Rabu, 08 November 2017

PD Kebersihan Kota Bandung Bidik `Sikat` 4 Ton Sampah per Hari

Sinar Joyoboyo Plastik telah mendapatkan sertifikasi halal dan ramah lingkungan | goody bag

goody bag



"Adalah suatu hal yang penting dan bijak untuk cermat memilih jenis plastik yang akan kita gunakan untuk  berbagai keperluan sehari hari, memilih produk plastik yang mudah terurai, dapat meminimalkan dampak terhadap lingkungan, dan juga plastik yang tidak memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan kita, sehingga sangat penting mengetahui jenis jenis plastik yang aman yaitu berbahan High Density Polyethylene (HDPE) adalah salah satu tipe dan jenis plastik yang paling umum digunakan untuk pembuatan kantong plastik, botol kemasan, jenis plastik ini dapat di daur ulang untuk kebutuhan lainnya," katanya.

Kami telah meminimalkan kadar senyawa kimia dari produk produk plastik kami yang tentunya food grade dan degradable grade, " katanya.Menurutnya, saat ini, permasalahan kantong plastik tengah menjadi kajian di seluruh belahan dunia, tak terkecuali Indonesia.

 Sampah plastik adalah jenis sampah yang sulit didaur ulang dan butuh waktu ratusan tahun untuk proses penguraian, penggunaan plastik yang meningkat akan menyebabkan gunungan sampah plastik, bahkan kandungan kimia yang terkandung di dalam plastik diyakini berdampak pula terhadap kesehatan jika kita tidak cermat memilih jenis plastik yang digunakan.

Sebuah perusahaan plastik, Sinar Joyoboyo Plastik telah mendapatkan sertifikasi halal dan ramah lingkungan dari Majelis ulama Indonesia (MUI).Hengky Sidharta, CEO Sinar Joyoboyo melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat, menyatakan bahwa Sinar Joyoboyo telah mengembangkan inovasi tehnik produksi plastik yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan yang tersertifikasi halal oleh MUI, untuk pembuatan kantong plastik.

PD Kebersihan Kota Bandung Bidik `Sikat` 4 Ton Sampah per Hari | goody bag



Sebesar 60 persen dari sampah itu merupakan sampah organik dan 40 persen sampah anorganik.Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jawa Barat menargetkan pengurangan sampah kantong plastik sebanyak 4 ton per hari. Hal ini menyusul rencana pemberlakuan kantong plastik berbayar di Kota Bandung per 21 Februari 2016.

Direktur Utama PD Kebersihan Kota Bandung Deni Nurdyana mengatakan, sebanyak 20 persen dari sampah anorganik di Kota Bandung berasal dari kantong plastik.
​Sampah yang dihasilkan dari bahan non-hayati itu tak dapat diurai oleh alam."Target kita bisa berkurang 3 sampai 4 ton per hari. 

Memang tidak terlalu signifikan mengingat jumlah sampah plastik di Bandung mencapai 120 ton per harinya," kata Deni, di Kantor PD Kebersihan, Jalan Surapati Nomor 126, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (9/2/2016).

"Sampah kantong plastik itu dijual hanya Rp200 per kilogram. Makanya sampah ini tidak diminati oleh pemulung. Sudah harganya murah dan tidak ada manfaatnya juga," imbuh dia.Deni berharap dengan diberlakukannya peraturan kantong kplastik berbayar, masyarakat bisa lebih bijak saat berbelanja.

 “Saya harap masyarakat bisa mengurangi pemakaian kantong kresek. Mending bawa tas sendiri dari rumah. Mari kita mulai gaya hidup yang ramah lingkungan,” ujar Deni.Berdasarkan data PD Kebersihan, sampah di Kota Bandung mencapai 1.500 ton per hari.

Meski tak signifikan, Deni optimistis jumlah sampah kantong plastik bisa terus berkurang. Terlebih dengan adanya sejumlah perusahaan ritel yang akan menerapkan peraturan kantong plastik berbayar ini.

"Meski pengurangannya sedikit, tapi dampaknya besar bagi kesehatan," ujar dia.Deni menambahkan, pengurangan pemakaian kantong plastik membawa dampak besar bagi pelestarian lingkungan. Ia menuturkan, selain menjadi limbah, sampah kantong plastik juga dianggap tak memiliki nilai ekonomi karena harga jualnya yang rendah.

Sejak diberlakukannya plastik kresek berbayar di minimarket | goody bag



Alasan kresek berbayar sih untuk mengurangi sampah plastik, tapi kok saya ragu dengan kebijakan ini. Coba diperhatikan produk-produk yang ditata rapi di minimarket, hampir 98 persen terbungkus plastik, tebal-tebal pula. Kalau mau mengatasi sampah plastik, tutup itu pabrik plastik, suruh bertransformasi ke kertas atau yang lain selain plastic biar gak banyak sampah plastik (yang katanya susah terurai).

Tapi, saat itu si kasir tidak menanyakan dulu apakah mau pakai kresek atau tidak. Tiba-tiba dimasukin saja barang belanjaan saya ke kresek kecil (sudah lecek seperti kresek bekas). Dan sambi memasukkan barang si kasir bilang.Sejak diberlakukannya plastik kresek berbayar di minimarket, kekonyolan sering terjadi. Entah protes dari pembeli karena merasa keberatan untuk membayar kresek, kaget dan juga dari kasirnya sendiri yang harus capek-capek menawarkan kantong kreseknya. 

Kembali ke alfa*** tadi. Tidak lama saya berada di dalam minimarket itu, karena memang cuman membeli dua produk dan tempatnyapun mudah dicari, jadi gak perlu lama-lama, apalagi juga gak kejebak antrian. Sesampainya di kasir, langsung saya taruh di meja kasir. Dan sayapun hafal betul "nyanyian-nyanyian" yang akan dilagukan si kasir. Dari menawarkan ini, isi itu, atau apalah lainnya, bagiku penjaga kasir itu bukan sekadar sebagai kasir, melainkan juga merangkap marketing (wahhh gajiane dobel-dobel).

Sabtu pagi kemarin, saya sengaja mampir di alfa*** untuk sekadar membeli sampo dan pembersih muka. Sebenarnya lebih enak beli di toko klontongan biasa yang gak perlu ribet-ribet ditawarin yang gak kita butuhkan. Namun tidak mudah juga menemukan pembersih muka yang kita cari terpajang di toko kelontongan, selain memang harganya yang lumayan, pembersih muka memang juga jarang orang yang memakai, biasanya orang-orang yang memang peduli dengan kebersihan kulit (wajah).  Kalaupun sampo, memang mudah dijumpai di toko-toko kelontongan, karena sampo memang sering dipakai kebanyakan orang.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar