Kamis, 23 November 2017

Bergelut dengan Limbah, Puluhan Ibu di Aceh Tamiang Lebih Produktif

Memanfaatkan limbah kelapa sawit menjadi sebuah kerjainan | goody bag seminar



goody bag seminar


Pelaku ekonomi kreatif juga telah mengakses permodalan dari bank dengan cukup baik. Pada 2016, permodalan yang diakses dari perbankan yaitu Rp 7,668 triliun dan melampaui target yang hanya sebesar Rp 4,9 triliun.

Sementara, pada 2017 tercatat pelaku ekonomi kreatif mengakses modal dari perbankan sebesar Rp 192, 9 miliar dari target Rp 280 miliar. Total capaiaannya yakni Rp 7,86 triliun.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengungkapkan, mendukung UMKM dan ekonomi kreatif dapat mendorong penciptaan sumber-sumber ekonomi baru. Selain itu, dapat juga mendorong pengembangan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja khususnya bagi perempuan dan mengangkat citra bangsa.

Bila ditinjau dari status gender, 62,84 persen tenaga kerja Indonesia pada 2015 adalah laki-laki. Sisanya atau 37,16 persen adalah perempuan. Namun, ekonomi kreatif justru membalik fakta itu. Berdasarkan data Bekraf, perempuan mendominasi ekonomi kreatif yaitu sebesar 53,68 persen dan sisanya sebesar 46,52 persen laki-laki.

Sementara, tiga negara tujuan ekspor komoditi ekonomi kreatif terbesar pada 2015 yaitu Amerika Serikat 31,72 persen kemudian Jepang 6,74 persen, dan Taiwan 4,99 persen.

Memang, dalam pengembangan ekonomi kreatif masih ada sejumlah kendala. Salah satunya adalah kendala dari ekosistem bisnis dan investasi. Selain itu, infrastruktur penunjang kegiatan para pelaku usaha ekonomi kreatif juga perlu ditingkatkan.

Sub-sektor kuliner tercatat berkontribusi sebesar 41,69 persen, kemudian fashion sebesar 18,15 persen, dan kriya sebesar 15,70 persen. Selain itu, ada empat sub-sektor yang juga sangat potensial menjadi kekuatan ekonomi baru seperti film, musik, seni, dan game.

Empat sub-sektor ini terlihat mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Industri film bertumbuh sekitar 10,28 persen, musik tumbuh 7,26 persen, seni/arsitektur 6,62 persen, dan game tumbuh sekitar 6,68 persen.

Bekraf mencatat, kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB Indonesia pada 2014 adalah Rp 784,82 triliun dan meningkat 8,6 persen pada 2015 menjadi Rp 852 triliun. “Dari total kontribusi tersebut, sub-sektor kuliner, kriya, dan fashion memberikan kontribusi terbesar pada ekonomi kreatif,” katanya.

Bekraf juga terus berupaya meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan untuk menyadari betapa pentingnya upaya bersama mendorong sektor ekonomi kreatif lain. Termasuk, sub-sektor film, animasi dan video, desain produk, desain komunikasi visual, televisi, radio, musik, periklanan, dan penerbitan. 

Triawan menegaskan ekonomi kreatif terbukti mampu menjadi sumber dan kekuatan ekonomi baru. “Di masa depan, ekonomi tidak semata-mata bergantung pada sumber daya alam mentah,” katanya dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Kantor Staf Presiden, Selasa (17/10/2017).

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf berencana mengembangkan sejumlah sektor lainnya seperti games, aplikasi, musik, dan film.

“Fashion, kuliner, dan crafts (kerajinan tangan) itu sudah besar dan kami mau akselerasi. Ada lagi yang menjadi prioritas mau dikembangkan adalah games, aplikasi, musik, dan film,” katanya.

Sambil mengisi waktu luang, ternyata para perempuan di Aceh Tamiang bisa menghasilkan produk berkualitas yang layak dipamerkan di Galery Ajang Ambe, show room yang menampung lebih dari 40 mitra UMKM di wilayah Aceh Tamiang.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo mengatakan, sektor industri kreatif memiliki potensi pasar yang besar di Indonesia. Oleh sebab itu, industri kreatif harus digarap dengan baik.

Para pengrajin juga mencari bahan alam lainnya yang bisa diolah menjadi sumber penghasilan, misalnya eceng gondok, daun serai, ilalang, dan serat gedebong pisang untuk mengembangkan produk anyaman.

Segenap kreativitas para perempuan itu terwujud dalam bentuk tas jinjing, tas laptop, kotak tisu, hingga sapu lidi. Adapun, produk tersebut dibandrol mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 200.000.

Usaha kecil tersebut dibentuk sebuah BUMN minyak dan gas sejak 2013 lalu. Pendampingan dari BUMN tersebut berupa pemberian materi pelatihan produksi, pemasaran, dan permodalan cukup membantu masyarakat untuk menghasilkan produk berkualitas.

Selain itu, kelompok pengrajin juga mendapat bantuan modal untuk mengembangkan usahanya.

 Sekelompok masyarakat pengrajin anyaman di Kampung Paya Bedi, Kecamatan Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang memanfaatkan limbah kelapa sawit yang ada di lingkungan tempat tinggalnya.

Kelompok pengrajin yang terdiri atas 24 ibu rumah tangga itu setiap hari menghasilkan produk kerajinan tangan yang dibuat dari limbah kelapa sawit, seperti pelepah pohon.


Pria Ini Sulap Limbah Jadi Miniatur Berharga Jutaan Rupiah | goody bag seminar



Sang perajin mengaku senang dengan usahanya ini, karena ikut mengurangi dampak kerusakan lingkungan akibat limbah barang elektronik maupun otomotif. 

Ia berharap produk miniatur barang bekas karyanya mampu menginspirasi warga yang lain, untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan memanfaatkan barang bekas menjadi produk yang lebih berharga. 

Hasil kreativitas Agung, kini laku di pasaran. Satu produk miniatur vespa dan Harley Davidson biasanya dijual mulai dari Rp 150 ribu hingga lebih dari Rp 1 juta. Tinggi rendahnya harga karya seni ini tergantung dari tingkat kerumitan.

"Untuk pembelinya justru banyak dari luar kota, sepekan yang lalu saya kirim tujuh unit ke Jakarta. Selain pasar lokal, ada juga teman yang ikut menjualkan untuk pasar luar negeri melalui media online," kata Agung

Agar lebih terlihat sempurnya, produk kerajinan barang daur ulang tersebut diwarnai menggunakan cat semprot. Selain itu, setiap miniatur juga dilengkapi dengan wadah khusus.

Memproduksi karya seni dari barang bekas pakai memiliki tingkat kesulitan tersendiri, karena ia harus berburu bahan yang diinginkan ke sejumlah pengepul barang bekas maupun bengkel otomotif.

"Awalnya itu produknya tidak sebagus ini, bahkan beberapa teman ada juga yang mencibir. Namun kemudian terus saya sempurnakan sehingga banyak kolektor miniatur yang suka," imbuh pria yang akrab disapa Kurmen ini.


Peralatan yang digunakan untuk memproduksi miniatur juga cukup sederhana. Mulai dari tang, gunting, solder, lem hingga gerinda. Untuk membuat satu unit miniatur vespa, biasanya membutuhkan waktu kurang lebih selama tiga jam, mulai dari dari awal pemilihan bahan hingga akhir.

"Pembuatan harus dilakukan dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian, karena bahan yang tersedia tidak standar dan harus dipadu-padankan agar menyerupai bentuk asli dari vespa maupun motor Harley Davidson yang diinginkan," ujarnya.

Agung Adi Wiyono, perajin miniatur vespa asal Kelurahan Kelutan, Kecamatan Trenggalek, Kabupaten Trenggalek, mengaku aneka miniatur vespa dan moge tersebut seluruhnya dibuat dari barang bekas elektronik, onderdil mesin foto kopi, limbah bengkel otomotif hingga sandal bekas.

"Idenya berawal saat saya melihat banyak barang-barang bekas di bengkel motor, seperti bearing atau laher, kawat dan pecahan kecil lainnya. Dari situlah kemudian saya coba utak-atik dan jadilah miniatur," katanya saat berada di tempat usahanya, Selasa (3/1/2017).

Barang bekas atau limbah aneka produk elektronik maupun otomotif biasanya hanya dibuang dan tidak memiliki nilai ekonomis tinggi. Namun di tangan seorang pemuda kreatif asal Trenggalek, barang bekas mampu disulap menjadi aneka miniatur motor skuter dan moge alias motor gede seperti Harley Davidson yang unik.

Setiap miniatur dibuat dengan detail dan penuh ketelitian. Seluruh ornamen yang ada pada miniatur dibuat lengkap, mulai dari mesin hingga perlengkapan yang lainnya. sehingga sekilas menyerupai bentuk asli dari kendaraan yang ditiru.


Hj. Sumirah Ajarkan Anak Didiknya Membuat Kerajinan Barang Bekas | goody bag seminar



Dengan memiliki tambahan pengetahuan seorang guru harus  dapat memberikan panutan,  atau teladan kepada muridnya dengan bersikap arif dan bijaksana.  Juga mampu membimbing dan menuntun untuk anak-anak didknya memiliki kemampua lebih.

Bu Sumirah memang sangat memahami menuntun anak-anak untuk berkeratifitas melalu kemampuan berkerajinan tangan,”Tuturnya.

“ Guru itu dituntut mampu mengasah kemampuan dan kreatifitas siswanya supaya menunjang kualitas di kelas. Peranan guru juga harus didasari atas komitmen mendidik dengan tujuan mulia yaitu melahirkan generasi-generasi masa depan yang unggul dan cerah,”Ujarnya.

Ecin menyampaikan apresiasinya terhadap prestasi anak-anak didik yang diajarka oleh Guru Sumirah sehingga mulai terlihat kreatifitas anak-anak didiknya lebih menonjol dibandingkan anak-anak seusia lainnya.

“Saya dorong anak-anak juga untuk terus rajin membaca dan mengenali berbagai sumber bacaan yang sesuai dengan jenjang usia mereka,”Kata Sumirah saat ditemui, Kamis (11/5/2017).

Langkah-langkah yang dilakukan Hj, Sumirah sebagai guru juga mendapat support dan acungan jempol dari Kepala Sekolah SD Negeri Salamnunggal 02  Hj Ecin Kuraesin. Saat ditemui dikantornya Hj. Ecin menuturkan seorang guru memang dituntut tidak hanya menjalankan rutinitas dengan mengajar saja.

Murid-muridpun mulai paham bahwa kerajinan tangan dapat dibuat dari apa saja yang murah dan mudah dijumpai sebagai bahan bakunya.

Menggunakan barang-barang bekas adalah salah satu pilihan mudah, seperti menggunakan  kaleng bekas susu ,kertas dus , dadaunan, pasir dan bahan bekas lainnya  tidak luput menjadi pilihan bahan baku kerajinan.

Menurut Sumirah dengan mengenalkan belajar kerajinan tangan seperti itu, selain membuat para siswa kreatif dalam bidang keterapilan tangan juga dengan sendirinya dapat digiring untuk lebih mencintai dunia bacaan sebagai rujukan atau bahan teori dalam berkerajinan.

Mengajarkan murid untuk memahami karya karya kreatif memang membutuhkan peoses dan kesabaran, terlebih bagi anak-anak usia sekolah dasar yang belum sepenuhnya memahami arti dari sebuah kreatifitas serta manfaatnya.

Namun bagi  Hj Sumirah  salah seorang  Guru yang bertugas mengajar dikelas 1 SD Negeri Salamnuggal 02, Desa Salamnunggal, Kecamatan Leles Garut tidak membuatnya menyerah. Sumirah terus mengiring dan mengajarkan anak-anak didiknya yang masih ingusan untuk mulai memperdulikan barang-barang bekas yang banyak dijumpai disekelilingnya.

Anak-anak didik Sumirah mulai diperkenalkan dengan sebuah karya buah kreatifitas atau hasil keterampilan tangan yang mereka menyebutnya hasil kerajinan.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar