Selasa, 21 November 2017

Dluwang Art, Mendulang Untung dari Koran Bekas

Dluwang Art adalah sebuah galeri yang menjual produk suvernir | goody bag jakara


https://www.goodybag.id/



Namun, kreativitas dan ilmu menjadikan kertas koran ini tidak saja kuat, tetapi bisa menjadi bahan baku untuk berbagai produk sehari-hari, seperti produk-produk yang ditawarkan Dluwang Art berupa sandal, tas, dan suvenir cantik pernikahan.

Dan, setelah menceburkan diri ke dalam bisnis ini bertahun-tahun, Dluwang Art tetap selamat. Begitu juga ketika rupiah ambruk. Dengan memanfaatkan kekuatan internet dan sosial media secara maksimal, Novi bisa menangguk untung puluhan juta rupiah dalam sebulan.

" Mulainya dari melihat buku sama lihat tumpukan koran," kenang perempuan berkacamata minus kelahiran 6 November 1989 itu.

Dluwang, dalam bahasa Jawa berarti kertas. Kertas adalah bahan yang mudah robek, dan jika terkena air, langsung rusak. Apalagi kalau kertas ini adalah kertas koran yang tipis dan mudah rusak. 

Meski bergelar sarjana filsafat, Novi, sapaan akrabnya, tak mau berpangku tangan menunggu gaji bulanan sebagai pekerja kantoran. Dia memilih menggunakan kreativitasnya untuk menciptakan barang-barang yang berguna dengan bentuk unik.

Berawal dari kejengahannya melihat tumpukan koran, Novi terinspirasi untuk mengolahnya menjadi barang yang bermanfaat. Itulah awal terbentuknya Dluwang Art, salah satu usaha kreatif milik anak bangsa.

Tak heran, jika galeri yang dijalankan wanita berhijab ini begitu aktif mempromosikan produknya di media sosial. Entah itu lewat dluwangart.blogspot.com, facebook, twitter, instagram, sampai situs jual beli internasional macam alibaba.com.

Memang, kini bukan zamannya lagi menunggu pekerjaan untuk menghasilkan uang. Hanya bermodalkan niat dan ide kreatif, tangan-tangan terampil pun bisa mendulang uang. Inilah yang terjadi pada Briane Novianti Syukmita saat mengawali usaha kecilnya, Dluwang Art.

Tapi, inilah yang berbeda dengan galeri Dluwang Art. Cobalah ketik kata itu di Google. Jangan kaget, di peringkat pertama anda akan masuk ke alibaba.com, sebuah situs jual beli terbesar dunia yang digagas pengusaha tajir China. 

Ya, Dluwang Art adalah sebuah galeri yang menjual produk suvernir, tas dan sandal dari bahan baku kertas koran bekas. Namun, inilah yang membedakannya dengan pedagang suvenir di Jalan Maliboro. Mereka amat sadar dengan kekuatan internet dan media sosial sebagai sarana pemasaran.

Di lantai berubin keramik putih, setumpuk barang kerajinan juga berserak. Tumpukan koran bekas juga memenuhi sudut lantai. Di lantai itu, dua perajin, tengah melipat kertas koran bekas itu menjadi lintingan panjang kecil. Terus begitu. Sampai jumlahnya ribuan. 

Sekilas, tak ada yang menyolok. Di kota seni itu, galeri sejenis selalu ada dan menyemut.

Masuk ke dalam ruangan galeri, almari kayu terbuka berwarna putih langsung menyambut. Keberadaannya hampir memenuhi separuh dinding ruangan yang dicat hijau muda itu. Di dalam almari, belasan tas terlihat terpajang. Juga sandal, miniatur Tugu Yogya, miniatur Menara Eiffel, vespa dan sepeda onthel.

Siang itu matahari masih membakar Jalan Malioboro, Yogyakarta. Cuaca panas tak menghalangi pedagang suvernir memenuhi ruas jalan di depan ruas pertokoan jalan tersohor itu. Tak  seberapa jauh dari situ, tepatnya di Jalan Ledok Tukangan D2/257, Danurejan, sebuah galeri kecil tegak berdiri.

Ada Kampung Koran di Jakarta  | goody bag jakarta



Di tahap awal pelatihan, warga kampung sekitar belajar cara melinting koran bekas, yakni menggunting lembar-lembar kertas koran bekas kemudian menggulung atau melipatnya sehingga menjadi bahan penyusun anyaman.

Pada tahap selanjutnya, lintingan atau lipatan itu dianyam sedemikian rupa sampai berbentuk aneka barang nan apik. Setelah itu, barang kerajinan diberi sentuhan akhir dengan bahan pelapis dan pewarna yang tahan kelembaban, anti jamur dan anti toxic sehingga membuatnya jadi produk yang apik, higienis dan tahan lama.

Kegiatan di Kampung Koran ini, lanjut dia, digerakkan oleh semangat bersama antara perusahaan, komunitas, dan warga. Berbekal semangat bersama tersebut, Kompas Gramedia ingin mendorong terwujudnya kondisi lingkungan yang lebih selaras melalui praktik pengelolaan sampah dan daur ulang barang bekas.

Program Kampung Koran sudah dimulai sejak Mei 2015. Bersama Salam Rancage, Kompas Gramedia telah mengadakan pelatihan dan pendampingan secara rutin terhadap warga di tiga kampung tersebut.

Sementara itu, Teguh Azmi Pamungkas, dari CSR Kompas Gramedia menambahkan, Kampung Koran merupakan salah satu program yang diinisiasi oleh Corporate Social Responsibility (CSR) Kompas Gramedia. Untuk merealisasikannya, CSR Kompas Gramedia bekerja sama dengan Salam Rancage, sebuah komunitas sosial bisnis yang berbasis di Bogor.

"Kampung Koran digagas sebagai sebuah upaya untuk menstimulasi pegembangan ekonomi kreatif berskala kampung di ibukota," kata Azmi.

Menurut Eli, semakin hari semakin banyak warga yang tertarik mengikuti kegiatan Kampung Koran. Mereka sadar, dengan aktif mengikuti kegiatan tersebut banyak manfaat yang didapat. Bukan hanya peningkatan pendapatan, melainkan juga pengembangan keterampilan, kepedulian terhadap lingkungan, dan jalinan kebersamaan antarwarga.

Eli juga mendesain warung kecil miliknya di wilayah Gelora sebagai tempat workshop dan etalase aneka produk kerajinan koran yang dibuatnya. "Ya lumayan, bisa dapat tambahan penghasilan dari bikin kerajinan koran," ujarnya.

Di kampung ini, kertas koran bekas tidak dibiarkan teronggok lalu dibuang ke tempat sampah ataupun dibakar. Tapi banyak warga setempat memanfaatkan koran bekas untuk dibuat menjadi berbagai kerajinan, mulai dari gantungan kunci, kotak pensil, tempat tisu, keranjang, tikar, hingga tas cantik.

"Sekarang ada 30-an warga di tiga RW yang ikut dalam kegiatan ini," kata Eli Marni (47 tahun), salah seorang warga yang aktif sebagai pengrajin di Kampung Koran. Di sela-sela pekerjaan rutinnya menunggu warung nasi, Eli terhitung cukup produktif menghasilkan produk-produk kerajinan koran.

Koran ternyata tidak hanya menjadi sumber informasi untuk dibaca dan dikliping. Namun, dari kertas koran bekas, yang notabene sering diabaikan orang, ternyata dapat dimanfaatkan menjadi berbagai barang kerajinan yang bermanfaat serta menguntungkan dari sisi ekonomi.

Itulah yang dilakukan oleh warga di Kampung Koran binaan Kompas Gramedia. Ada tiga wilayah sekitar kompleks perkantoran pusat Kompas Gramedia yang menjadi bagian dari Kampung Koran, yaitu RW 02 Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, serta RW 06 dan RW 14 Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Enam Cara Kreatif Manfaatkan Koran Bekas | goody bag jakarta



Ada baiknya permukaan meja dapur dilapisi kertas koran agar lebih mudah dibersihkan. Kertas koran juga dapat digunakan untuk membersihkan tumpahan bahan makanan yang cukup sulit dibersihkan, seperti telur atau adonan kue yang tumpah.

Stop kebiasaan menyalakan api pada tempat pembakaran atau perapian menggunakan bahan bakar yang bisa membahayakan keselamatan Anda dan sekitar. Menyalakan api untuk pembakaran akan lebih aman menggunakan kertas koran. 

Untuk hewan peliharaan seperti anjing atau kucing, Anda bisa melatih mereka agar tidak membuang kotoran di sembarang tempat. Salah satu caranya adalah membiasakan mereka buang kotoran di kertas koran yang sudah disiapkan. Menempatkan kertas koran di dasar sangkar burung juga membuat pembersihan kotoran lebih mudah.

Ingin kaca jendela bersih berkilau? Tak perlu buang-buang uang untuk beli sabun pembersih terbaru. Yang Anda butuhkan hanya beberapa lembar kertas koran dan cuka. Hancurkan kertas koran dan tuang cuka di atasnya. Kemudian bersihkan jendela seperti yang Anda biasa lakukan. Hasilnya dijamin tak akan mengecewakan.

Kertas koran dapat dimanfaatkan juga sebagai alat berkebun dalam berbagai cara. Untuk tanaman pot dalam ruangan, taruh kertas koran yang sudah disobek-sobek di dasar pot. Hal ini untuk mencegah pengeringan air yang berlebihan dan menjaga agar tanaman tetap segar. Untuk tanaman di luar ruangan, gunakan kertas koran yang sudah disobek-sobek pada lahan tanah untuk mencegah gulma, baru kemudian bunganya ditanam. Kertas koran nantinya akan terurai sendiri secara alami.

Jika Anda memiliki anak, ajaklah si kecil untuk berkreasi menggunakan koran bekas. Surat kabar edisi lama atau koran bekas bisa Anda manfaatkan untuk membuat berbagai kerajinan tangan, dari yang sederhana seperti topi kertas sampai yang agak rumit seperti paper mache. Anda sendiri juga bisa berkreasi dengan kertas koran, misalnya membuat tas kado.

Bingung tumpukan koran bekas mau diapakan? Jangan buru-buru menjualnya. Sebab, kertas koran bekas bisa Anda manfaatkan untuk berbagai macam hal.

Dilansir situs Allwomenstalk, berikut ini berbagai macam hal yang bisa Anda lakukan dengan memanfaatkan kertas koran bekas.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar