Jumat, 29 September 2017

Cocok untuk Sehari-hari, Tas Lipat Praktis dan Ramah Lingkungan

Mengurangi penggunaan kantong plastik | spunbond bag

spunbond bag



Bagoes Bag memiliki koleksi tas yang bisa dikunjungi di Jalan Tikukur No 6, Bandung. 

"Kami juga membuat tas dengan model menarik untuk anak muda hipster. Pada tas ini kami menyelipkan isu diet plastik pada fashion," ucapnya.

Tas dibanderol Rp 30 ribu hingga Rp 185 ribu. Tas termahal adalah backpack yang merupakan model terbaru Bagoes Bag. 

Bagoes Bag mampu menjual 200 tas dalam sebulan untuk pembeli satuan. Untuk pemesan custom jumlah besar, Bagoes Bag mampu menjual hingga 3.000 tas per bulan. Berdiri sejak 2008, Bagoes Bag telah menjual sekitar 650 ribu tas lipat.

Selain memproduksi tas dengan model sendiri, Bagoes Bag juga menerima pesanan dengan model pesanan konsumen (custom). 

Berdasarkan riset kami baik online maupun offline, masyarakat tahu kantong plastik itu bahaya. Tapi tidak semua setuju untuk membeli tas yang bisa dipakai berkali-kali sebagai pengganti plastik. Hanya 9,5 persen yang bersedia membeli. Tapi sebagian dari mereka pun punya cara sendiri mengganti kantong plastik," kata Ahmad.

Bagoes Bag pernah melakukan riset tentang penggunaan kantong plastik. Sebagian besar anak muda memakai plastik hanya satu kali pakai lalu dibuang. Namun banyak anak muda sadar akan bahaya sampah plastik dan setuju memakai tas yang bisa dipakai ulang.

Ukuran tas terkecil mampu menampung beban maksimal 3-5 kilogram (kg). Ukuran sedang berkapasitas sekitar 5 kg ke atas dan ukuran besar bisa diisi dengan beban 7 kg.

Tas tersebut dibuat dari berbagai bahan seperti polyester dan kanvas.  "Para pencetus Bagoes Bag ini melihat Indonesia sebagai negara penyumbang sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia setelah Cina.

Dari situ, kami berpikir bagaimana supaya bisa diet kantong plastik. Akhirnya muncullah tas lipat Bagoes Bag," ujar Marketing Manager Bagoes Bag, Nur Ahmad Hidayat di Grha Manggala Siliwangi Jalan Aceh, Bandung, pekan lalu.

Tak hanya konsepnya yang unik, Bagoes Bag pun menyimpan misi lingkungan, yakni mengurangi penggunaan kantong plastik. Setiap tas produksi Bagoes Bag bisa dipakai ulang hingga 1.000 kali. Jadi, jika tas terus dipakai sebagai pengganti kantong plastik, penggunanya dapat mengurangi sampah kantong plastik dan berkontribusi besar terhadap lingkungan.

Tas ukuran kecil yang disebut klasik mini, cocok digunakan sebagai pengganti kantong plastik saat berbelanja di swalayan. Tas sedang atau reguler bisa dipakai untuk membawa berbagai benda kecil hingga sedang. Sedangkan tas besar alias jumbo bisa diandalkan untuk membawa barang belanjaan berjumlah besar.

 SEKILAS, bentuk tas produksi Bagoes Bag seperti dompet mini. Ketika resletingnya dibuka, lipatan-lipatan berbahan polyester terurai dan membentuk sebuah tas. Desain tas pada dasarnya menyerupai kantong plastik. Kini, banyak model tas diproduksi seperti tote bag messager (tas sehari-hari) dan tas backpack. Dengan konsep unik tas lipat, Bagoes Bag bisa digunakan untuk banyak hal.


Indonesia targetkan kurangi 70 persen sampah plastik | spunbond bag


Begitu juga apabila penggunaan plastik dilarang total, Siti menyatakan bahwa secara psikologi sosial masyarakat terutama di pasar-pasar tradisional, kantong plastik masih digunakan.

"Jadi pemerintah harus menjadi simpul menegosiasikan pemikiran dan kami masih saat ini duduk bersama (diskusi)," katanya.

Ia juga mengungkapkan bahwa dalam sejumlah diskusi yang dilakukan bersama pihak-pihak terkait, penggunaan plastik yang dapat terurai atau "degradeable plastic" menjadi alternatif yang dapat dipertimbangkan. 

Para pelaku usaha, lanjut Siti, juga memerlukan waktu menyangkut pengemasan apabila pembatasan penggunaan plastik diimplementasikan namun di sisi lain mereka melihat masih adanya peluang lain dengan mengolah kembali sampah plastik.

Sementara itu terkait uji coba pengenaan tarif penggunaan plastik yang sempat diberlakukan di sejumlah pusat perbelanjaan dan toko modern, saat ini pihak terkait masih melakukan pembahasan terkait keberlanjutan uji coba itu.

Siti menjelaskan dari segi jumlah, memang plastik dapat dikurangi secara signifikan namun aspirasi dari pedagang, industri dan ritel di Indonesia juga perlu didengar.

"Pemerintah daerah sulit kerja kalau pemerintah pusat tidak ada konsistensi, tidak ada pedoman-pedoman," ucapnya.

Siti mengungkapkan komunitas-komunitas tidak akan mampu bekerja optimal dalam memerangi sampah plastik apabila pemerintah daerah tidak bersungguh-sungguh mewujudkan komitmen itu begitu juga apabila pemerintah pusat tidak konsisten.

Pihaknya mendorong sinergi pemerintah daerah dan pusat untuk berkomitmen mewujudkan target tersebut mengingat bahaya pencemaran lingkungan yang ditimbulkan dari sampah plastik itu.

Menurut Siti, selama setahun diperkirakan jumlah total sampah mencapai sekitar 65 juta ton sampah di Indonesia, dengan 14 persen atau sekitar sembilan juta ton di antaranya merupakan sampah plastik.

"Di dalam medium plan kami kurangi 70 persen sampah plastik," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya ditemui saat kampanye memerangi sampah plastik di laut di Pantai Samuh, Nusa Dua, Kabupaten Badun, Bali, serangkaian "World Ocean Summit", Kamis.

 Pemerintah Indonesia menargetkan untuk mengurangi 70 persen dari sekitar sembilan juta ton total sampah plastik selama setahun sebagai bentuk kontribusi menjaga kelestarian lingkungan.


Begini Meriahnya Perayaan Komunitas Kampanye Peduli Sampah di Bali | spunbond bag



Walhasil, selama dua hari festival, lapangan lokasi festival tidak hanya bersih dari sampah tapi juga dari asap rokok, sesuatu yang langka dalam festival dengan jumlah pengunjung mencapai ribuan.

Sebagian aturan selama festival itu misalnya, larangan membuang sampah sembarangan, merokok hanya di tempat tertentu, dan tidak boleh bawa botol minuman yang tidak bisa didaur ulang. Ada relawan petugas kebersihan yang rajin membersihkan sampah sekaligus menegur pengunjung yang merokok di tempat sembarangan.

Sebagai festival untuk mengampanyekan lingkungan, Malu Dong Festival termasuk berhasil menerjemahkan kampanye itu dalam bentuk aksi. Tak hanya dalam karya-karya yang dipamerkan tapi juga sejumlah aturan yang mereka buat.

“Festival ini sebagai ajang peningkatan kesadaran terhadap sampah dengan inisiatif berbasis komunitas,” ujar Saylow, panggilan akrabnya.

I Putu Hendra Brawijaya, panitia Malu Dong Festival mengatakan, kegiatan yang pertama kali digelar itu memang mengajak beragam komunitas untuk berkolaborasi mengampanyekan isu sampah. “Agar kampanye tentang sampah bisa lebih diterima publik, kami mengemasnya lebih gaul,” ujarnya.

“Kami ikut Malu Dong Festival karena lewat musik, kampanye lingkungan seperti peduli sampah ini akan lebih mudah dicerna,” kata Nova, penabuh drum band Scare of Bums.

Beberapa band indie dari Bali Indie Movement, seperti MORT, PARAU, Trojan, dan Scare of Bums tampil bergantian. Navicula, band grunge dari Bali yang dikenal karena musik dan liriknya yang sarat pesan sosial lingkungan menutup festival pada malam kedua.

“Tidak cukup jika hanya memungut sampah karena industri rakus masih merajalela merusak Bumi, rumah kita,” begitu Komunitas Penahitam Bali menuliskan pesan di mural mereka.

Ada 40 komunitas dan 21 stand dari Bali yang mengikuti Malu Dong Festival. Komunitas Penahitam Bali misalnya termasuk bagian dari seniman jalanan (street artist) pun ikut serta. Mereka tidak hanya membuat mural di papan tripleks untuk mengampanyekan lingkungan tapi juga menyampaikan sikap penolakan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa.

Selain pameran instalasi, Malu Dong Festival juga dipenuhi dengan kegiatan lain, seperti konser musik, lomba menggambar, hingga pameran produk-produk lingkungan. Dua di antaranya adalah Gadgad Organic yang membuat kaos dari bahan ramah lingkungan dan pewarna alami serta Art of Whatever yang membuat upcycle product dari kaos bekas.

Yoka Sara mengatakan tujuan instalasi itu memang sebagai shock therapy bagi warga. “Agar mereka yang merokok sadar bahwa beginilah akibatnya jika mereka membuang puntungnya sembarangan,” kata Yoka.

Instalasi itu berupa sampah puntung rokok dan sebagian bungkusnya di tengah ruangan agak tertutup dengan dinding cermin. Efeknya, sampah bungkus dan puntung rokok itu menjadi seperti lautan. Aroma menyengat tembakau pun langsung tercium ketika mendekati instalasi tersebut.

Seni instalasi lain untuk menunjukkan bahaya sampah dibuat oleh arsitek Anak Agung Yoka Sara bersama seniman layang-layang Wayan Duduk. Yoka Sara mengumpulkan aneka puntung dan bungkus rokok yang dia temukan selama enam bulan kegiatan rutin bersih-bersih sampah di Pantai Mertasari, Sanur.

Dalam mitologi Hindu Bali sendiri, penyu juga menjadi simbol penjelmaan Dewa Wisnu yang berubah menjadi Gunung Mandara dengan tempurung di punggungnya. Karena itu, menurut Hendra yang juga anggota STT Yowana Dharma, membuang sampah plastik sembarangan bisa berdampak pada penyu yang dihormati umat Hindu.

STT Yowana Dharma Banjar Buaji Anyar, Desa Kesiman, Denpasar misalnya membuat lampion berjudul Save Our Turtle. Sebagaimana keterangan di bawahnya, pembuatan lampion penyu raksasa itu terinspirasi dari temuan seekor penyu dengan sedotan plastik di hidungnya oleh ilmuwan di Kosta Rika. Saat sedotan itu ditarik, penyu tersebut mengeluarkan darah dari hidungnya. Sedotan plastik itu panjangnya sampai 20 cm.

Sampah styrofoam raksasa sendiri hanya salah satu bentuk seni instalasi selama Malu Dong Festival. Di bagian selatan lapangan tempat kumpul warga Denpasar itu juga terdapat karya-karya seni lain.

Ada sembilan lampion raksasa berbentuk monyet, bola dunia, atau kura-kura. Lampion-lampion karya anggota seka teruna teruni (STT) atau karang taruna desa adat itu dilombakan untuk mengampanyekan pesan tentang sampah.

Styrofoam raksasa tersebut salah satu instalasi dalam Malu Dong Festival di Denpasar pada akhir pekan lalu. Pelaksana festival selama dua hari itu Komunitas Malu Dong Buang Sampah Sembarangan atau yang lebih sering disingkat Komunitas Malu Dong.

Styrofoam putih itu sendiri pun sebenarnya sampah yang ditemukan di pantai yang kemudian dibawa ke lapangan di nol kilometer Denpasar itu. 

“Kami ingin mengajak warga agar mereka membersihkan sampah-sampah yang mereka temukan sekaligus menyampaikan pesan dan harapan mereka,” kata I Putu Hendra Arimbawa, Koordinator Program Malu Dong Festival.

Sampah-sampah itu kemudian mereka tancapkan di styrofoam setinggi kira-kira 2 meter. Di styrfoam berbentuk bulat dengan diameter sekitar 1 meter itu sudah tertancap aneka sampah lain: botol plastik, bungkus makanan, gelas mie instan, dan lain-lain.








Kamis, 28 September 2017

Kantong Plastik Tak Lagi Berbayar, Ini Alasannya

Pengusaha ritel memutuskan untuk kembali menggratiskan kantong plastik di seluruh ritel modern | souvenir tas

https://www.goodybag.id/



Bukan hanya itu, karena belum adanya payung hukum yang kuat membuat pelaku usaha yang menerapkan kantong plastik berbayar tersandung permasalahan hukum. Oleh karena itu, dia bilang, untuk menerapkan kantong plastik berbayar mesti menggunakan payung hukum yang kuat seperti Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

"Intervensi lainnya pasti sebagian sudah mendengar berita di Kota Palembang kami mendapat panggilan tiba-tiba mendadak dari pihak berwajib," tandas dia.

Ini menimbulkan polemik masing-masing daerah menerjemahkan sendiri-sendiri. Kita kan 514 kotamadya dan kabupaten dan 34 provinsi dengan semangat otonomi daerah. Ada bupati dan wali kota yang menerapkan Rp 1.500, ada Rp 5.000. Ada juga yang tidak mengizinkan kantong plastik di kota madya," ujar dia.

"Dalam surat edaran kedua itu ada beberapa poin tidak sesuai aspirasi, yaitu adanya pelimpahan wewenang kepada pemerintah daerah terhadap nilai, bukan terhadap bagaimana uang itu yang kita sebut barang dagangan," kata dia dalam konferensi pers di Epiwalk Kuningan Jakarta, Senin (3/10/2016).

Dia menerangkan, dengan pelimpahan tersebut, akibatnya sejumlah daerah memutuskan nilai kantong plastik.

Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey menjelaskan, upaya pengurangan plastik melalui kantong plastik berbayar tidak berjalan dengan baik karena adanya pelimpahan wewenang ke pemerintah daerah. Hal tersebut tertuang di surat edaran kedua yang dikeluarkan pemerintah, yakni Surat Edaran Dirjen KLHK Nomor SE/8/PSLB3/PS/PLB.0/5/2016 tentang Pengurangan Sampah Plastik Melalui Penerapan Kantong Belanja Plastik Sekali Pakai Tidak Gratis.

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memutuskan untuk kembali menggratiskan kantong plastik di seluruh ritel modern per 1 Oktober 2016. Pasalnya, rencana pengurangan sampah plastik melalui kantong plastik berbayar terkendala oleh intervensi dari sejumlah pihak.


Pengusaha Tolak Kebijakan Kantong Berbayar Jadi Dana Pungutan | souvenir tas


Tutum juga menyatakan jika pemerintah ingin ada dana yang dikumpulkan sebagai dana pungutan lingkungan, maka hal ini harus dilakukan oleh pemerintah melalui instansi terkait.

"Kalau nunjuk-nunjuk orang buat pungut uang ya enak benar, saya juga mau. Ya pemerintah saja pungut duit itu, kami tidak mau," tandas dia. 

"Kami akan tolak, karena kami tahu nanti ujungnya bisnis ritel bagaimana kalau hal seperti ini diterapkan. Sehingga kami jangan disuruh pungut uang masyarakat yang kami collect. Ini kalau sudah jadi barang dagang, ya sudah ini clear,"‎ kata dia.

Pasalnya, dengan adanya kewajiban pungutan dana lingkungan melalui pemakaian kantong plastik di ritel, dikhawatirkan mengganggu bisnis ritel ke depannya.

Menurut Tutum, pengusaha ritel akan melakukan penolakan jika diminta pemerintah untuk menjadikan kebijakan ini sebagai dana pungutan.

"Kami tetap konsepnya ini dijadikan barang dagangan. Ini menjadi barang dagangan biasa. Selama uji coba kemarin itu jadi penjualan," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (11/10/2016).

Wakil Ketua Aprindo Tutum Rahanta mengatakan, para pengusaha ritel ingin kantong plastik dijadikan barang dagangan sama seperti produk lainnya. Dengan demikian, penjualan dari kantong plastik tersebut menjadi pendapatan bagi ritel.

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menolak mekanisme pungutan dana dalam kebijakan kantong plastik berbayar yang akan kembali diterapkan. Adanya pungutan ini dinilai akan membebani para pengelola ritel.


Ini Sikap INAplas soal Program Plastik Berbayar | souvenir tas


Anggota INAplas telah menyediakan plastik bio degradable dan oxo degradable sebagai alternatif. INAplas meminta agar pemerintah mendorong pemakaian plastik degradable lebih luas sehingga isu pencemaran lingkungan dapat diatasi.

Dalam kehidupan sehari-hari manusia memerlukan material plastikc untuk menunjang kehidupannya, sehingga tidak wajar manusia bisa hidup tanpa plastik.

"INaplas menolak kampanye anti plastik atau bebas plastik yang muncul memanfaatkan isu limbah plastik, karena hal tersebut tidak logis dan tidak mungkin diwujudkan," katanya.

Untuk itu, INAplas mendorong pemerintah membuat rencana aksi mengubah sampah plastik menjadi energi listrik, bahan pengeras jalan dan bahan bakar minyak (BBM) yang telah terbukti sukses dilakukan oleh Singapura, India, Eropa dan Amerika.

"Namun kebijakan plastik berbayar bukan solusi yang tepat. Akar masalah pencemaran ingkungan adalah manajemen pengelolaan sampah yang tidak baik dan perilaku masyarakat yang abai terhadap lingkungan hidup," kata Fajar Budiono, Sekjen INAplas, Kamis (31/3/2016).

Setelah mencermati program kantong belanja plastik berbayar yang sedang diujicobakan sampai Juni 2016, Asosiasi Industri Olefin Aromatik & Plastik Indonesia (INAplas) mendukung usaha pemerintah mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah.









Senin, 25 September 2017

Kampanye Belanja Tanpa Kantung Plastik Untungkan Henna Bag, Produk Tas Ramah Lingkungan Ini

Kerajinan tas belanja berbahan ramah lingkungan | pabrik spunbond di indonesia


pabrik spunbond di indonesia


Dia pikir, daripada tas kanvas itu polos tanpa hiasan, mending dia poles dengan lukisan motif Henna. Cat tekstil jadi bahan utama dia membuat tas kanvas jadi semarak hiasan.

Berawal dari lukisan tangan, ia kemudian iseng melukisnya di tas kanvas.

"Awalnya dari keisengan saya, suka melukis-lukis motif Henna khas India di tangan saya sendiri. Terus, teman-teman banyak yang minta tangannya saya lukis. Mereka senang dengan estetikanya," tutur Lia Nurusshabah kepada Tribunnews.com.

Motif lukisan tasnya adalah model tatto ala wanita-wanita India yang terkenal dengan sebutan Henna yang akhirnya jadi brand tas belanja Henna tersebut.

Yang membuat tas ini laris-manis karena tidak hanya kuat dan bisa dipakai berulang-ulang untuk berbelanja, tapi juga karena desain lukisan di badan tas yang unik dan estetik.

Mengorbit lewat brand  Henna Bag (Tas Henna), Lia Nurusshabah memroduksi tas-tas belanja bikinan manual tangan (handmade) berbahan kain kanvas.

Kampanye yang dilancarkan pemerintah agar masyarakat berbelanja tanpa kantung plastik jadi momentum emas suksesnya usaha kerajinan tas belanja berbahan ramah lingkungan yang dijalani ibu dua anak tersebut.

Inilah yang kini sedang direguk seorang ibu rumah tangga bernama Lia Nurusshabah.

Seringkali sebuah cerita sukses bisnis berawal dari momentum dan hobi.

Lia bersyukur, keputusannya untuk mengundurkan diri dari pekerjaan sebagai pengajar di sebuah sekolah internasional dan beralih profesi jadi creativepreneur ternyata tidak salah.

Sebuah keputusan yang pas karena kombinasi momentum dan hobi. 

Dan sambutan dari kalangan media juga datang. Sebuah stasiun TV swasta mengundangnya untuk menjadi narasumber sekaligus mentor untuk pelatihan pembuatan tas ramah lingkungan seperti itu dengan lokasi di Bogor pada Senin (11/7/2016).

Dan sebuah toko online mengontaknya untuk bekerjasama. Lia mendapat tawaran untuk memasarkan lewat e-commerce dengan alamat qlapa.com/beculture.

Program Diet Kantong Plastik Bakal Berlaku di Seluruh Kalsel | pabrik spunbond di indonesia



Di Kalsel, rencananya program ini dijalankan tidak cuma di Banjarmasin. Apalagi, semua kepala daerah sudah diberikan edaran dari kementerian LH agar mengikuti program diet kantong kresek ini.

Kepala BLHD Kalsel, Ikhlas mengatakan, untuk retail besar terutama skala nasional menerapkannya di seluruh Indonesia. Jadi meskipun daerah itu belum resmi ikut program, namun retail itu tetap memberlakukannya.

"Bapak bawa kantong belanjaan sendiri atau beli. Kalau beli Rp 200 per kantong plastik," kata kasir itu.

Meski begitu, rupanya retail besar sudah menerapkannya di seluruh Kalsel. Seperti BPost Online belanja di Landasanulin Banjarbaru, kasir salah satu retail memberitahu program diet kantong kresek itu.

Penerapan program kantong kresek berbayar secara resmi memang hanya dimulai di Banjarmasin. Banjarmasin masuk dari 23 daerah yang jadi pilot projek diet kantong kresek tersebut.

Ibnu Sina Sedih UKM 'Bakul Purun' Tidak Manfaatkan Larangan Kresek | pabrik spunbond di indonesia



Padahal, banyak hal yang bisa dikembangkan seperti bakul purun dan lainnya. "Ini bisa jadi pengembangan ekonomi kreatif kita," kata Ibnu.

"Seharusnya ini dimanfaatkan. Tapi saya lihat, peluang ini dibiarkan berlalu. Saya harap, segera dimanfaatkan," katanya.

Menurutnya, adanya aturan itu sebenarnya peluang bagi UKM untuk membuat tas belanjaan yang kreatif.

Keadaan ini juga disesalkan Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, Selasa (6/9/2016) di Balaikota.

Sayangnya, adanya aturan ini belum dimanfaatkan dengan baik oleh UKM di Banjarmasin sebagai peluang.

Aturan ini berdasarkan Perwali Nomor 18 Tahun 2016.

Pembeli harus membawa kantong belanjaan sendiri dari rumah.

Per 1 Juni 2016 lalu, retail dan toko modern sudah tak boleh lagi menyediakan kantong plastik bagi pelanggannya.





Pengguna Kantong Plastik Diancam Hukuman Berat

Pemerintah Kenya telah memberlakukan hukum terberat di dunia untuk mengurangi polusi plastik | kantong spunbond

kantong spunbond


Menteri Wakhungu menanggapinya dengan mengatakan bahwa larangan tersebut merupakan kesempatan bagi dunia usaha untuk memproduksi tas daur ulang yang lebih ramah lingkungan.

Langkah yang bisa dilakukan itu bahkan akan menciptakan ribuan pekerjaan baru. Dalam beberapa hari ini jalanjalan di kota-kota terbesar di Kenya telah dipenuhi dengan orang-orang yang menjual tas semacam itu. 

Namun aturan itu memberlakukan pengecualian dengan memperbolehkan plastik yang digunakan untuk mengemas barang dalam proses pembuatan, dan untuk kantong sampah.

Sementara itu aturan baru itu menghadapi perlawanan dari industri plastik setelah Asosiasi Manufaktur Kenya gagal dalam upaya hukum pada menit-menit terakhir untuk menarik dan menunda larangan tersebut. Mereka mengatakan undang-undang baru tersebut akan menempatkan risiko terhadap puluhan ribu orang kehilangan pekerjaan dan mengancam investasi.

Sekitar 40 negara termasuk Tiongkok, Rwanda dan Prancis telah memberlakukan larangan atau pajak atas kantong plastik karena maraknya laporan hewan yang tersedak plastik.

“Jika ini berhasil, ini akan menjadi terobosan besar untuk mengurangi polutan plastik, yang menyebabkan kerusakan besar pada planet ini,” kata Kepala Badan Lingkungan PBB, yang berbasis di Nairobi, Erik Solheim.

National Environment Management Agency (NEMA) atau Badan Pengelolaan Lingkungan Nasional mengirim pesan teks kepada jutaan orang Kenya kemarin untuk mengingatkan mereka tentang larangan tersebut.

Para petugas NEMA punya wewenang untuk memeriksa orang yang membawa tas plastik. Sementara untuk wisatawan yang belanja pada toko bebas pajak akan diminta untuk meninggalkan kantong plastik mereka di bandara.
Masyarakat masih memiliki masa tenggang. Kami tahu masyarakat membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan mereka dengan adanya aturan ini,” ucap dia.

Para menteri membenarkan langkah tersebut dengan perkiraan bahwa setiap warganya telah menggunakan sebanyak 300 meter kantong plastik setiap tahun yang dibuang dan merusak lingkungan karena membutuhkan waktu berabad- abad untuk terurai dalam tanah.

 Pemerintah Kenya telah memberlakukan hukum terberat di dunia untuk mengurangi polusi plastik, yakni empat tahun penjara dan denda hingga 4 juta shilling Kenya atau sebesar 838.750 dolar AS. Ancaman tersebut ditujukan baik terhadap penjual atau pengguna kantong plastik.

Larangan berlaku untuk penggunaan, pembuatan dan impor kantong plastik di negara yang terletak Afrika timur itu yang merupakan kawasan “ekonomi dominan”. Menteri Lingkungan Hidup Kenya, Judy Wakhungu, mengatakan target awal dari pemberlaluan larangan itu ditujukan untuk pihak manufaktur dan pemasok kantong plastik.

Queensland Larang Penggunaan Kantong Plastik Mulai 2018 | kantong spunbond



Negara bagian Australia Selatan, Kawasan Utara (Northern Territory) ACT dan Tasmania sudah menerapkan pelarangan penggunaan kantong plastik. Dokumen rinci mengenai rencana pelarangan penggunaan kantong plastik dari pemerintahan pimpinan Menteri Utama Annastacia Palaszczuk di Queensland akan dikeluarkan Jumat.

Sebelumnya, partai LNP yang menjadi oposisi mengumumkan akan mengurangi penggunaan kantong plastik bila mereka menang di pemilu mendatang.

Namun Miles mengatakan Queensland akan tetap menerapkan aturan tersebut, meskipun tidak akan mencapai persetujuan dengan negara bagian tetangga di sepanjang garis pantai timur Australia ini. Miles mengatakan inisiatif sukarela yang diambil oleh supermarket di seluruh Australia beberapa tahun terakhir sudah berhasil mengurangi penggunaan kantong plastik.

"Dalam masa tiga tahun tindakan sukarela ini, jumlah kantong plastik ringan yang digunakan turun 44 persen. Sayangnya, setelah tindakan sukarela ini berhenti, penggunaan kantong plastik meningkat lagi," katanya.

Menteri Lingkungan Queensland Steven Miles mengatakan dia akan kembali mendesak para rekan sejawatnya dari kedua negara bagian tersebut dalam pembicaraan, Jumat (25/11).

"Inilah cara terbaik yang bisa kita lakukan. Yang tidak kita inginkan adalah mereka yang tinggal di selatan Gold Coast melakukan perjalanan melintas batas ke New South Wales ketika mereka lupa membawa kantong belanja. Akan lebih baik bila kita bisa mencapai solusi yang berguna bagi masalah-masalah di perbatasan seperti ini," kata Miles.

Pemerintah negara bagian Queensland, Australia akan melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai mulai 2018 dan mengatakan tidak akan menunggu dari negara bagian lain untuk melakukan hal yang sama.

Partai Buruh yang sekarang berkuasa di negara bagian tersebut sudah mempertimbangkan laranngan ini selama lebih dari satu tahun, dan dalam beberapa bulan terakhir mendesak negara bagian lain seperti New South Wales dan Victoria untuk melakukan hal yang sama.

Jika ketahuan pakai kantong plastik, warga Kenya bakal dipenjara empat tahun | kantong spunbond



Penelitian di Eropa menunjukkan tas kertas harus dipakai setidaknya sebanyak tiga kali untuk mengompensasi jejak karbon dalam pembuatan dan distribusi. Adapun tas kain sebaiknya digunakan sedikitnya 131 kali.

Guna mengurangi limbah kantong plastik, khalayak disarankan tidak lagi memakai tas kresek.

Menurut peneliti dari Universitas Georgia Dr. Jenna Jambeck - yang dimuat dalam Jurnal Science edisi 12 Februari 2015 - Indonesia membuang limbah plastik sebanyak 3,2 juta ton, dan berada di urutan kedua sebagai negara penyumbang sampah plastik ke laut setelah Cina.

Bagaimanapun, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya, mengaku tidak bisa menjadikan upaya itu sebagai peraturan yang mengikat, karena masih adanya penentangan.

Adapun di Indonesia, uji coba terbatas dan pemberlakuan plastik berbayar tahap pertama pernah berlangsung mulai 21 Februari hingga 31 Mei 2016. Sejak diterapkan, pembayaran tas plastik sebesar Rp200 oleh konsumen dilaporkan mendorong turunnya penggunaan tas plastik sekitar 30% hingga 50%.

Di Eropa, Italia menjadi negara pertama yang mengharamkan pemakaian tas kresek non-daur ulang.

Larangan kantong plastik bukan hal baru di Benua Afrika. Langkah itu telah diberlakukan oleh Afrika Selatan, Rwanda, dan Eritrea.







Rabu, 20 September 2017

Warga Sidoarjo ubah gelas plastik bekas jadi tas

Kemasan gelas plastik bekas menjadi kerajinan tas | jual tas spunbond eceran


https://www.goodybag.id/


Hal senada juga disampaikan oleh Atik Atul Aidiyah salah seorang warga yang lain yang mengaku kalau pembuatan kerajinan tersebut dilakukan sambil mengisi waktu luang.

"Kami ini rata-rata sebagai ibu rumah tangga. Jadi kami harus berpikir kreatif untuk membantu penghasilan suami dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari," katanya.

Ia berharap, kerajinan yang berhasil dibuat ini mendapatkan perhatian serius dan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk dapat dikembangkan lebih luas lagi.

"Harapan kami supaya mendapatkan pendampingan dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo supaya usaha yang kami lakukan ini bisa berkembang dengan baik dan juga dikenal oleh masyarakat luas," katanya berharap.

Ia mengatakan, untuk satu tas dari gelas bekas tersebut dijual dengan harga antara Rp35 ribu sampai dengan Rp50 ribu.

"Tas yang kami hasilkan tersebut cukup kuat karena dirajut dengan menggunakan tali nilon dan juga tampar, sehingga mampu menahan beban sampai dengan lima kilogram," katanya.

"Awalnya saya diberitahu oleh anak saya yang ada di Jember, Jawa Timur, kalau gelas plastik bekas kemasan air mineral tersebut bisa digunakan sebagai kerajinan layak jual seperti tas," katanya.

Sejak saat itu, kata dia, setiap kali melihat ada gelas plastik bekas kemasan air minum dirinya langsung memungut untuk dirangkai dan dijadikan tas.

"Ya seperti pemulung, karena melihat hasilnya yang cukup lumayan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," katanya.

Warga Perumahan Candiloka, Candi, Sidoarjo, Jawa Timur, mengubah kemasan gelas plastik bekas menjadi kerajinan tas yang memiliki nilai jual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Senima salah seorang perajin di gelas bekas, Selasa, mengatakan produksi kerajinan ini sudah dilakukannya sejak enam bulan terakhir.


Murid MI Amir Al Jannah Tipulue Bone Buat Kerajinan Tangan dari Sampah Plastik | jual tas spunbond eceran



"Kegiatan ini bahan penilaian ujian praktek seni budaya dan keterampilan bagi murid kelas VI dana akan berlangsung selama enam hari," kata Guru MI Amir Al Jannah, Ikha, kepada tribunbone.com, Jumat (29/4/2016).

Sampah yang didaur ulang murid sekolah ini, gelas plastik bekas dijadikan berbagai kerajinan tangan.

Murid kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Amir Al Jannah Tipulue, Bone, melaksanakan ujian praktek daur ulang sampah menjadi tempat air.


Tas Cantik Dari Kreasi Daur Ulang Sampah Plastik | jual tas spunbond eceran



Dengan nama produk Jasmin Recycled Product, Lis tak hanya mengembangkan tas cantik saja, juga pembuatan sandal, boks mainan, tempat CD hingga dompet. Harga pun terjangkau dari yang puluhan ribu hingga ratusan ribu, tergantung dari bahan dan model kreasi daur ulang sampah plastik ini. “Kami berharap, ke depannya kreasi tas daur ulang ini dilirik masyarakat luas. Agar bisa turut mengkampanyekan meminimalkan penggunaan kantong plastik dalam semua kegiatan sehari-hari,” pungkas istri dari AA. Gde Bagus Eka Putra ini di sela-sela aktivitasnya mengikuti peringatan Hari Bumi beberapa waktu lalu.

Pembuatannya pun tak memakan waktu lama, setelah model tas yang diinginkan sudah dirancang dan juga bahan baku plastik sudah dipilih. Maka pengerjaan berikutnya adalah pemotongan, penambahan foring atau kertas keras baru dijahit. Dalam satu hari, satu tenaga kerja pembuat tas mampu menghasilkan dua hingga tiga tas. Jika mendapatkan orderan, maka jumlah tenaga kerja ditambah, hal ini, sebut Lis juga dijadikan lahan usaha bagi masyarakat di sekitar Ubud.

Merambah pada kegiatan Pesta Kesenian Bali yang rutin diselenggarakan di Taman Budaya Denpasar dan juga berbagai ajang pameran produk. Kini, inovasi desain model tas dan ragam bahan baku dari sampah plastik yang diliriknya dari internet, pesanan dari teman hingga wisatawan mancanegara semakin menambah cantik ragam kreasi tas daur ulangnya.

Tak hanya dijual di mini market, namun untuk menyebarkan informasi dan memperluas kepedulian masyarakat pada kegiatan daur ulang, Lis juga mulai mengikuti pameran-pameran. KegiatanEarth Day yang dilakukan bertepatan dengan Hari Bumi di Ubud tahun lalu, menjadi debut utama Lis dalam menyebarkan informasi usahanya.

Aksinya membebaskan penggunaan plastik diawali Lis dari mini market milik sang ayah. Ditampungnya sampah plastic, pun bantuan dari saudara dan teman yang dikoordinasi untuk mengumpulkan sampah plastik daripada membuangnya. Dan kegiatannya disambut baik, terbukti hingga kini Lis mampu memproduksi tas cantik daur ulang ini.

“Mulanya saya membuat tas dari kain blacu yang bertujuan menghindarkan pemakaian tas plastik yang kurang disukai bule. Sudah lebih dari empat tahun tas blacu masih bertahan hingga sekarang. Dan melihat banyaknya sampah plastik berbagai pembungkus yang berserakan di mana-mana membuat saya ingin menciptakan barang dengan sampah plastik itu. Saya ingin membatasi peredaran plastik khususnya di Ubud,” beber Lis, wanita asli Ubud yang ingin berkontribusi bagi daerah asalnya ini.

Kegiatan usaha yang telah berjalan lebih dari satu tahun ini memang belum mendapatkan banyak perhatian dari khalayak di Bali khususnya Denpasar. Meskipun tas cantik dari daur ulang plastik ini sudah dipasarkan di mini market bahkan sudah merambah hingga Belanda dan Amerika.

Berawal dari pembuatan tas kreasi ber bahan baku kampil atau pembungkuas beras kiloan, Lis memulai usaha pembuatan tas ini. Memilih menggunakan kampil, sebut ibu dua putra ini adalah karena di Bali banyak penggunaan kampil yang bercorak Bali dengan perpaduan warna yang manis dan juga kuat kualitasnya jika digunakan sebagai tas. Selain dari kampil beras, kreasi tas cantik daur ulang juga berlaku untuk kotak susu bekas dan semua plastik pembungkus barang seperti makanan ringan, sabun cuci, permen hingga minuman.

Dari segi tampilan, tak kalah menarik dengan tas cantik kebanyakan, pun dengan model tas yang dikreasikan apik agar pemakai tas menjadi cantik. Menurut Lis, sapaan akrab Ni Made Lis Yuliathi, ketertarikannya dengan mendaur ulang sampah plastik yang banyak ditemuinya di setiap sudut adalah alasan mengapa tas daur ulang dari plastik menjadi pilihannya dalam berdagang.

Seperti pembuatan tas cantik yang dibidik untuk para wanita suka berganti-ganti fashion mengikuti perkembangan mode agar tak ketinggalan. Pasar boleh saja menawarkan inovasi tas cantik dengan berbagai merek dan mode terkenal, namun kreasi tas cantik berbahan dasar plastik daur ulang patut diperhitungkan untuk digunakan sehari-hari.

BERBAGAI macam inovasi dilakukan untuk menaikkan harga jual dari suatu barang sehingga diminati banyak orang. Salah satunya adalah menciptakan produk dengan tampilan khusus, misalnya memperbarui model produk, kemasan hingga bahan pembuatan produk tersebut.






Senin, 18 September 2017

Konsumen Didorong Gunakan Tas Belanja Ramah Lingkungan

Indonesia terdaftar sebagai negara penghasil sampah plastik di laut terbesar di dunia | jual spunbond motif

jual spunbond motif

Selain itu, kata dia, Tempo Scan juga telah menyiapkan 740.000 shopping bag yang tersedia di gerai-gerai pasar modern secara nasional.

"Selain bisa digunakan secara berulang kali, konsumen tentunya akan mendapatkan keuntungan tambahan lain sepanjang program ini berlangsung mulai 1 Mei hingga 31 Juli 2016," tambahnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Tempo Scan Pasifik Tbk, Handojo S Muljadi, mengatakan, program Tempo Scan Love Earth merupakan program kepedulian lingkungan yang diinisiasi Tempo Scan melalui tas belanja ramah lingkungan bekerjasama dengan mitra retail modern market nasional.

"Melalui program ini, kami menjalin kerjasama dengan mitra seperti Hypermart, Carrefour, Alfamart, Giant, Superindo dan lainnya. Konsumen akan terus didorong menggunakan tas ramah lingkungan secara berkelanjutan, dengan pemberian sejumlah insentif menarik saat mereka berbelanja," beber Handojo.

Pemerintah, lanjut dia, tentunya tak bisa sendirian dalam meminimalisir sampah plastik dan membutuhkan dukungan serta keterlibatan dari berbagai pihak, termasuk peran swasta.

"Beberapa kota telah berhasil mereduksi sampah plastik hingga lebih dari 80 persen, Balikpapan dan Banjarmasin termasuk yang paling bagus dalam pengurangan sampah plastik," tambahnya.

Kondisi ini tentunya harus disikapi secara serius, termasuk langkah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang merilis kebijakan kantung plastik berbayar di 23 kota untuk meminimalisir penggunaan dan konsumsi kantong plastik.

"Untuk tahap awal diterapkan di 23 kota, dan akan terus ditingkatkan. Program tersebut mengarah kepada penyadaran untuk mengubah kebiasaan masyarakat dalam hal pemakaian kantung plastik," ujar Dirjen Pengelolaan Sampah dan Bahan Beracun KLHK disela-sela peluncuran program Tempo Scan Love Earth, di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan.

Berdasarkan data Jenna Jembeck, Indonesia terdaftar sebagai negara penghasil sampah plastik di laut terbesar di dunia (setelah Tiongkok yang menduduki peringkat pertama), dengan volume sampah sebanyak 187,2 juta ton per tahun. Kondisi ini tentunya mengindikasikan rendahnya kesadaran, ditambah masih sedikitnya edukasi tentang bahaya konsumsi plastik secara berlebihan.

Carrefour Siapkan Kantong Plastik Ramah Lingkungan | jual spunbond motif



"Kami terus memperkenalkan green bag tersebut dan menawarkan pada pelanggan untuk dipakai berulang-ulang. Gerakan ini tersebar di 25 store Carrefour di Jakarta dengan target Rp 50 juta penjualan. Namun, gerakan ini hanya dilakukan hari ini saja (dalam rangka ulang tahun DKI Jakarta)," tutur Hendrik.

Niat baik ini tentu saja disambut dengan gembira oleh Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. Menurut Tiza, retailer punya pengaruh yang besar terhadap pasar menengah ke atas. "Karena jumlahnya yang banyak, sekarang ini baru Carrefour yang bersedia melakukannya bersama kami," timpal Tiza.

Hendrik menambahkan, masyarakat belum terlalu peduli mengenai hal ini karena sebagian dari mereka merasa haknya sebagai konsumen dirampas untuk mendapatkan kantong plastik. Untuk itu Carrefour menyediakan kantong plastik ramah lingkungan yang bisa didapatkan dengan harga Rp 400 untuk plastik ukuran besar, dan Rp 200 untuk plastik ukuran kecil. Seluruh penjualan plastik tersebut akan disumbangkan semuanya untuk Ciliwung Institute.

"Ada beberapa bahan makanan yang ketika dibeli di supermarket memang memerlukan kantong plastik, namun kita juga dapat menggunakannya secara bijak," jelasnya.

Menurut Tiza Mafira, Humas Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, kegiatan ini bukan untuk menghentikan penggunaan kantong plastik, melainkan mengurangi penggunaannya.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, konsumsi plastik penduduk Indonesia setiap harinya mencapai 23.600 ton. Untuk DKI Jakarta sendiri, jumlahnya kurang lebih mencapai 8.000 ton setiap hari, di mana 1.060 ton merupakan sampah plastik. Bayangkan jika jumlah tersebut naik setiap hari?

"Kami mengajak para konsumen untuk saling menjaga keselamatan lingkungan untuk kita dan generasi kita selanjutnya. Memang edukasi kepada konsumen masih sulit dilakukan, tapi kami tidak hanya akan berhenti di situ saja," papar Hendrik Adrianto, Head of External Communication & CSR, PT Trans Retail Indonesia kepada KompasFemale di Carrefour Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (12/6/2013).

Namun, menyadarkan masyarakat Indonesia untuk mengurangi penggunaan kantong plastik tentu membutuhkan waktu yang bertahap. Sebagai bagian dari komitmen PT Trans Retail Indonesia untuk mendukung gerakan penyelamatan lingkungan, Carrefour mendukung Gerakan Diet Kantong Plastik untuk mengurangi penggunaan kantong plastik di kota Jakarta.

Masyarakat Indonesia selama ini tampak kurang menyadari dampak besar yang akan dihasilkan jika memakai kantong plastik secara berlebihan. Dampaknya tidak hanya pada lingkungan, tapi juga pada keberlangsungan kehidupan anak cucu Anda kelak.


Belanja Tanpa Kantong Plastik | jual spunbond motif



Yang bisa dijadikan contoh mungkin toko The Body Shop. Sejak dua tahun lalu, seluruh gerai yang menjual produk perawatan tubuh ini sudah menggunakan kantong kertas yang 80% bahannya adalah daur ulang (post consumers recycled papers) sebagai kantong belanja. Mereka juga menjual Bags For Life (Green Bag) yang terbuat dari cotton organic bagi konsumen yang ingin terus membawa kantong sendiri saat berbelanja."Annita Roddick, pendiri The Body Shop, sangat peduli lingkungan," urai PR Manager The Body Shop Indonesia Ratu Maulia Ommaya. 

Jika melihat banyaknya elemen masyarakat yang sudah mengampanyekan pengurangan penggunaan kantong plastik, seharusnya keinginan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo yang menargetkan Ibu Kota ini bebas kantong plastik mulai 2011 bisa terwujud.

Soalnya konsumen kita tak terbatas individu, tapi juga korporasi," ujar Sano.Memang, beberapa minimarket dan supermarket sudah mulai peduli terhadap kampanye pengurangan kantong plastik. Peritel modern seperti Carrefour dan Circle K sudah menjual tas yang ramah lingkungan sebagai alternatif pengganti kantong plastik.

Produk kedua adalah tas berbahan nilon dengan kapasitas hingga 10 kg yang bisa dilipat hingga seukuran dompet panjang.Yang menarik, tas ini bisa juga dijadikan gantungan kunci. Jadi bagi mereka yang sering lupa, bisa langsung mengaitkannya dengan kunci rumah atau kunci mobil saat bepergian. Dengan bentuk yang menarik sekaligus praktis, permintaan terhadap tas tersebut cukup banyak. Sano mengaku kewalahan melayani permintaan yang terus meningkat."Karena banyak permintaan, kita ada rencana untuk menambah kapasitas.

Usaha yang lebih konkret lagi dilakukan Mohammad Bijaksana Junerosano, 28, pendiri Greene-ration Indonesia. Greeneration Indonesia adalah perusahaan yang menjual produk ataupun jasa yang berkaitan dengan gaya hidup hijau. Salah satu brand mereka, BaGoes, memproduksi tas/kan-tong belanja ramah lingkungan.Ada dua produk unggulan BaGoes. 

Yang pertama ialah tas ber-bahanlakenberestletingyangbisa dilipat kecil hingga seukuran dompet. Tas tersebut dapat menahan berat hingga 3-5 kg.

Demi menyebarkan informasi "menyeramkan" serta mengajak sebanyak mungkin orang untuk mengurangi penggunaan plastik, Thrio akhirnya membuat cause "Kurangi Kantong Plastik" di Facebook. Cause adalah salah satu layanan yang disediakan Face-.book untuk mendukung kampanye atau goal tertentu. Cause "Kurangi Kantong Plastik" yang aktif sejak pertengahan tahun lalu itu sekarang sudah mencatat 176.552 dukungan.

Ujung-ujungnya, warga dunia akan merasakan efek pemanasan global yang kini mulai terasa dan terlihat dampaknya di berbagai belahan dunia.

Contoh paling sederhana adalah plastik polimer sintetik atau plastik yang terbuat dari polyethylene (PE). Plastik ini lebih dikenal masyarakat sebagai kan-tong/tas kresek. Ketika dibuang, kantong plastik ini butuh waktu ratusan tahun agar bisa diurai tanah.Selama waktu yangpanjang itu.plastikakan mencemari tanah. Mau dibakar? Sama bahayanya.

Karena asap dari kantong kresek dapat menimbulkan senyawa berbahaya. Semakin ironis karena untuk membuat kantong plastik dibutuhkan ratusan ribu galon minyak bumi, yang bisa menimbulkan efek rumah kaca. 

Plastik memang musuh lingkungan yang belum banyak diketahui orang. Kalaupun tahu, kebanyakan memilih untuk tidak peduli atau pura-pura tidak tahu. Wajar saja, kantong plastik yang selalu diberi gratis saat berbelanja memang menawarkan kepraktisan untuk membawa bawang belanjaan.Padahal di balik kemudahan itu, plastik menyimpan bahaya yang menyeramkan. Bahan-bahan plastik kebanyakan mengandung racun yang tak hanya merusak tanah, tapi juga organ tubuhmanusia.

Kebiasaan yang kurang lebih sama itu juga dilakukanThrio Haryanto, 34. Thrio lebih suka menenteng tiga buku yang baru dia beli dibandingkan harus memasukkannya dalam kantong plastik."Sebagian mungkin menganggap aneh, termasuk kasir yang melayani saya. Ngapain beli buku banyak, tapi tidak mau diberi kantong plastik gratis? Justru dengan mengatakan ke kasir bahwa plastik itu tidak baik, paling tidak mereka jadi tahu," jelas Thrio.

Kebiasaan menolak kantong plastik ini sudah dilakukan Yuliana sejak setahun lalu. Ia menyebut aksi ini sebagai, "bentuk paling kecil yang bisa dilakukan untuk memperbaiki lingkungan"."Soal buang sampah,terkadang saya masih suka sembarangan. 

Nah, menolak kantong plastik atau membawa tas belanja sendiri, buat saya lebih gampang," katanya. "Biasanya sayamernbawa tas yang bisa dilipat atau kantong plastik bekas dari rumah. Kalau perlu tinggal dipakai, praktis," tambah dia.

GERAKAN mengurangi penggunaan kantong plastik semakin menggema. Cara yang dilakukan pun beragam. Mulai aksi pribadi, membuat cause di Facebook, hingga berbisnis tas ramah lingkungan."Enggak usah pakai plastik, Mbak. Nanti saya masukkan ke tas saja," ujar Yuliana, 24, saat berbelanja di sebuah minimarket. Selesai membayar, barang belanjaan itu lantas diselipkan dalam tas ransel ukuran sedang yang dipanggulnya.













Jumat, 08 September 2017

Tas Belanja Pinjaman, Pengganti Kantong Plastik Di Jerman

Kantong plastik yang tidak lagi gratis | jual spunbond bag


jual spunbond bag


Langkah yang ditempuh dm tentu saja bisa membantu melegakan pembeli (termasuk saya) untuk menghemat pengeluaran, jika kita lupa membawa kantong belanja. Seandainya kita semua benar-benar mau berpartisipasi untuk kelangsungan hidup alam kita, hendaknya para pedagang (pengusaha) ikut andil juga memberikan jalan keluar yang lebih baik kepada pembeli. Berikan pilihan yang lebih beragam kepada pembeli untuk bisa mengurangi pemakaian kantong plastik. Meminta mereka untuk membawa tas belanja sendiri atau harus membelinya di toko, belumlah cukup sebagai jalan keluarnya. 

Produksi tas ini pada awalnya (2012) dikerjakan di Jerman (Augsburg) oleh perusahaan Manomama. Karena alasan untuk menghemat ongkos produksi & juga ingin membantu taraf hidup masyarakat miskin di India untuk mempunyai pekerjaan, maka pembuatannya dipindahkan ke Tirupur.
Selain mengerjakan pembuatan tas-tas baru, perusahaan tersebut juga mendaur-ulang tas-tas yang kita kembalikan tersebut. Hasilnya bisa berupa syal, baju atau yang lainnya. Dan tentu saja bisa dijual kembali. Siklus yang tidak terpotong & menguntungkan semua pihak.

Kalau kita sudah bosan dengannya sebab kondisinya sudah lusuh, kotor, robek atau warnanya mulai pudar, kita bisa menukarkannya dengan yang baru atau minta kembali uang (2€) di setiap cabang dm. Jadi tidak harus ke cabang di mana kita membelinya. (Mau mengembalikan tas atau tidak, itu terserah kita).

Tas kain (Stoffbeutel) yang biasa disebut "Pfandtasche" ini bisa kita dapatkan di setiap kasir cabang dm. Tas polos & tanpa motif (kecuali logo kecil perusahaan di cantelannya) ini, ragam warnanya selalu diganti untuk jangka waktu tertentu. Kadang biru, merah, hijau, lila atau yang lainnya. Tas, yang menurut saya cukup keren ini, selain lebih stabil dari kantong plastik sebab bisa dipakai berkali-kali & dicuci (seperti baju) juga mengurangi sampah.

Melihat ketidakharmonisan hubungan yang terjalin antara pembeli & pedagang hanya sebab masalah kantong plastik gratis, sebuah perusahaan besar Jerman, dm (drogerie markt), yang cabangnya sudah menggurita sampai Eropa Timur membuat terobosan baru untuk kepuasan konsumen, yaitu meminjamkan tas (kantong) belanja kain. Untuk jaminannya kita harus membayar 2€/tas. 

Baru saja masalah itu lewat, di kas sebelah ada kejadian serupa. Hanya bedanya, pembeli langsung ngeloyor pergi meninggalkan belanjaannya yang belum dibayar. Protes sebab tidak ada lagi kantong plastik gratis.

Luapan emosi ketidakpuasan pembeli terhadap penghilangan kantong plastik di sebuah toko pernah saya alami langsung ketika belanja beberapa bulan lalu. Seorang pembeli yang ada di depan saya meminta dengan paksa kepada kasir sebuah kantong plastik gratis untuk belanjaannya seharga kira-kira 40€. Diskusi di antara mereka berdua baru terselesaikan setelah Stellvertreter (wakil manager) toko meluluskan permintaannya.

Selain itu mereka juga beranggapan, bahwa sampah plastik yang masih banyak berserakan di jalan adalah plastik dari bungkus makanan & minuman. Hanya sedikit sekali yang berasal dari kantong belanja plastik. (Alasan mereka tidak salah karena kenyataannya kantong plastik yang berukuran sedang sampai besar masih bisa digunakan kembali untuk keperluan lain. Sedangkan yang berukuran kecil dengan motif yang lucu & menarik biasanya juga sayang kalau dibuang begitu saja).

 Apalagi harganya (mulai 20 cent/kantong) juga dua kali lipat dari harga biasa. Mereka merasa jelas-jelas dirugikan karena mereka sudah mengeluarkan uang banyak untuk belanja, tetapi masih harus membayar kantong plastik yang seharusnya diberikan gratis sebagai bagian dari service toko.

Reaksi seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di Jerman, ketika pembeli tahu bahwa pusat perbelanjaan Karstadt, Media Markt (toko elektronik) & toko mode C&A mulai ikut berpartisipasi meniadakan kantong plastik gratis, yang pelaksanaannya akan dimulai antara awal Maret-April 2016.
Dari beberapa komentar yang saya baca di dunia maya, mereka umumnya mengatakan bahwa itu hanya akal-akalan para pengusaha (pedagang) untuk lebih mengeruk keuntungan dengan mengatasnamakan keselamatan lingkungan. 

Beberapa hari ini media online di tanah air ramai memberitakan tentang kantong plastik yang tidak lagi gratis diberikan kepada pembeli. Walaupun jauh-jauh hari sudah diumumkan tentang ini & pelaksanaannya juga masih dalam taraf uji coba, ternyata reaksi pembeli pada hari H nya masih cukup banyak yang protes. Harganya (Rp.200/kantong) yang tergolong sangat murah (dibandingkan di sini) ternyata bukan jaminan untuk pembeli rela begitu saja membayarnya.


Tas Pandan Berhias Kain Perca di Jombang Tembus Luar Negeri | jual spunbond bag



"Untuk online saya pernah kirim sampai Malaysia, Singapura dan Australia," tandasnya. 

Tak hanya dari Jombang dan sekitarnya, kata Ike, pesanan tas buatannya datang dari Makasar, Bali, Aceh hingga Papua. Ibu satu anak ini memilih menggunakan media sosial untuk memasarkan karyanya itu. Tak ayal, saat ini omzet kerajinan tas miliknya mencapai Rp 15 juta/bulan.

Ketiga macam bahan itu kemudian dirangkai pada bagian penutup tas menggunakan lem. Butiran mutiara imitasi dibubuhkan untuk menambah kesan elegan pada tas. Kemasan tas yang dipilih pun tak sembarangan, Ike menggunakan boks agar nampak mewah.

"Hasilnya bagus peminatnya banyak sampai sekarang," ujarnya.

Kendati begitu, pembuatan tas ini tidaklah sederhana karena butuh ketelatenan dan ketelitian. Kain perca yang telah dibordir membentuk kembang-kembang dipotong sesuai pola. Ditambah dengan dedaunan dan bunga tiga dimensi atau bros dari kain perca.

"Awalnya saya melihat banyak kain perca di rumah saya, saya bikin bros. Kemudian saya lihat di internet ada tas dari pandan dihiasi dengan kristal, saya mencoba aplikasikan bros yang saya buat ke tas pandan," kata Ike kepada wartawan di rumahnya, Sabtu (2/9/2017).

Namun, siapa sangka hiasan yang membuat tas terlihat menawan itu berbahan limbah kain dari penjahit. Ya, Ike memanfaatkan kain perca dan aksesoris lainnya untuk mempercantik tampilan tas wanita buatannya.

Berbeda dengan tas pandan biasa seharga Rp 75 ribu, tas buatan Ike mencapai Rp 200-300 ribu/buah. Pasalnya, tas wanita itu mempunyai desain yang elegan dan cantik berkat hiasan pernak-pernik dan bunga-bungaan yang dirangkai Ike.

Sejak setahun terakhir, warga Desa/Kecamatan Diwek, Jombang, menyulap teras rumahnya menjadi bengkel kerja. Dibantu tiga karyawan, dia mengerjakan pesanan tas wanita berbahan dasar daun pandan itu.

Tas wanita dari bahan daun pandan yang sebelumnya dianggap biasa dan murah, di tangan kreatif Ike Norawati (35) menjadi lebih elegan dan bernilai tinggi. Bahkan tas buatan ibu satu anak ini diminati pembeli dari luar negeri.

Tote Bag, Alternatif Pengganti Kantong Plastik | jual spunbond bag



Akan tetapi, tas yang satu ini juga membantu pemerintah dan masyarakat menjalankan program diet kantong plastik yang sedang digalakkan beberapa waktu terakhir.

"Sekarang orang banyak berbelanja dengan tote bag lantaran minimnya persediaan kantong plastik," jelasnya. Namun, Ridha menganggap hal ini menjadi sebuah tren yang positif. Lantarannya, tote bag bukan hanya menjadi tren fesyen belaka.

Seiring dengan munculnya peraturan-peraturan daerah yang mewajibkan orang-orang mengurangi dan menghentikan pemakaian kantong plastik, tote bag mulai turun harganya dan mulai diminati banyak orang.

Namun, dulu ketika pertama kali masuk ke Indonesia, tote bag tergolong pakaian yang mahal. Diceritakan Ridha, harganya bisa sampai 80 puluh ribu rupiah. "Walaupun bentuknya simpel, tote bag waktu itu memang dihargai mahal lantaran masih ekslusif.

Soal harga, tas jinjing yang satu ini tak bakal membuat dompet kamu menjadi tipis. "Harganya murah banget, ada yang lima ribu sampai tiga puluh ribuan. Tergantung bahan juga sih," kata dia.

"Macam-macam desainnya, ada yang gambar kartun, hewan, kita juga bisa mendesain sesuka hati apabila membeli tote bag jenis urban print yang masih polos tanpa desain," kata dia.

Di Banjarmasin, tote bag yang lagi digandrungi adalah yang berjenis urban print. Jenis tote bag yang satu ini awalnya muncul di Jepang dan masuk ke Indonesia beberapa waktu terakhir. 

Karakteristiknya, tote bag berjenis urban print biasanya terbuat dari kain kanvas yang pada bagian tengahnya tersedia beragam varian desain hasil sablon printing.

"Tampilannya yang simpel dan tidak berlebihannya membuatnya menjadi sangat menarik untuk digunakan sebagai tas sehari-hari," kata dia.

Ridha Hidayah, mahasiswi Universitas Lambung Mangkurat yang juga salah satu penjual dan pengoleksi tote bag di Banjarmasin mengakui bahwa tote bag memang sedang digandrungi.

Beberapa pihak mulai menggunakan bahan kulit, nilon, hingga bahan-bahan daur ulang sebagai bahan dasar pembuatannya agar terlihat menarik.

Seiring perkembangan zaman, tas jinjing ini menjadi tren fesyen yang banyak digandrungi oleh banyak orang. Bahan dasar pembuatannya tak lagi sekadar kain kanvas.

Jika dilihat dari sejarahnya, tote bag memang sudah digunakan masyarakat abad 17 untuk membawa barang-barang sehari-hari.

Tote Bag merupakan salah satu jenis tas jinjing yang umumnya berbentuk persegi. Umumnya, tas yang mempunyai jenis satu ini berbahan kain kanvas. Lantaran, kain yang satu ini memiliki karakteristik yang tebal dan tak gampang rusak.

Alasannya bervariatif. Ada yang menggunakannya sebagai alternatif pengganti kantong plastik. Ada pula yang menggunakannya sebagai fesyen. Bagaimana tren ini terjadi di Banjarmasin?

Pasca beberapa pemerintah daerah mengeluarkan peraturan mengenai pengurangan atau penghentian pemakaian kantong plastik, pemakaian tas jinjing minimalis atau yang kerap disebut sebagai tote bag mulai diminati oleh banyak orang.









Selasa, 05 September 2017

Produk bioplastik dari Bali dipamerkan di Amerika

Kantung Plastik terbuat dari kulit singkong | jual spunbond

jual spunbond


Kajian Universitas Georgia yang dirilis tahun lalu menemukan bahwa lautan di Indonesia adalah perairan kedua di dunia yang menyimpan sampah plastik terbanyak.

Indonesia tercatat sebagai penghasil sampah plastik terbesar kedua setelah China dengan 1,8 juta ton sampah plastik per tahun.

Publikasi di jurnal Science mengungkap bahwa tahun 2010 saja, dunia menghasilkan 12 juta ton plastik.

Kantong plastik yang bisa didaur ulang seringkali menghasilkan residu beracun yang membuatnya berbahaya untuk kehidupan laut dan tanaman.

Kevin mengungkapkan saat ini banyak produk yang dipasarkan sebagai produk "ramah lingkungan" namun tidak memberikan keuntungan kepada lingkungan.

"Bayangkan jika setiap hari tiap warga Indonesia yang jumlahnya 250 juta menggunakan satu sedotan plastik sepanjang 20 cm dan langsung membuangnya. Sedotan-sedotan ini bila direntangkan bisa mencapai 5.000 kilometer! Setara jarak Jakarta-Sydney," kata Kevin.

Gagasan untuk membuat produk-produk biodegradable berawal ketika Kevin melihat perubahan drastis yang terjadi di pantai-pantai di Bali, yang sekarang penuh dengan sampah. Tidak hanya di permukaan, plastik-plastik yang dibuang juga sampai ke bawah permukaan laut.

Bioplastik buatan Avani bisa larut secara instan dalam air panas. Dalam air dingin, bioplastik secara alami melunak dan berubah jadi karbondioksida, air dan biomassa dalam beberapa bulan.

Produk-produk perusahaan itu lulus tes kadar racun sehingga aman bila termakan hewan laut.

Bioplastik sebenarnya sudah dibuat sejak 1990 di Eropa menggunakan jagung dan serat bunga matahari. Avani membuat inovasi dengan menjadikan singkong sebagai bahan utama.

"Festival ini menjadi ajang strategis tidak hanya bagi pembangunan reputasi industri kreatif Indonesia namun juga kesempatan bagi kita untuk membangun kesadaran tentang isu-isu global terkini seperti polusi plastik yang sudah menjadi epidemi," kata Kevin Kumala, Chief Green Officer Avani, dalam siaran pers.

Produk bioplastik buatan perusahaan teknologi ramah lingkungan Avani di Bali dipamerkan dalam festival industri kreatif South by South West (SXSW) di Austin, Texas, Amerika Serikat, yang berlangsung 10-19 Maret 2017.


Kreatif Banget, Siswa ini Bikin Abon dari Kulit Nenas dan Pisang | jual spunbond



Sementara itu, Plt Dinas Perdagangan Muhammad Fauzie melalui Kabid Perindustrian Ritta Purnamasari mengatakan, lomba ini diikuti 17 SMP dan 13 SMA. "Lomba wirausaha pelajar ini sudah memasuki tahun kedua. Kami berharap tahun depan pesertanya makin ramai," ujarnya.

Mereka juga bersedia berbagi resep pada pengunjung stan. Rusminah menyarankan, bagi yang tertarik mengolah sendiri abonnya, untuk memilih kulit buah yang masih segar. "Demi rasa terbaik, jangan yang sudah busuk atau berjamur," sarannya.

Dan Eka memastikan, kopi petai itu aman dikonsumsi. Lantaran sudah lolos uji laboratorium. "Dijamin tidak bikin sakit perut," tukasnya tertawa.

Ternyata, ini bukanlah ide 'gila' pertama. Sebelumnya, mereka meracik kopi. Bukan dari biji kopi, tapi dari kulit petai. "Iya, pakai petai! Serius, kami tidak bercanda. Dan kopinya bebas kafein," tukas Eka.

"Kenapa pisang? Karena ini sampah rumah tangga paling banyak. Ide awalnya adalah limbah jadi uang," imbuhnya. Penjualan abon itu setidaknya bisa menambah uang jajan sekolah.

Keduanya terpikir mencoba membuat abon dari sampah buah itu pada awal tahun tadi lewat serangkaian eksperimen. Sukses dengan kulit buah nenas, mereka lalu mencoba membikin abon dari kulit pisang.

Dibungkus plastik dengan berat 100 gram, abon dijual Rp3.500 di koperasi sekolah. "Belum berani kami pasarkan keluar, sebab masih ngurus sertifikasi halalnya," kata Rusminah.

Saat penulis mencicipi abonnya, ada rasa kecut dan manis khas nenas. Penampilannya, tak ubahnya seperti abon ikan kebanyakan.

Berkat ide gokilnya, wajar jika stan milik siswa kelas XII SMK SPP Banjarbaru itulah yang paling menyedot perhatian juri.

RUSMINAH dan Eka memamerkan produknya dalam Lomba Wirausaha SMP-SMA yang digelar di halaman kantor Dinas Perdagangan Banjarbaru, Selasa (18/4).

Rusminah keranjingan buah nenas. Namun, setelah kenyang ia selalu merasa terganggu, melihat tumpukan sampah kulit buah tropis itu. Bersama temannya, Eka Fajriati, ia iseng membuat abon dari kulit nenas.

Inovasi plastik dari singkong di Bali yang mendunia | jual spunbond



"Ini juga aman dikonsumsi oleh hewan dan biota laut maka dari itu saya beranikan minum ini. Saya ingin katakan, 'hei manusia aja bisa minum aman."

Untuk mengungkap plastiknya benar-benar aman, Kevin pernah meminumnya sendiri yang larut di dalam air atau hancur 90 hari di dalam tanah dan menjadi kompos bagi tanaman. Sesuatu yang tidak akan terjadi pada plastik degradable.

"Mereka akan jadi pecahan sebesar 2 mm, 5 mm. Masuk ke tenggorokan, yang dimakan ikan, dan juga dimakan livestock kita, seperti sapi dan ayam. Kalau lihat plastik utuh pasti tidak akan tertarik, sedang plastik pecah lebih ribet lagi, karena hewan enggak akan tahu itu plastik, ujungnya seringkali ikan tiba-tiba terdampar di pesisir pantai karena makan kepingan plastik."

Di Indonesia sendiri sudah ada kebijakan untuk menggunakan plastik yang degradable atau hancur dengan sendirinya dalam dua tahun. Namun sayang, hal itu justru menyimpan bahaya yang tidak disadari, di mana sampah yang hancur hingga dua milimeter sekalipun bisa membunuh makhluk hidup, termasuk manusia.

"Tadinya Australia pelan-pelan justru yang sudah malah Afrika, di Afrika banyak regulasi baru yang melarang penggunaan plastik," terangnya.

Kondisi ini terjadi ketika Kevin mendarat di Rwanda, di mana setiap penumpang pesawat yang ingin masuk ke negeri itu wajib memberitahukan keberadaan plastik yang dibawanya. Tak hanya di Rwanda, hal serupa juga terjadi di beberapa negara lain seperti Ghana dan Mandagaskar.

Tak hanya itu, kesadaran penggunaan plastik yang lebih ramah lingkungan juga masih rendah padahal sudah menjadi permasalahan serius di seluruh dunia. Indonesia, imbuhnya, justru kalah dari beberapa negara di Afrika yang malah melarang penggunaan plastik.

"80 Persen customer dari luar negeri, ekspor. Kebanyakan ke Australia," ungkapnya.

Beda dengan banyak bangsa di Eropa, permasalahan plastik menjadi permasalahan sendiri di Indonesia apalagi jika itu merupakan karya anak bangsa. Bioplastik ciptaannya justru mendapatkan apresiasi dari luar negeri, bahkan komoditas buatannya lebih banyak dipesan dijual ke negara asing.

Rupanya, benda yang diciptakan bersama tujuh rekannya ini langsung mendunia. Hasil kreasinya mendapat peliputan dari sejumlah media asing seperti CNN, BBC dan beberapa media besar lainnya.

"Kekayaan singkong di Indonesia dan juga pertumbuhan mereka lebih cepat, akhirnya kita pilih singkong, karena Indonesia jumlah produksi singkong pada data 2015 mencapai 24 juta ton per tahun, jadi kita enggak akan kehabisan. Kita ini sewaktu produksi kantong kita tidak memakai singkong, tapi pakai ampas, diambil dari pati singkongnya. Saya ambil ampas singkong yang tadinya waste dari worth."

Demi menemukan bahan yang pas dan murah, Kevin dan rekannya telah mencoba berbagai bahan mulai dari jagung, kedelai hingga singkong. Setelah dipilah-pilah, pilihan mereka jatuh terhadap singkong karena produksinya jauh lebih banyak dan murah.

Dia yakin bioplastik merupakan pemecahan dari masalah sampah di Jakarta. Di Eropa sendiri masyarakatnya sudah beralih dan sangat peduli terhadap masalah pencemaran lingkungan, bahkan bioplastik sudah berkembang sejak tahun 1990-an.

"Saya bersama rekan-rekan tim R&D saya, delapan orang meriset selama tiga tahun dari 2010 untuk dapat meretur engineer berdasarkan sesuatu. Bioplastik memakai komoditas nabati yang satu sifatnya banyak terdapat di Indonesia dan dua harganya terjangkau. Karena bicara replace plastik, yang harga murah tentunya harus masuk juga sebagai bagian dari segi harga kompetitif," ungkapnya.

Kondisi pantai-pantai di Bali yang penuh dengan sampah membuat Kevin mencoba berinovasi, bersama rekan-rekannya dia mulai mencari bahan yang lebih ramah lingkungan. Teknologi ini sebenarnya sudah muncul lebih dulu di Eropa, hanya saja dia mencari bahan yang berbeda dan lebih murah dan terjangkau oleh masyarakat.

"Bali yang saya tahu adalah suatu pulau yang hangat surgawi, kalau tahun 90-an, Kuta Beach dengan pasir putih, ombak jernih, lautan jernih. Tapi pada 2009 saya pulang, saya lihat pantai Kuta, Legian, semuanya berubah dramatis, sembilan tahun di luar ngeri dan wow sekarang Bali beda banget dengan Bali yang saya kenal dulu," katanya saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (13/2).

Keberadaan sampah itu mengganggu aktivitasnya sebagai penghobi surfing dan diving. Tak hanya di permukaan, plastik-plastik yang dibuang juga berada di bawah permukaan laut.

Inspirasinya itu terjadi setelah Kevin pulang ke Indonesia usai menjalani pendidikannya di Amerika Serikat pada 2009 lalu. Dia terkejut melihat perubahan yang terjadi pada pantai-pantai di Bali, yang sebelumnya terkenal dengan keindahannya malah penuh dengan sampah.

Selain menjadi polemik dan permasalahan serius bagi alam liar, sampah plastik ternyata mampu mendorong inovasi dan peluang baru dalam menciptakan benda yang lebih ramah lingkungan. Seperti yang dilakukan Kevin Kumala, pemuda asal Bali dengan eco-plastik buatannya kini banyak dipakai di seluruh dunia.



jual spunbond







Karang Taruna di Desa Ini Kreatif, Sampah Plastik Diolah Jadi Paving Blok

Mengolah sampah plastik jadi paving blok | jual kain spunbond eceran

jual kain spunbond eceran


"Sekarang bukan hanya sampah hilang dan lingkungan bersih, namun juga banjir pesanan. Bahkan kami kewalahan memenuhi pesanan paving blok plastik dari berbagai pihak karena sampah di desa sudah habis," jelasnya.

Ia kemudian memanggil temannya untuk memberi pelatihan cara membuat paving blok dari plastik kepada karang taruna desa. Seluruh sampah yang ada di desa dikumpulkan dan dikonversi menjadi paving blok.

"Kalau dikilokan saja kan enggak ada kreativitas di dalamnya dan biasanya dibeli murah. Saya kemudian teringat teman di Purbalingga yang punya eksperimen membuat paving blok dari plastik," terang Akhib, Jumat (24/3/2017).

Kemudian ia berfikir bagaimana mengolah sampah tersebut untuk menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Sampah organik ia olah menjadi pupuk, sedangkan sampah plastik semula bingung mau diapakan.

Ide itu semula karena lihat sampah beserakan di jalan dan menggelisahkan. Kepala Desa Brumbung, Demak Akhib Musadad mengaku, lingkungannya banyak sampah berserakan.

Karang Taruna Karya Muda Sejahtera Desa Brumbung, Mranggen, Kabupaten Demak, menunjukkan kreativitasnya. Mereka mengolah sampah plastik jadi paving blok.

Warga Kreatif, Olah Sampah Kering Jadi Baju Seragam | jual kain spunbond eceran




Kampung mereka yang diapit kemajuan kota metropolis dan bisa eksis menjaga denyut kampung, cukup mendapat perhatian dari pihak luar.

Ketua RT 13 Dicky Sugeng Premana mengatakan, kampungnya banyak menerima perhatian dan bantuan. Misalnya dari LSM Habitat, dan dari USAID.

"Kalau sampah seperti plastik itu daur ulang di dalam tanahnya susah dan lama. Makanya, kalau masih bisa didaur ulang dan dimanfaatkan, kenapa harus dibuang," tutur Puji.

Kreasi pengolahan sampah kering ini tidak dilakukan sendiri. Tetapi, bersama warga lain. Memang tidak dipakai untuk keseharian. Tetapi, hanya untuk kegiatan kampung saja.

"Untuk pengganti kain kami buat dari bungkus makanan. Kalau untuk hiasan yang bulat-bulat dari kresek yang berwanra warni," terangnya, Jumat (9/6/2017).

Pujiwati (39), salah satunya, yang membuat sekitar delapan baju seragam kampung kreasi dari sampah kering. Yaitu, koran bekas, platik bekas dan bungkus makanan yang sudah dibuang.

Pemanfaatan dan pemilahan sampah cukup lama dilakoni warga kampung Kedondong, yang terletak RT 13 RW 6 Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegalsari. Khususnya untuk sampah kering untuk kerajinan tangan.


Perusahaan Ini Untung Miliaran Ubah Sandal Bekas jadi Produk Unik | jual kain spunbond eceran



“Pekerjaan ini membuat saya bahagia karena adanya kesempatan yang jauh lebih baik untuk diri saya dan keluarga saya. Saya suka mengukir dan menjadi kreatif,” ujar Charles Kimeu, salah satu karyawan di sana.

Dari hanya bertiga, pada 2013 Ocean Sole telah mempekerjakan 150 orang dan memperbaiki kemiskinan di lingkungan setempat. Mereka telah mengubah sandal jepit menjadi boneka, gelang, gantungan kunci, dan patung.

Ocean Sole kemudian dibantu dengan komunitas di Kiwayu menjual produk pertama mereka di Nairobi, Kenya. Setelah itu, mereka menerima pesanan sebanyak 15.000 kura-kura dari WWF Switzerland.

Awalnya, mereka menemukan masalah di Kiwayu, Kenya. Di sana, sampah sandal jepit menumpuk di pantai yang menciptakan bencana bagi ekosistem laut dan masyarakat lokal. 

Terinspirasi dari mainan anak-anak yang dibuat dari sendal jepit bekas, Julie Church, pendiri Ocean Sole, mendorong para ibu untuk mengumpulkan, mencuci, dan memotong sandal jepit yang dibuang untuk menjadi produk yang berwarna. Mereka ingin mengubah sandal jepit yang telah menjadi polusi sebagai produk fungsional dan mempromosikan konservasi untuk pantai di Kenya.

Mereka mengubah sandal jepit yang mereka temukan di sepanjang pantai dan perairan Kenya. Baik sandal yang ditinggalkan pemiliknya di pantai atau sandal yang berasal dari pembuangan di laut dan terdampar di pesisir pantai.

Menurut UNEP, di Kenya diperkiraan terdapat 13.000 keping plastik dan sandal jepit yang mengapung di setiap kilometer persegi lautan. Ocean Sole, sebuah perusahan yang bergerak di bidang sosial dan berasal dari Kenya ingin melakukan sesuatu.

Di Kenya, perusahaan sandal jepit dapat memproduksi 100.000 sandal setiap harinya dan 3.650 juta sandal tiap tahunnya. Tak hanya itu, banyak sandal yang dibuang begitu saja tanpa didaur ulang, sehingga banyak yang menumpuk dan menghalangi saluran air.







Minggu, 03 September 2017

Tumpukan rupiah dari bisnis limbah sampah

Sumarmi sukses menjadi pengusaha kerajinan tangan dari limbah sampah plastik | jual goodie bag

jual goodie bag



Kini, nenek lima orang cucu itu mulai bisa menikmati buah dari kerja keras dan ketekunannya. Saat ini, ia sudah bisa memilliki rumah sendiri untuk tempat berteduh keluarganya. Ke depan, Sumarmi juga bercita-cita memiliki gerai untuk memasarkan produk Mbarek.      

Dari hasil penjualan itu, Sumarmi mengaku bisa meraup omzet Rp 2 juta per hari. Jadi, dalam sebulan, ia bisa mendulang omzet hingga Rp 60 juta per bulan.

Yang tak kalah membuatnya bangga, Sumarmi bisa membuka lapangan pekerjaan bagi warga di sekitar tempat tinggalnya. Saat ini, Sumarmi mempekerjakan 50 orang karyawan yang sebagian besar ibu rumahtangga dan remaja putri.

Saat ini, penjualan produk Mbarek sudah tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Sumatra. “Pelanggan saya ada yang dari pemilik toko tas belanja dan perorangan,” katanya.

Naluri bisnis Sumarmi pun tak meleset. Sejak dijual di pasar, produk kerajinan limbah plastik yang diberi nama Mbarek yang berarti bagus, semakin dikenal oleh masyarakat sekitar.

Kini, bersama suami dan anaknya, Sumarmi bisa memproduksi hingga 1.600 buah produk per pekan. Harganya dibanderol bervariasi. Contohnya tas belanja dijual Rp 12.000-Rp 22.500, enkrak Rp 15.000, keranjang sampah Rp 20.000- Rp 25.000, tudung saji Rp 40.000-Rp 50.000, dan bakul Rp 130.000-Rp 180.000.

Sumarmi berkisah, pada awalnya, ia hanya menjual produknya kepada para tetangga di tempat tinggalnya. Namun, strategi pemasaran itu sempat tak berjalan mulus. "Usaha saya sempat bangkrut karena tidak ada yang beli," kenang Sumarmi.

Toh, pengalaman buruk itu tak membuatnya putus asa. Ia terus melakukan promosi dari mulut ke mulut. Berkat kegigihannya, lambat laun hasil karyanya mulai dikenal luas. Dari situ, ia memutuskan menjual produknya ke pasar tradisional di Pati.    

Bertekad ingin mengubah nasib, Sumarmi mulai rajin mengumpulkan sampah plastik. “Saya itu sebelumnya jadi buruh cuci dan tukang pijat. Tempat tinggal pun tidak punya. Karena itu, saya berpikir bagaimana caranya memiliki rumah dan mendapat uang cukup,” Sumarmi.

Kala itu, di benak wanita yang kini berusia 59 tahun ini hanya ada satu ide usaha: mengubah limbah plastik menjadi berbagai macam kerajinan tangan. Mulai dari keranjang sampah, tas jinjing, tas belanja, tudung saji, ekrak, hingga bronjong.  

Ide usaha memang tak harus mengandalkan modal besar. Terkadang, ide usaha bisa datang dari kejelian dan kreativitas dalam melihat peluang bisnis. Contohnya seperti yang dilakukan Sumarmi. Lewat tangan kreatifnya, wanita asal Kayen, Pati, Jawa Tengah ini, menyulap limbah plastik jadi barang bernilai ekonomis.

Semua berawal dari tumpukan sampah. Ketika itu, pada medio 1988, Sumarmi kerap melihat banyaknya tumpukan sampah plastik yang tidak dimanfaatkan di sekitar tempat tinggalnya.

Bertekad ingin mengubah nasib, Sumarmi sukses menjadi pengusaha kerajinan tangan dari limbah sampah plastik. Antara lain, keranjang sampah, tas jinjing, tas belanja, tudung saji hingga bronjong yang diberi label merek Mbarek. Produknya dibanderol Rp 12.000-Rp 180.000 per buah. Dalam sebulan, Sumarmi bisa meraup omzet hingga Rp 60 juta per bulan.


Masih Ada Konsumen tak Mau Bayar Kantong Plastik | jual goodie bag



Kebijakan penggunaan kantong plastik berbayar upaya mewujudkan misi Indonesia bersih 2020. Kebijakan itu menyusul keluarnya SE Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Nomor S.71/MENLHK-II/2015 pada 21 Februari 2015. Dalam SE tersebut, menteri meminta pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten dan kota, termasuk produsen serta pelaku usaha melakukan langkah simultan dalam pengurangan dan penanganan sampah plastik.

Selain Kota Malang, uji coba kebijakan itu berlaku di 21 kota lain di seluruh Indonesia. Rencananya, pemberlakuan permanen kebijakan itu pada Juni 2016.

Eko mengatakan Indomaret telah lama menerapkan kantong plastik berbayar. Item biaya kantong plastik sudah tertera pada struk belanjaan.

"Tapi biayanya masih  ditulis Rp0. Mungkin dalam waktu dekat diberlakukan juga, sekarang masih gratis," jelas dia.

Di lain tempat, Indomaret di Jalan Kolonel Sugiono belum memberlakukan biaya tambahan untuk kantong plastik. Pengumuman soal uji coba pun belum dipasang di toko tersebut.

"Iya, di sini belum diberlakukan," kata Eko Nursamsi, pimpinan shift.

Latif mengatakan penarikan biaya tambahan untuk kantong plastik mulai berefek. Biasanya, toko ritel di Jalan Kolonel Sugiono itu menggunakan lebih 1.000 kantong plastik. Pada hari pertama penerapan uji coba, yaitu Minggu 21 Februari 2016, penggunaan kantong plastik menurun hingga 3 persen.

"Berbagai ukuran kantong plastik. Biasanya yang pakai kantong plastik belanjaannya cukup banyak. Ada juga yang bawa tas sendiri dari rumah," ungkapnya.

"Ada yang tak mau membayar atau menyerahkan biaya tambahan (untuk kantong plastik). Jadi kami kasih gratis. Biayanya ditanggung perusahaan sementara waktu," kata Latif, Senin (22/2/2016).

Staf toko Alfamart di Jalan Kolonel Sugiono, Abdul Latif, mengatakan menempel kebijakan soal kantong plastik berbayar sebesar Rp200. Ia dan rekan-rekannya pun memberi tahu konsumen soal kuji coba itu.

Uji coba penggunaan plastik berbayar memasuki hari kedua. Namun di Malang, Jawa Timur, masih banyak konsumen ritel dan waralaba yang enggan membayar kantong setelah berbelanja.

Mahasiswa BSI Sukabumi Ciptakan Tote Bag Aksara Sunda | jual goodie bag



Kepala Kampus AMIK BSI Sukabumi Denny Pribadi menyambut baik dan bangga adanya kegiatan tersebut. “Saya sangat mendukung kegiatan positif ini. Saya bangga dengan apa yang dilakukan anak-anak muda kota Sukabumi. Sebab, mereka  memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan, sekaligus berusaha melestarikan budaya Sunda dengan melukis aksara Sunda pada tas yang akan digunakan sebagai pengganti kantong pelastik,” ungkap Denny Pribadi.

Mahasiswi semester lima AMIK BSI Sukabumi yang juga penerima bepres (beasiswa prestasi) BSI ini berharap Indonesia suatu hari nanti menjadi negara pariwisata bebas sampah plastik yang menjunjung tinggi kebudayaan nasional, untuk Sukabumi khususnya budaya Sunda.

Pengenalan aksara Sunda melalui tas ramah lingkungan merupakan salah satu program kerja Post Moka Activity (PMA) yang diusung Kiswah untuk mendukung program Walikota Sukabumi, yaitu “Sukabumi Bebas Sampah Plastik” yang dicanangkan sejak bulan Maret 2016.

Selain itu, menurutnya, pembuatan tote bag hasil karya sendiri dengan dihias aksara sunda sekaligus memperkenalkan budaya nasional kepada masyarakat. “Selain peserta belajar menulis dengan aksara Sunda, hasil tote bag yang telah dihias tersebut diharapkan dapat menggantikan penggunaan plastik dengan tas ramah lingkungan,” ungkap Kiswah yang juga Duta HIV/AIDS Kota Sukabumi 2016.

Kenapa membuat tas belanja sendiri? Kenapa tidak beli tote bag saja? Hal itu dijawab oleh Siti Kiswah, anggota Paguyuban Moka Kota Sukabumi 2016 yang menggagas kegiatan ini. “Biasanya anak muda kalau tote bag beli dibandingkan  buatan sendiri itu beda kasih sayangnya. Mereka lebih greget pakai tote bag produk buatan sendiri. Karena kita yang hias sendiri dan tidak pasaran,” ujar Siti Kiswah.

Workshop yang diikuti oleh 200 mahasiswa AMIK BSI Sukabumi tersebut diawali dengan pemaparan materi mengenai bahaya sampah plastik bagi lingkungan. Dilanjutkan dengan pembuatan workshop tote bag dengan aksara sunda, sebagai salah satu solusi mengurangi penggunaan kantong plastik.

AMIK BSI Sukabumi  menggelar Carnaval BSI 2016, Ahad (25/09/2016). Salah satu rangkaian kegiatan tersebut  adalah workshop pembuatan ‘tote bag’ dengan aksara sunda. Kegiatan ini bekerja sama dengan Mojang Jajaka (Moka) Sukabumi 2016 dan Senat Mahasiswa AMIK BSI Sukabumi.