantinya hasil penjualan yang terkumpul digunakan untuk restorasi sekolah-sekolah di India untuk 50 anak berkebutuhan khusus, seperti dikutip situs Marni.

Tas yang mirip dengan tas pasar ala Marni itu lalu dinamai 'Marni Charity Basket' yang sebenarnya sudah rilis lumayan lama, sekitar dua tahun lalu. Tas ini juga punya misi kemanusiaan di baliknya, yaitu dibuat untuk mensejahterakan anak-anak terlantar dan kurang beruntung di India, Brazil, Afrika dan beberapa negara lain.

Marni, brand mewah asal Italia ini memang dikenal dengan desain yang playful dan vintage. Brand ini jadi favorit seleb Hollywood, mulai dari Kristen Dunst, Emmy Rossum, January Jones dan masih banyak lagi.

Di Indonesia, tas anyaman berwarna-warni yang biasa wara-wari di pasar itu biasa dihargai Rp 20 ribuan. Tapi setelah dilabeli merek Marni, dari Italia, harganya melonjak jadi US$ 200 atau Rp 2,7 juta untuk tas ukuran kecil.

Jangan sepelekan tas anyaman yang biasa dibawa ibu-ibu belanja ke pasar. Tahu-tahu, tas yang biasa dihargai puluhan ribu ini justru jadi inspirasi desainer dunia dan sukses membuat fashion statement.


Lagi, Tas Belanja Emak-Emak Dicomot Desainer & Dihargai Rp 5 Juta | spunbond sablon




Melihat model tas yang mirip dengan keranjang seharga kurang dari Rp 20 ribu ini, apakah kalian tertarik membelinya KLovers? Jangan lupa bagikan pendapatmu soal keberadaan tas unik .

Marni telah membuka gerai penjualan tasnya di sejumlah kota besar duni seperti New York, Beijing, Shanghai, Sydney, Hong Kong, dan Tokyo. Tas keranjang ini pun tersedia dalam berbagai model, mulai dari clutch hingga tote bag yang memiliki ukuran besar.

Usut punya usut brand Italia yang didirikan oleh Consuelo Castiglioni ini juga jadi salah satu langganan seleb Hollywood. Kirsten Dunst adalah selebritis yang ketahuan pernah menenteng tas Marni tapi bukan tas keranjang emak-emak ini. Kelebihan lain dari tas Marni adalah tidak adanya lisensi seperti yang sering dimiliki tas mewah seperti Prada, Hermes, atau Louis Vuitton.

Tas yang mirip dengan keranjang belanja Ibu-Ibu ini punya warna-warna yang mencolok dan dihargai mulai dari Rp 2 juta sampai Rp 5 juta. Tentu saja tas jinjing ini tidak digunakan untuk mewadahi sayur, ikan, telur, dan bahan pokok lainnya dong KLovers. Sayang banget kan tas berharga mahal dibawa ke pasar?

Salah satu brand Italia, Marni, nampaknya mengikuti jejak Balenciaga. Bila Balenciaga memproduksi tas mahal dengan model seperti tas IKEA atau tas bed cover, maka Marni memproduksi tote bag anyaman yang mirip banget dengan tas belanja Ibu-Ibu Indonesia ke pasar. Iya, tas yang sempat jadi viral gara-gara dikenakan bule ke mal itu lho KLovers! 

Ada sejumlah fashion statement yang mengambil ide dari barang sehari-hari. Uniknya, setiap item fashion tersebut dibanderol dengan harga yang tidak murah. Maka dari itu mulai sekarang jangan remehkan hal-hal biasa seperti keset, caping, atau tas belanja ke pasar KLovers. Siapa tahu malah bisa diubah jadi ladang penghasilan.





Jumat, 06 Oktober 2017

Sayangi Lingkungan, Kantongi Untung Rp35 Juta/Bulan

Mengurangi konsumsi kantong plastik | spunbond printing

spunbond printing



“Pemain baru akan terus muncul. Namun, asal kita memberikan layanan memuaskan dan menghasilkan model baru, konsumen pasti akan loyal.” 

Rasyid mengungkapkan, bisnis tas lipat yang dijalaninya saat ini masih memiliki prospek cerah untuk beberapa tahun mendatang. Meskipun saat ini banyak pesaing baru bermunculan, dia tak gentar untuk berkompetisi secara sehat.

Derasnya jumlah permintaan konsumen, membuat Rasyid mendulang untung. Hal ini karena margin keuntungan usaha tas lipat spunbond cukup besar yang mencapai  40%-50% per tas. Jadi, jika dia menerima pesanan 10.000 tas per bulan dengan harga rata-rata tas Rp7.000 rupiah, keuntungan bersih yang didapat Rasyid sekitar Rp35 juta tiap bulan.

“Banyak perusahaan yang memesan tas model baru untuk promosi awal tahun. Satu perusahaan bisa memesan hingga 5.000 tas. Jumlah tersebut diluar model yang kami buat untuk pasar ritel,” tambahnya.

Dalam sebulan, Rasyid mendapat permintaan tas lipat spunbond mulai dari 5.000—10.000 tas. Jumlah tersebut mengalami peningkatan menjelang akhir tahun.

Untuk kualitas tas, dia membedakan tas untuk ekspor dan konsumen lokal. Dia menggunakan bahan spunbond kelas satu dan kualitas jahitan yang rapi sesuai permintaan konsumen luar negeri. Perbedaan kualitas membuat Rasyid harus membedakan harga jual tas. Harga tas lipat untuk ekspor berkisar antara Rp7.000—Rp10.000. Sedangkan tas kualitas lokal dibandrol mulai dari Rp4.000—Rp7.000 untuk tas ukuran standar 30cm x 40cm.

“Saya sudah mengekspor tas lipat ke Jepang, Singapura, Australia, hingga Abu Dhabi. Perusahaan asing ini order ke saya karena harga relatif murah, tetapi kualitas tetap baik,” katanya.

Rasyid mengungkapkan, pelanggan terbesar datang dari perusahaan atau korporasi. Mereka ingin dibuatkan goody bag yang diperuntukkan sebagai media promosi perusahaan. Selain perusahaan lokal, Rasyid pun kebanjiran order dari perusahaan asing.

Rasyid menyiapkan modal sebesar Rp10 juta untuk membuka tempat produksi. Modal tersebut dialokasikan untuk membeli mesin jahit, alat sablon, dan gulungan bahan spunbond. Dia menggunakan teknik jahit konvensional [handmade] agar bisa memenuhi semua permintaan mereka.

“Pada mulanya, konsumen pesan untuk keperluan pribadi. Jumlahnya tak banyak. Karena tak punya mesin, saya masih memberikan kepada beberapa produsen besar dengan sistem maklun. Namun, karena pesanan makin banyak, saya akhirnya membuka bengkel sendiri,” ujarnya.

Untuk model tas lipat, Rasyid mengaku terinspirasi dari beberapa perempuan yang dia temui di jalan. Perempuan yang ditemuinya tersebut membuka tas belanja yang bisa dilipat menjadi dompet. Dia lantas coba mendesain tas lipat dengan caranya sendiri. Setelah desain rampung, dia mengunggah gambar tas lipat buatannya di blog. Ternyata, banyak pengunjung blog yang suka dengan model tersebut dan minta dibuatkan tas lipat.

Rasyid memproduksi tas praktis yang ramah lingkungan ini di daerah Pisangan Baru, Jakarta Timur. Dia telah menjalani bisnis tersebut sejak 2007 di bawah bendera CV Souvenir Online. Awalnya, konsumen minta dibuatkan tas berbahan kertas. Namun, karena permintaan tas spunbond terus meningkat, dia pun beralih menggunakan bahan tersebut. Spunbond memiliki kelebihan dibanding plastik dan kertas di antaranya murah, mudah disablon, gampang dibentuk, dan kuat.

Berkaca dari hal ini, banyak produsen ingin meraih laba lewat popularitas tas spunbond. Salah satu pelaku usaha yang ikut kebagian untung adalah Rasyid, 31. Agar dilirik konsumen, dia tak hanya menggunakan bahan spunbond, tetapi membuat model tas yang menarik yaitu tas lipat.

Menilik dari permasalahan tersebut, banyak pihak mulai menggaungkan jargon ramah lingkungan. Salah satu caranya adalah mengurangi konsumsi kantong plastik. Hal ini membuat tas berbahan dasar non-plastik naik daun. Contohnya, spunbond yang terbuat dari campuran kertas dan katun. Selain kuat menahan beban hingga bisa digunakan berkali-kal, material ini juga ramah lingkungan karena mudah hancur.

 Gaya hidup masyarakat modern yang serba instan membuat konsumen menggunakan kantong plastik sebagai kemasan karena praktis dan murah. Sayangnya, karena tak bisa didaur ulang, kantong plastik justru membuat masalah baru yakni menambah populasi sampah.

Setelah Heboh Tas Pasar Kini Ramai Tas Es Kopi, Tertarik Beli? | spunbond printing



Namun kabar baiknya, tas ini sudah dapat dipesan secara online di situs pribadi Wheniwasfour. Untuk harganya dibandrol sekitar US$14,70 atau hampir Rp 200 ribu . Yah, paling tidak harganya tidak mencekik seperti tas pasar Dolce & Gabbana atau Balenciaga ya.

Tren fashion ini diperkirakan akan menjadi gebrakan laris untuk pecinta fashion di Singapore. Kopi Dabao Bag akan meluncurkan 'shoulder bag' untuk koleksi perdananya. Duh, dengan tali setipis itu, bisa bayangin gak sakitnya di pundak?

Wheniwasfour, produsen lokal tas unik ini, menamai tas temuan mereka dengan nama 'Kopi Dabao Bag', yang artinya 'tas kopi take-away'. Tas nyeleneh ini dbuat dari kain PVC berwarna coklat yang menyerupai warna es kopi. Bahkan, talinya pun dibuat setipis mungkin menyerupai dengan tali jinjing plastik.

Usut punya usut, tas ini mengusung kearifan lokal masyarakat Singapore lho. Sekedar informasi, di Singapore sana apabila membeli minuman di kedai kopi untuk dibawa pulang, bukannya diberi gelas, kamu justru akan diberi kantong plastik dengan pegangan tali elastis. Tinggal dimasukkan sedotan, lalu es kopi siap diminum. Rasanya hampir mirip seperti di Indonesia, ya?

Entah kemana kiblat fashion saat ini. Namun, ide kreatif designer ini sungguh di luar dugaan. Setelah para fashionista sempat dihebohkan dengan munculnya tas pasar dari designer kenamaan Dolce & Gabbana, kini label dari Singapore pun mengikuti jejaknya. Tidak ingin kalah, tas dari brand lokal Wheniwasfour ini mengusung tema es kopi untuk produk terbarunya.

Siapa sih yang tidak suka mengoleksi tas? Kebanyakan wanita pasti memiliki lebih dari satu tas yang digunakan untuk acara berbeda. Kalau kamu kepikiran untuk menambah lagi koleksi tasmu, mungkin ini bisa menjadi inspirasi.

Perajin Tas Spunbond Dapat Binaan Tasimin Centre | spunbond printing



Dia juga menyebutkan, dalam pekan ini Tasimin Centre akan menguncurkan bantuan tanpa anggunan sebagai modal usaha kepada 300 pelaku UKM yang terdapat di kawasan Medan Utara.

"Tasimin Centre punya obsesi terhadap pelaku UKM berkembang, harus didukung dengan modal usaha, pembinaan serta mencarikan peluang pasar. Bila ini  terwujud akan dapat menumbuhkembangkan sebuah usaha," katanya.

Dikatakannya,Tasimin Centre dalam gebrakannya menghidupkembangkan UKM khususnya yang ada di kawasan Medan Utara, bukan hanya sekedar memberikan pinjaman modal tanpa bungga dengan menjalin kerja sama dengan sebuah bank, tetapi juga memberikan pembinaan, pelatihan manajemen dan ikut serta mencari peluang pasar produk pelaku usaha.

Secara terpisah, pendiri Tasimin Centre, Tasimin MT kepada MedanBisnis mengatakan, Setelah Tasimin Centre dideklarasikan pada pertengahan tahun 2014 ada sekitar 300 pelaku UKM yang mendapat pembinaan, termasuk usaha pembuatan tas berbahan spunbond.

Untuk mengembangkan usahanya itu, Syaiful kini telah mempekerjaan empat tenaga kerja dari warga sekitar. Sedangkan modal dan pemasaran turut dibantu oleh Tasimin Centre.

Usaha yang dilakukan Syaiful bersama istrinya, Kristina Br Pasaribu ini berawal dari usaha sampingan sebagai penjahit konveksi. Setelah mendapat pembinaan dari sebuah lembaga sosial Tasimin Centre tahun lalu, usahanya dikembangkan dengan usaha kreatif pembuatan tas berbahan spunbond. "Kalau dibandingkan sebelum memperoleh pembinaan, penghasilan saya sangat minim, syukurlah ada sebuah lembaga yang peduli memberikan bantuan dan pembinaan," ujar Syaiful. 

Spunbond adalah jenis kain seperti jaring, yang tidak dibuat melalui proses tenun. Sering juga disebut kain kapas atau pun kertas, kain ini dibikin dengan ikatan serat secara mekanik, termal, atau proses kimia. Sedangkan harga kain spunbond dibeli Syaiful di Pusat Pasar Medan Rp 450 ribu per rol.

Syaiful mengaku, saat ini pesanan tas spunbond  rata-rata dalam sepekan bisa mencapai 1.000 buah. Tas pesanan ada berbentuk undangan pesta perkawinan, seminar, pesanan toko sovenir, rumah sakit, caleg, perguruan tinggi dan tas anak TK dari harga per buah Rp 5.000 hingga Rp 12 ribu. Dari usaha itu, ayah 4 orang anak tersebut berpenghasilan Rp 12 juta per bulan.

Keunggulan lain, katanya, dari kain kapas ini bisa didaur ulang, bebas racun, tahan bahan kimia, dan mudah dibentuk merupakan alasan lain mengapa spunbond kerap digunakan sebagai bahan pembuat tas.

Ditemui MedanBisnis di tempat usahanya, Ahad kemarin, Syaiful yang setia berada pada mesin jahit yang menjadi tumpuan hidupnya menuturkan, tas berbahan spunbond kini semakin banyak diminati. Terutama sebagai bahan 'goody bag' (tas cenderamata), karena harganya yang lebih murah dibanding dengan kain atau plastik lainnya. 

Setelah mendapat pembinaan dari Tasimin Centre, sebuah lembaga sosial yang peduli terhadap Usaha Kecil Menengah (UKM) di kawasan Medan Utara, pelaku usaha  kreatif inipun kewalahan menangani pesanan yang masuk.

Aneka hajatan keluarga ataupun kegiatan yang menghadirkan banyak orang menjadi ladang rezeki bagi perajin tas berbahan spunbond. Seorang di antaranya, Syaiful warga Pasar III Barat, Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan.




Kamis, 05 Oktober 2017

Hari Peduli Sampah, Pemkot Solo Kampanyekan Tas Ramah Lingkungan

Wali Kota Solo Rudy FX Hadi Rudyatmo kampanyekan tas anyaman


spunbond murah jakarta


"Para pengusaha retail ini kan punya CSR (Corporate Social Responsibility) yang bisa digunakan untuk pembuatan tas dari kain atau dari anyaman bambu. Tas ini kan tidak sekali pakai," paparnya. 

Bahkan, saat peluncuran gerakan Lestarikan lingkungan pada acara peringatan Hari Peduli Sampah Nasional, Rudy pun tanpa sungkan melayani masyarakat yang hendak berbelanja sayur-sayuran dengan menyodorkan tas ramah lingkungan.

Kedua, dengan menggunakan tas dari anyaman atau kain jelas akan membuka peluang usaha di masyarakat. Dengan dipergunakannya tas dari anyaman atau kain, masyarakat bisa diberdayakan untuk membuatnya agar perekonomian masing-masing meningkat.

Pertama, dengan menggunakan tas dari anyaman atau kain, tidak akan menambah volume sampah karena bisa dipergunakan lagi dan tahan lama.

Menurut Rudy, pengusaha retail lebih baik menyediakan tas dari kain atau anyaman bambu dibandingkan kantong plastik. Ada beberapa alasannya.

"Saya menolak apabila ada tas plastik berbayar karena yang mampu bayar tetap akan memilih tas plastik karena lebih praktis. Dan kondisi itu tidak akan mengurangi jumlah sampah plastik. Malah justru sebaliknya akan menambah jumlah sampah," ujarnya di area Car Free Day Solo.

Namun sebaliknya, penggunaan tas plastik tersebut justru akan menambah penumpukan sampah di Kota Solo.

Menurut Rudy, dirinya sangat tidak setuju apabila ada sistem tas plastik berbayar saat berbelanja di toko atau pasar. Pasalnya, penggunaan tas plastik berbayar dinilai bukanlah solusi mengurangi penggunaan plastik.

Dalam kampanye tersebut, Wali Kota Solo Rudy FX Hadi Rudyatmo meluncurkan gerakan menggunakan tas yang terbuat dari anyaman sebagai pengganti tas plastik. Tas anyaman itu diyakni ramah lingkungan.

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengampanyekan Lestarikan Lingkungan dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2016 yang digelar di Ngarsopuro, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah, Minggu (21/2/2016).

Pungutan Rp 200 Tak Ampuh Kurangi Konsumsi Kantong Plastik | spunbond murah jakarta



"Hanya Rp 200 bukan alasan masyarakat setop belanja, mana berarti buat mereka. Wong lima kantong saja cuma bayar Rp 1.000 kok. Kalau semua menerapkan termasuk pasar tradisional tidak ada yang bisa bermigrasi dan harganya perlu dinaikkan minimal Rp 1.000 per lembar lah," kata Tulus. 

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan kebijakan kantong plastik berbayar Rp 200 ternyata tidak cukup ampuh menurunkan konsumsi kantong plastik di toko modern. Apalagi pasar tradisional masih bebas bertransaksi dengan kantong plastik non-berbayar.

Harga kantong plastik Rp 200 masih dianggap murah dan kantong altenatif disebut kemahalan, sehingga membuat konsumsi kantong plastik tidak turun signifikan. Karena 50-60 persen konsumen masih menggunakan kantong kresek," ucapnya.

Natalya menambahkan kantong belanja alternatif yang ditawarkan toko modern masih disebut mahal oleh konsumen. Ia menyebut harga paling murah kantong belanja alternatif sebesar Rp 4.900 per buah dan paling mahal yang dipatok Ace Hardware dengan harga Rp 69.900 per kantong.

Ketiga, 12 responden lain mengaku tidak ada kantong belanja alternatif, keempat, harga kantong plastik masih terjangkau sebanyak 43 responden dan terakhir, karena praktis sebanyak tiga responden.

"Dari 222 responden, 159 orang memberkan alasan tetap pakai kantong plastik dan 63 orang lain tidak menggunakannya," katanya.

Dilihat dari alasan konsumen tetap membeli kantong plastik, sambungnya, pertama karena tidak membawa kantong belanja sendiri sebanyak 83 orang. Alasan kedua, belanjaan terlalu banyak dengan 18 responden.

"Tapi dari total 103 responden yang tidak menggunakan plastik, 40 orang diantaranya menyatakan tetap pakai kantong plastik selama belum ada kantong plastik belanja alternatif dan harga kantong plastik lebih masih terjangkau," tutur Natalya.

Ia mengatakan dari 222 responden, sebanyak 83 responden masih menggunakan rata-rata kantong plastik ketika berbelanja sebanyak kurang dari tiga kantong. Sebanyak 29 responden menggunakan tiga-empat lembar kantong dan lebih dari empat kantong pada tujuh responden.

Sementara konsumen yang tidak menggunakan kantong plastik atau membawa tas belanja sendiri mencapai 103 responden atau 46,4 persen.

Dari pengamatan jumlah transaksi selama 10 menit pada kasir, diperoleh transaksi tertinggi selama 10 menit adalah 21 transaksi dengan 10 konsumen di antaranya masih menggunakan kantong plastik.

Penurunan jumlah transaksi pembelian kantong plastik di satu retail atau 4 persen. Yang menyatakan tidak ada 13 retail atau 52 persen dan tidak tahu 11 retail atau 44 persen. Tapi itu kan klaim si kasir," ujar Natalya di Jakarta, Rabu (13/4/2016).

Peneliti YLKI Natalya Kurniawati menjelaskan terjadinya penurunan jumlah konsumsi kantong plastik pada konsumen sebesar 64 persen dari 16 retail. Sementara yang menjawab tidak ada penurunan sebanyak sembilan retail atau 36 persen.

Survei tersebut melibatkan 222 responden dengan sampel penelitian 15 nama retail modern dari 25 retail yang berlokasi di DKI Jakarta. Terdiri atas kategori 11 minimarket, supermarket, dan hypermarket, serta enam departement store.

Dalam survei tersebut juga ditarik kesimpulan bahwa penyebab belum turunnya konsumsi kantong plastik karena berbagai alasan. Mulai dari harga yang terlalu murah Rp 200 per lembar sampai kantong alternatif yang kemahalan.

Program diet kantong plastik hampir sebulan berjalan. Namun penggunaan kantong plastik masih marak di toko-toko modern di Jakarta. Hal tersebut terungkap dalam survei dengan tajuk "Efektivitas Uji Coba Kantong Plastik Berbayar" yang dilakukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). 

Kebijakan Kantong Plastik Berbayar Kembali Berlaku? | spunbond murah jakarta



“Selama masa uji coba, pengelola ritel modern melaporkan pengeluaran kantong plastik kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Aprindo dan hasilnya menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah,” terangnya.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), terlihat penurunan penggunaan kantong plastik sebesar 25-30 persen selama masa uji coba tiga bulan pertama, di mana 87,2 persen masyarakat menyatakan dukungannya dan 91,6 persen bersedia membawa kantong belanja sendiri dari rumah. 

Setelah mempertimbangkan secara masak dampak yang berkembang, kami memutuskan menggratiskan kembali kantong plastik di seluruh ritel modern, mulai 1 Oktober 2016 hingga diterbitkannya Permen KLHK yang berkekuatan hukum,” jelas Roy N. Mandey, Ketua Umum Aprindo.

Roy N. Mandey menuturkan, tujuan diterapkannya program kantong plastik berbayar tidak lain untuk mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi jumlah penggunaan kantong plastik di Tanah Air. Sebelumnya, uji coba serupa berhasil dijalankan selama periode 21 Februari hingga 31 Mei 2016.

"Bulan ini bisa selesai kalau cepat pembahasan. Draft sudah jadi tinggal kita undang lintas sektor dan peritel. Bulan ini akan terbit, akan langsung berlaku. Ini kan sekarang sudah ada sosialisasi, uji coba juga sudah selesai,"‎ tandas dia.

Sebelumnya pada 1 Oktober 2016, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memberhentikan program kantong plastik berbayar yang dijalankan toko ritel modern di seluruh Indonesia, terhitung 1 Oktober 2016 sampai dengan diterbitkannya peraturan pemerintah yang berkekuatan hukum. Langkah tersebut diambil menyusul adanya pro-kontra yang terjadi di berbagai daerah.

Tuti menegaskan, menargetkan Kepmen tersebut bisa segera diterbitkan pada bulan ini. Dengan demikian aturan mengenai kantong plastik berbayar ini akan kembali berlaku.

"Sedang dibahas dengan Pemda dan nanti melibatkan sektor terkait. Kemarin baru 3 bulan (uji coba) secara nasional. Kita mau tahu hasilnya seperti apa, masukan seperti apa, masalahnya seperti apa, ini jadi bahan untuk kita buat Kepmen itu," jelas dia.

Tuti menyatakan, draft‎ Kepmen tersebut telah selesai disusun. Namun saat ini pihaknya masih harus membahas dan meminta masukan kepada pihak-pihak terkait seperti Kementerian Perdagangan (Kemendag), pemerintah daerah (Pemda), ‎dan para pelaku usaha.

"Ini kami sedang menyusun Kepmen-nya. Kalau Kepmen-nya sudah keluar akan dikenakan lagi," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Minggu (9/10/2016).

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya KLHK Tuti Hendrawati Mintarsih mengatakan, penerapan kembali aturan kantong plastik berbayar masih menunggu keluarnya Keputusan Menteri (Kepmen) LHK sebagai payung hukum. Saat ini aturan tersebut masih digodok oleh kementerian tersebut.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan kembali menerapkan aturan kantong plastik berbayar di ritel modern. Saat ini aturan tersebut dihentikan sementara oleh para pengelola ritel modern yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).





Rabu, 04 Oktober 2017

Kurangi Plastik, Dinas Perdagangan Purwakarta Siapkan Green Produk

Kantung kertas green produk solusi pengganti kantung plastik | spunbond indonesia

spunbond indonesia



"Targetnya kan pengurangan sampah plastik, sementara dasar hukumnya belum diterima oleh pemerintah di daerah. Sementara, gerak laju perekonomian tidak bisa ditentukan, sekalipun dalam hal ini pemakaian kantong plastik dalam ukuran besar," pungkas Iis.

Kabid Perdagangan Diskop, UMKM, Perindag Purwakarta Iis Sri Sugiharti menilai, masyarakat Indonesia saat ini belum memiliki kesadaran khususnya dalam melakukan pemilahan sampah. Khususnya kantong plastik, sejauh ini masih menjadi kebutuhan yang tak bisa dipisahkan dari aktifitas perdagangan. Perlu ada aturan yang mendasari, dan solusi lain sebagai pengganti terbaik dari kantong plastik tersebut.

"Semisal menggunakan daun jati, daun pisang, daun jagung, dan beberapa bahan lain yang mudah terurai oleh tanah. Pada prinsipnya, kami menginginkan ada pola tertentu saat kebijakan pengurangan plastik, dengan menyiapkan sarana lain. Semisal jika kantong plasti mesti dikurangi, berarti ada pengganti yang lebih baik dari kantong plastik," kata Nizar.

Senada disampaikan Kabid UMKM, Diskop, UMKM Perindag Purwakarta Muhammad Nizar. Menurutnya, untuk memasyarakatkan konsumen cerdas dan bisnis ramah lingkungan perlu dilakukan dari sisi perubahan kebiasaan. Bahkan pihaknya sedang memikirkan bagaimana caranya melakukan pengemasan produk dengan bahan-bahan tradisional.

"Dalam rangka green produk, pemasayaakatan prdoduk hijau. Dengan program ini, kami yakin masyarakat bisa mengurangi penggunaan kantong plastik secara perlahan dan sukarela," ungkap Tedi.

Demikian halnya, konsumen diberikan gratis bilamana membutuhkan kantong sejenis di pelaku UMKM. Di samping program palstik berbayar yang belum bisa dilaksanakan, pihaknya menginginkan hal itu tetap dijalankan karena pandangan sosial ekonomi. Penyediaan kantong kertas itu sendiri, baru bisa menjangkau ke sektor UKM belum merabah pasar, minimarket dan pedagang umum.

"Sudah mendahului dengan kantung kertas green produk. Saat ini kami memfasilitasi para pelaku UMKM, kedepan masyarakat bisa membuat sendiri, ini bahannya mudah terurai oleh tanah dan bisa digunakan oleh masyarakat untuk berbelanja," tambah Tedi.

Kabid Industri Diskop, UMKM, Perindag Purwakarta Tedi Kustiadi menambahkan, pihaknya sudah jauh-jauh hari memulai inovasi green produk dalam rangka melakukan pengemasan produk ramah lingkungan. Salah satunya, dengan penyediaan kantung kertas oleh-oleh yang mudah didaur ulang oleh alam kurang dari sebulan.

"Walaupun Purwakarta tidak menjadi pilot project, dari awal kami akan mencoba dengan mempersiapkan kebijakan ke arah sana, minimal ada imbauan dan ada pengurangan sampah plastik. Sejauh ini masih di sektor UMKM, sudah dimulai dengan penggunaan kantong terbuat dari kertas. Kami upayakan imbauan ini juga diberlakukan di sektor usaha lain mulai di pasar tradisional, minimarket dan usaha-usaha lainnya," kata Syahrul, Rabu (24/2/2016). 

Kepala Diskop, UMKM, Perindag Purwakarta M Syahrul Koswara menurutkan, terkait kampanye plasti berbayar, Kabupaten Purwakarta tidak masuk pada pilot project pengurangan produktifitas penggunaan kantong plastik. Sekalipun tidak berbayar, pihaknya menekan penggunaan kantong plastik masyarakat berkurang.

Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskop, UMKM, Perindag) Kabupaten Purwakarta mulai akan melakukan imbauan soal pengurangan jumlah pemakaian plastik. Mula-mulai, leading sektor perdagangan ini akan menyisir pelaku UMKM, pedagang di pasar dan pelaku minimarket. Meski sejauh ini Purwakarta tidak dijadikan pilot project soal kebijakan pengurangan kantong plastik atau kantong plastik berbayar, namun hal ini akan tetap dilakukan.


3 Hari Diet Kantong Plastik, Ini Keberatan Konsumen ke Aprindo | spunbond indonesia


“Kami masih mencari solusi sebagai pengganti (kantong plastik) yang murah dan sesuai dengan konsumen. Yang dipentingkan kesadaran kita bersama,” kata Tutum.

Sejak Minggu, 21 Februari 2016 kemarin Pemerintah Daerah Jakarta memberlakukan ‘diet’ kantong plastik. Hal itu sesuai dengan Perda DKI Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah. Toko-toko diwajibkan menyediakan kantong plastik ramah lingkungan.

Saat ini, kata Tutum, Aprindo masih mencari solusi sebagai pengganti kantong plastik yang murah dan sesuai dengan keinginan konsumen. Dia mengajak semua masyarakat menggalakkan kampanye diet kantong plastik.

Aprindo berharap harga kantong plastik di toko-toko seluruh Indonesia bisa dibuat sama. Pasalnya jika berbeda akan menimbulkan keributan. “Jika harganya beda, nanti bisa ribut. Mekanisme kami dengan komputerisasi. Apa tidak kacau kalau beda. Jangan diganggu sistem perdagangan kami,” kata Tutum.

“Kita pilih minimal Rp 200. Kita sementara walaupun pilihan kita belum tepat, kita tidak ingin membebani masyarakat dulu,” kata Tutum.

Menurut Tutum, soal harga kantong plastik sebesar Rp 200 itu sifatnya sementara. Anggota Aprindo hingga kini belum sepakat mengenai harga kantong plastik. Hal itu dikarenakan ukuran kantong plastik bermacam-macam, sehingga diambil harga tengah yakni Rp 200. Intinya Aprindo tak mau membebani masyarakat dulu.

Tak semua pelanggan keberatan dengan diberlakukannya ‘diet’ kantong plastik ini. Ada juga yang menganggap wajar konsumen harus membeli kantong plastik.

“Kalau ada konsumen menggebrak, saya minta kasir memberi (kantong plastik). Tolong dijelaskan hak kantong plastik dicabut. Kalau mereka mau harus bayar,” kata Tutum.

Ada juga konsumen yang keberatan membayar kantong plastik dengan harga Rp 200 per lembar. Mereka menganggap kantong plastik itu adalah hak konsumen. Kepada anggotanya, Aprindo menganjurkan agar petugas kasir memberikan penjelasan kepada konsumen. Namun jika mereka memaksa, kasir diminta untuk memberikan saja.

“Saat ini banyak hal muncul di lapangan. Hal wajar, butuh sosialisasi panjang. Keberatan konsumen, jadi muncul (pertanyaan) ke mana uangnya? Nah, uang itu sebagai modal kami lagi. Kantong tidak dibebankan lagi ke kami. Ini sudah menjadi barang terpisah,” kata Tutum dalam konferensi pers di VIP Room Bebek Bengil Epicentrum Walk, Jl Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (24/2/2016).

Toko-toko di Jakarta mulai diwajibkan menerapkan kantong plastik berbayar. Saat ini konsumen harus membayar jika ingin menggunakan kantong plastik saat berbelanja. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan di 3 hari masa percobaan ini pihaknya masih sering mendapatkan komplain dari pelanggan.

Bioplastik Buatan Avani Jadi Solusi Masalah Plastik Dunia | spunbond indonesia



Publikasi di jurnal Science menyebutkan, pada 2010 saja dunia menghasilkan plastik sebanyak 12 juta ton. Indonesia tercatat sebagai penghasil sampah plastik terbesar kedua setelah China dengan 1,8 juta ton per tahun. Jika hal ini terus terjadi, bumi jadi planet yang dipenuhi plastik. Kajian Universitas Georgia yang dirilis tahun lalu menemukan bahwa lautan di Indonesia adalah perairan kedua di dunia yang menyimpan sampah plastik terbanyak.

“Bayangkan jika setiap hari tiap warga Indonesia yang jumlahnya 250 juta menggunakan satu sedotan plastik sepanjang 20 cm dan langsung membuangnya. Sedotan-sedotan ini bila direntangkan bisa mencapai 5.000 kilometer, atau setara jarak Jakarta-Sydney,” ungkap Kevin.

Dijelaskan Kevin, gagasan untuk menciptakan produk-produk biodegradable berawal ketika ia melihat perubahan drastis yang terjadi pada pantai-pantai di Bali yang penuh dengan sampah. Tidak hanya di permukaan, plastik-plastik yang dibuang juga berada di bawah permukaan laut.

Sejatinya, bioplastik bukan hal yang baru. Sejak 1990, perusahaan di Eropa sudah memroduksi bioplastik dari jagung dan serat bunga matahari. “Namun memroduksi bioplastik dari bahan-bahan ini biayanya relatif mahal,” kata Kevin.

Hebatnya, produk-produk Avani seperti bioplastik bisa larut secara instan dalam air hanya dengan menggunakan air panas. Di dalam air dingin, bioplastik ini akan menjadi lunak dan kemudian berubah menjadi karbondioksida, air dan biomassa dalam hitungan beberapa bulan secara alami.

“Teknologinya mungkin tidak baru, tetapi ada satu keunggulan yang kami banggakan yaitu produk kami sudah lulus toxicity test sehingga aman jika terkonsumsi oleh hewan laut,” klaim Kevin bangga.

Nah, diklaim Kevin, produk bioplastik buatan Avani aman dan tidak beracun. Sebab, produk bioplastik Avani bahannya berasal dari singkong, yang bisa menjadi sumber daya yang baik untuk produk-produk biodegradable. Dan, pastinya, produk itu dihasilkan melalui proses riset dan pengembangan yang cukup lama.

Bahkan produk ini sering tidak terdaur ulang seperti klaim awalnya, yang pada akhirnya menghasilkan kematian bagi ribuan makhluk laut dan berbahaya jika dikonsumsi manusia,” pungkasnya.

Menurut Kevin, saat ini banyak produk bioplastik yang dipasarkan sebagai produk “ramah lingkungan” namun tidak memberikan keuntungan kepada lingkungan. Kantong plastik yang bisa didaur ulang seringkali menghasilkan residu beracun yang membuatnya berbahaya untuk kehidupan laut dan tanaman.

“Festival ini menjadi ajang strategis, tidak hanya bagi pembangunan reputasi industri kreatif Indonesia, namun juga kesempatan bagi kita untuk membangun kesadaran tentang isu-isu global terkini seperti polusi plastik yang sudah menjadi epidemi,” ujar Kevin Kumala, Chief Green Officer Avani.

Perusahan eco-technology asal Bali, Avani terpilih mewakili Indonesia di festival industri kreatif South by South West (SXSW) yang diadakan di Austin, Texas pada 10-19 Maret 2017. Di sana, Avani menampilkan solusi bagi masalah plastik dunia, yaitu melalui produk biodegradable yang aman.