Kamis, 23 November 2017

Ridho Sulap Enceng Gondok Jadi Barang Kerajinan yang Hasilkan Ratusan Juta Rupiah Tiap Bulan

Tanaman gulma tersebut disulap menjadi berbagai macam produk kerajinan | harga spunbond bag

harga spunbond bag



Kerajinan enceng gondok tersebut saat ini sudah masuk di pasaran luar, seperti di Eropa dan juga Australia.

"Selain dalam negeri, produk kami juga diminati oleh masyarakat luar, dan kini sudah dipasarkan ke beberapa negara di Australia dan Eropa," tutur Rasidha.

Bahkan, kini omzet penghasilan yang didapat dari penjualan produk kerajinan eceng gondok mencapai Rp120 juta setiap bulannya.

Gayung bersambut, minat masyarakat terhadap produk kerajinan yang dibuatnya cukup besar.

Dari usaha kecil-kecilan yang dirintisnya pada tahun 2002, kini dirinya mampu memberdayakan sebanyak 170 warga sekitar.

Sepinya peminat, tak membuat Rasidha patah arang. Dirinya tetap konsisten membuat produk kerajinan dari bahan alam tersebut.
"Pertamanya kami menggunakan rotan untuk membuat produk kerajinan, namun minatnya sedikit. Akhirnya kami banting setir, dengan menggunakan eceng gondok yang lebih murah dan banyak didapatkan," keluh Rasidha.

"Banyak eceng gondok tumbuh liar di sini, tak terpakai, lantas muncuk ide, kenapa tidak kita manfaatkan saja seratnya untuk membuat kerajinan yang bisa dijual," ujar Rasidha, Kamis (23/2/2017).
Awal mulanya, produk kerajinan yang dibuat masih sedikit dan pendapatan yang didapat pun dapat dihitung dengan jari.

Mulanya Rasidha mengeluh banyaknya enceng gondok yang tumbuh liar tak terpakai di lingkungan sekitar rumahnya.
Dia pun berpikir menggunakan tanaman gulma itu untuk diambil seratnya sebagai bahan baku pembuatan produk kerajinan beraneka rupa.

Sebagian masyarakat masih memandang remeh tanaman enceng gondok.
Namun di tangan Rasidha atau biasa dipanggil Ridho (45), warga Desa ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, tanaman gulma tersebut disulap menjadi berbagai macam produk kerajinan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.


Tingkatkan Pengunjung, Sentra UKM Merr Berencana Tambah Koleksi | harga spunbond bag




Wisatawan asing kerap datang mengunjungi sentra UKM Merr. Tetapi mereka tidak membeli di tempat tersebut, melainkan langsung memesan pada produsen sesuai kebutuhan mereka. 

Tidak hanya wisatawan asing, pemilik perusahaan terkadang langsung mendatangi sentra UKM tersebut, untuk menawarkan produk maupun mencari perantara untuk memesan.
Beberapa masyarakat Surabaya dan luar pulau mengaku pernah berkunjung ataupun sekedar lewat.

“Aku pernah dengar itu soal Sentra UKM Merr dari temanku di Humas Pemkot. Tapi waktu aku ke sana tempatnya sepi, tidak banyak juga karyawannya,” ujar Hendrik Sitorus, pengunjung Sentra UKM Merr asli Manado. 

“Saya pernah ke sana juga waktu main ke rumah saudara di Surabaya, tapi herannya kenapa tempat bagus seperti itu cuma segelintir manusianya,” ujar Filipus, pengunjung asal Ambon.

Banyak koleksi produk UKM yang ditata dalam gedung tersebut, mulai dari batik, furnitur eceng gondok, perabotan dan souvenir dari daun kering. Gedung tiga lantai itu mendapatkan koleksi baru setiap tiga bulan sekali, namun terkadang bisa lebih lambat ataupun cepat. Hal tersebut lantaran, pemerintah yang juga sedang menggandeng para pelaku usaha kecil menengah, baik dari Surabaya maupun dari daerah lain.

Samsiyah mengungkapkan, Pemkot Surabaya memang selalu berupaya menggencarkan sosialisasi tersebut, lantaran koleksi di Sentra UKM tersebut bukan barang kerajinan biasa, melainkan karya hasil tangan yang bernilai tinggi. Selain menjadi obyek belanja, ia mengungkapkan sentra ini akan membantu ekonomi kota Surabaya dan menjadi salah satu pemasok dana besar bagi Indonesia.

“Sentra UKM ini tidak memungut biaya sepeser pun dari pengusahanya, Disperindag sudah memberikan wadah gratis bagi pengusaha kecil menengah,” ujar Samsiyah.

Penambahan tersebut lantaran kurangnya perhatian masyarakat Surabaya akan produk kerajinan tangan. Padahal, sejak berdiri pada 2016, Dinas Perdagangan telah menggencarkan sosialisasi lewat dunia maya, brosur, dan beberapa majalah. 

Meskipun jarang didatangi masyarakat Surabaya, pemkot Surabaya banyak mengadakan kunjungan dari banyak kampus, seperti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Airlangga (UNAIR),Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan pengunjung luar negeri.

Selain menambah, koleksi produk sentra ukm tersebut juga disegarkan setiap tahunnya. Tahun 2016 lalu, refresh dilakukan beberapa kali di waktu yang tidak tentu. Hal tersebut terbukti jumlah pengunjung naik belasan orang.

Sentra UKM Merr akan menambahkan koleksi produk UKM. Dengan bantuan Dinas Perdagangan dan Pemerintah Kota Surabaya, gerai yang berlokasi di Jl. Ir Soekarno ini akan menjadi obyek wisata belanja lokal di kota pahlawan.

“Tidak bisa diprediksi kedatangan pengunjung, selain karena lokasinya di pinggir jalan cepat, kita juga harus lebih sosialisasi ke masyarakat. Karena sentra ini kan juga di bawah Dinas Perdagangan” ungkap Nur Samsiyah mewakili koordinator pengelola Sentra UKM, Jumat (13/11/17).


Unik Banget! Tas dan Sandal Ini Dibuat Dari Limbah Eceng Gondok | harga spunbond bag




Lalu, batang eceng gondok dijemur terlebih dulu sekira satu bulan.

Tetapi pada musim hujan, proses penjemuran ini harus dilakukan sekira dua bulan.

Limbah eceng gondok yang telah diangkat, terlebih dulu dipotong daunnya kemudian dibuang.

"Ini kerajinan dr bahan eceng gondok. Modelnya banyak, ada, sandal, tas. Memanfaatkan limbah dari waduk saguling. 

Limbahnya kan banyak, kalau nggak diangkut bisa jadi polusi, bau," ujar Abdus Salam kepada Tribun Jabar di acara Little West Java di Gedung Sate, Bandung, Jumat (29/9/2017).
Cara membuatnya sederhana, tapi diperlukan ketelatenan dan ketelitian.

Pertanyaan tersebut dijawab Abdus Salam yang memiliki usaha E-Go Collection.

Abdus Salam menjual beragam kerajinan semisal tas, tempat tisu, dan sandal berbahan dasar limbah eceng gondok.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar