Roy mampu mengubah barang bekas seperti limbah botol plastik menjadi peralatan rumah tangga | jual spunbond bag
Untuk satu unit rumah sedikitnya diperlukan 8.000 botol plastik air mineral, dengan perkiraan biaya dari awal sebesar Rp 50 juta. Saat ini anggota PLPBK tercatat sebanyak 50 Kepala Keluarga, untuk tahap awal mereka akan membangun di kawasan RT 2 Kelurahan Sumur Meleleh dengan merobohkan rumah berbahan kayu itu dan melakukan pembangunan dari awal.
"Hanya fondasi rumah saja yang disisakan, benar benar kami bangun dari awal, dasar botol plastik diisi pasir pantai ini, kami yakin memiliki daya Hydrophonik untuk mengantisipasi getaran gempa," pungkas Roy Nelwan.
Bahan baku botol plastik ini, kata dia, didapat dari limbah buangan hotel, rumah makan dan limbah salah satu Mall di Bengkulu. Semua didapat dengan gratis, tetapi mereka harus menyisihkan dan mengangkut sendiri limbah tersebut.
Impian para anggota PLPBK Rafflesia yang bermukim di pesisir pantai Kota Bengkulu itu adalah merenovasi bahkan membangun rumah para anggota dengan bahan botol bekas.
Produk lain yang juga diproduksi Roy bersama Kelompok Penataan Lingkungan Pemukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) Rafflesia Kelurahan Sumur Meleleh Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu ini adalah tas belanja ke pasar dan hiasan dinding.
"Kami di PLPBK Rafflesia ini mencoba mengubah sampah non organik yang menakutkan menjadi barang yang bernilai ekonomi tinggi," ujar Roy sambil mengisi botol plastik bekas air mineral dengan pasir pantai (28/6/2015).
Pensiun dari salah satu bank swasta tidak membuat Roy Nelwan berdiam diri. Dengan kemampuan membuat furnitur yang diturunkan sang ayah, Roy mampu mengubah barang bekas seperti limbah botol plastik menjadi peralatan rumah tangga.
Roy bernama tionghoa Ang Kian ini memulai usaha membuat furnitur dari botol plastik bekas sejak tiga tahun lalu. Salah satu furnitur yang dibuat seperti kursi tamu. Satu unit kursi tamu lengkap dengan meja dipasarkan dengan harga Rp 1,5 juta.
Belum semua swalayan di Bandung terapkan kantong plastik berbayar | jual spunbond bag
"Kita akan evaluasi sebulan pertama sampai dengan bulan ketiga. Ada tim terpadu yang sudah dibentuk untuk mengevaluasi. Nanti akan dilihat signifikan tidaknya kebijakan ini. Dari harganya sampai efektivitas pengurangan sampah plastik. Kalau tidak signifikan, kita coba tingkatkan lagi (harga kantong plastik)," ujar Teti.
Menurut Teti, penerapan kantong plastik berbayar masih dalam tahap uji coba. Program ini nantinya akan dievaluasi selama tiga bulan pertama.
Mengenai besaran harga setiap kantong plastik, menurut Teti merujuk pada surat edaran dari Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya, Kementerian Lingkungan Hidup. Disebutkan harga setiap kantong plastik sebesar Rp 200.
"Jadi nanti pembeli diberi pilihan oleh kasir, apakah mau pakai kantong plastik atau tidak," kata Teti.
Kota Bandung menjadi proyek percontohan penerapan kebijakan digagas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung, Teti Mulyawati mengatakan, uji coba kantong plastik berbayar sudah disosialisasikan.
"Ini papan sebagai informasi dulu. Tapi nanti akan diterapkan berbayarnya yang belum tahu kapan waktunya," ujar Rifti.
Di bagian atas papan tertulis Indonesia Bersih Sampah 2020. Adapun seruan ajakan tertera juga ajakan menggunakan tas ramah lingkungan.
Papan informasi dengan mengkampanyekan diet kantong plastik itu dipasang di dekat kasir. Ajakan itu diberi tagar #DietKantongPlastik. Guna menekan penggunaan kantong plastik, pengelola membebankan biaya tambahan Rp 200 per kantong plastik.
"Ini masih papan informasi saja. Belum ada tindak lanjut untuk kantong plastik berbayarnya," kata kasir Indomaret, Rifti (25), kepada merdeka.com, Senin (22/2).
Seperti terjadi di minimarket Indomaret, Jalan LL RE Martadinata, Kota Bandung. Kantong plastik berbayar belum dibebankan pada konsumen berbelanja.
Penerapan kebijakan kantong plastik berbayar mulai diberlakukan sejak Minggu (21/2), ternyata belum dilakukan seluruh gerai supermarket dan minimarket di Kota Bandung. Pihak pengelola hanya melakukan sosialisasi dengan papan informasi mengenai adanya program pengurangan kantong plastik.
Mahasiswa BSI Sukabumi Ciptakan Tote Bag Aksara Sunda | jual spunbond bag
Kepala Kampus AMIK BSI Sukabumi Denny Pribadi menyambut baik dan bangga adanya kegiatan tersebut. “Saya sangat mendukung kegiatan positif ini. Saya bangga dengan apa yang dilakukan anak-anak muda kota Sukabumi. Sebab, mereka memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan, sekaligus berusaha melestarikan budaya Sunda dengan melukis aksara Sunda pada tas yang akan digunakan sebagai pengganti kantong pelastik,” ungkap Denny Pribadi.
Mahasiswi semester lima AMIK BSI Sukabumi yang juga penerima bepres (beasiswa prestasi) BSI ini berharap Indonesia suatu hari nanti menjadi negara pariwisata bebas sampah plastik yang menjunjung tinggi kebudayaan nasional, untuk Sukabumi khususnya budaya Sunda.
Pengenalan aksara Sunda melalui tas ramah lingkungan merupakan salah satu program kerja Post Moka Activity (PMA) yang diusung Kiswah untuk mendukung program Walikota Sukabumi, yaitu “Sukabumi Bebas Sampah Plastik” yang dicanangkan sejak bulan Maret 2016.
Selain itu, menurutnya, pembuatan tote bag hasil karya sendiri dengan dihias aksara sunda sekaligus memperkenalkan budaya nasional kepada masyarakat. “Selain peserta belajar menulis dengan aksara Sunda, hasil tote bag yang telah dihias tersebut diharapkan dapat menggantikan penggunaan plastik dengan tas ramah lingkungan,” ungkap Kiswah yang juga Duta HIV/AIDS Kota Sukabumi 2016.
Kenapa membuat tas belanja sendiri? Kenapa tidak beli tote bag saja? Hal itu dijawab oleh Siti Kiswah, anggota Paguyuban Moka Kota Sukabumi 2016 yang menggagas kegiatan ini. “Biasanya anak muda kalau tote bag beli dibandingkan buatan sendiri itu beda kasih sayangnya. Mereka lebih greget pakai tote bag produk buatan sendiri. Karena kita yang hias sendiri dan tidak pasaran,” ujar Siti Kiswah.
Workshop yang diikuti oleh 200 mahasiswa AMIK BSI Sukabumi tersebut diawali dengan pemaparan materi mengenai bahaya sampah plastik bagi lingkungan. Dilanjutkan dengan pembuatan workshop tote bag dengan aksara sunda, sebagai salah satu solusi mengurangi penggunaan kantong plastik.
AMIK BSI Sukabumi menggelar Carnaval BSI 2016, Ahad (25/09/2016). Salah satu rangkaian kegiatan tersebut adalah workshop pembuatan ‘tote bag’ dengan aksara sunda. Kegiatan ini bekerja sama dengan Mojang Jajaka (Moka) Sukabumi 2016 dan Senat Mahasiswa AMIK BSI Sukabumi.