Kamis, 13 Juli 2017

Ritel Modern Dukung Program Plastik Tidak Gratis

Peritel modern mendukung program uji coba peraturan kantong plastik tidak gratis | tas spunbond di jakarta


tas spunbond di jakarta

Yuvlinda menambahkan selama masa uji coba di Bandung ini, Super Indo memberikan diskon sebesar 20% untuk pembelian tas belanja pakai ulang.

'kami dorong pelanggan untuk lebih mencintai penggunaan tas belanja pakai ulang, dibandingkan kantong kresek," ujarnya. 

Adapun uji coba ini akan dievaluasi dalam masa 3 bulan, untuk menentukan pengembangan aturan selanjutnya.

Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai leading sector dalam uji coba aturan kantong plastik tidak gratis ini juga telah menetapkan standar spesifikasi kantong plastik tidak gratis adalah oxo-degradable (oxium) dan SNI.

"Ada insentif dan disinsentif bagi penggunaan kantong plastik sekalai pakai. Namun intinya, kami mengajak para pelanggan untuk berlaku bijak dalam penggunaan kantong kresek tersebut," ujarnya.

Pemerintah telah menetapkan harga kantong plastik adalah sebesar minimal Rp200 per kantong untuk semua ukuran dan berlaku secara nasional.

"Jika plastik tidak gratis, pelanggan kami bisa lebih termotivasi dalam mengurangi penggunaan kantong plastik," ujarnya.

Ia menambahkan Super Indo juga mengaplikasikan perlakuan yang fair di gerai-gerai Super Indo.

"Hal ini merupakan sebagian dari program-program Super Indoe dalam rangka mengajak pelanggan untuk mulai meninggalkan kantong plastik," ujarnya.

Sementara itu, D. Yuvlinda Susanta, Department Head of Corporate Communication & Sustainability Super Indo, mengatakan Super Indo menyambut baik aturan pemerintah akan plastik berbayar ini.

"Di Super Indo, pelanggan memiliki pilihan untuk menggunakan kantong belanja pakai ulang atau menggunakan kardus yang telah disiapkan kasir-kasir kami," ujar Wirawan.

Selain itu, bagi pelanggan yang tidak menggunakan kantong plastik, Super Indo memberikan insentif berupa cash back.

Salah satunya, supermarket Super Indo yang menjadi tuan rumah Peresmian Uji Coba Pemberlakuan Kantong Plastik Tidak Gratis yang berlokasi di Dago Bandung ini juga memberikan berbagai program untuk konsumen terkait program ini.

VP Operations Super Indo, Wirawan Winarto mengatakan Super Indo telah menjadikan upaya-upaya pengurangan sampah sebagai bagian dari operasional supermarket.

 Peritel modern mendukung program uji coba peraturan kantong plastik tidak gratis yang diluncurkan di Kota Bandung pada Minggu (21/2/2016).


Kantong Plastik di Toko Retail Digratiskan Lagi | tas spunbond di jakarta



Menurut Roy, hal tersebut mengakibatkan sebagian peretail mundur dari komitmen untuk menjalankan uji coba tersebut sehingga ditengarai memicu persaingan bisnis yang tidak sehat.

Aprindo juga mengklaim telah melaporkan hasil program kantong plastik berbayar kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. “Pada prinsipnya, Aprindo akan tetap mendukung program pemerintah," ujarnya.

Ia pun berkomitmen akan kembali menjalankan program plastik berbayar jika peraturan menteri telah terbit. "Kami berharap peraturan terkait dengan penerapan kantong plastik tidak Ggatis dapat segera diterbitkan agar pelaksanaannya dapat berjalan lebih optimal,” tutur Roy.

Masalahnya bagi peretail, kata Roy, uji coba program tersebut kian banyak menuai pro dan kontra di berbagai kalangan masyarakat di daerah. Peretail modern menerima kritik dari masyarakat yang berujung pada ancaman tuntutan secara hukum. 

Tindakan itu dianggap memungut biaya tanpa berdasarkan peraturan hukum yang kuat. “Hal ini masih saja terjadi meskipun kami telah melakukan sosialisasi program melalui berbagai media, personel toko, memasang surat edaran Dirjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta sarana informasi di toko-toko anggota Aprindo,” katanya.

Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terlihat penurunan penggunaan kantong plastik sebesar 25-30 persen selama masa uji coba tiga bulan pertama. Selain itu, 87,2 persen masyarakat menyatakan dukungannya dan 91,6 persen bersedia membawa kantong belanja sendiri dari rumah.

Melihat hasil positif itu, Ditjen PSLB3 kembali merilis surat edaran baru bernomor SE/8/PSLB3/PS/PLB.0/5/2016. Dirilis pada 1 Juni 2016, surat itu menandai perpanjangan program kantong plastik berbayar hingga terbitnya peraturan Menteri Lingkungan Hidup sebagai dasar hukum yang lebih kuat.

Program kantong plastik berbayar merupakan uji coba yang dilakukan sejak 21 Februari 2016 di 22 kota. Landasannya adalah Surat Edaran Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (Ditjen PSLB3) Nomor S.1230/PSLB3-PS /2016 tentang Harga dan Mekanisme Penerapan Kantong Plastik Berbayar. 

“Selama masa uji coba, pengelola retail modern melaporkan pengeluaran kantong plastik kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Aprindo dan hasilnya menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah,” ujar Roy.

Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) menghentikan program kantong plastik berbayar yang dijalankan toko retail modern di seluruh Indonesia, terhitung 1 Oktober 2016. Kantong kresek akan digratiskan sampai pemerintah menerbitkan peraturan baru yang lebih berkekuatan hukum.

Langkah tersebut diambil menyusul adanya pro dan kontra yang terjadi di berbagai daerah. “Setelah mempertimbangkan secara masak dan dampak yang berkembang, kami memutuskan menggratiskan kembali kantong plastik di seluruh retail modern mulai 1 Oktober 2016 hingga diterbitkannya peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang berkekuatan hukum,” kata Ketua Umum Aprindo Roy N. Mandey, Senin, 3 Oktober 2016.

Bioplastik belum siap diproduksi massal | tas spunbond di jakarta



Haris mengungkapkan, di China bukan hanya tas plastik yang terbuat dari singkong. Tapi juga sendok, pembungkus, dan cukuran jenggot sudah menggunakan bahan organik.

Kedua, selain produksi yang memakan biaya lebih, hal ini akan berpengaruh pada harga jual plastik yang nantinya akan lebh mahal dibanding plastik berbahan kimia. ”sekarang produksinya sudah ada bioplastik dari singkong. Tapi populasinya masih sedikit, karena harganya lebih mahal. Ketahanannya juga kurang,” kata Haris.

Dari data Badan Pusat Statistik memang menunjukkan, impor ubi kayu periode Januari–Agustus 2015 mencapai 4.193,59 ton atau senilai Rp 14,2 Miliar. Sementara produksi ubi kayu dalam negeri paling besar mencapai 28 juta ton per tahun.

Haris menjelaskan, bahan baku menjadi masalah utama produksi bioplastik. Pasalnya, bahan baku bioplastik ini menggunakan singkong, jagung, kentang dan tebu. Semua bahan baku itu merupakan kebutuhan pangan rakyat Indonesia. 

”Rasanya sulit bioplastik menggantikan plastik yang ada saat ini. Tapi ada potensi untuk dikembangkan,” kata Haris kepada Kontan Senin (7/3).

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Haris Munandar mengatakan, pengembangan industri plastik yang saat ini digantikan dengan bioplastik belum bisa dilakukan. Karena, masih banyak aspek-aspek lain yang membuat plastik ini tidak bisa diproduksi secara masal.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tengah mengembangkan bioplastik untuk meneliti plastik organik yang dapat menggantikan pelastik berbahan kimia. Namun, sejumlah kalangan masih ragu apakah plastik ramah lingkungan itu efisien dan dapat dikonsumsi masyarakat.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar