Kamis, 14 Desember 2017

Dompet dan Tas dari Kantong Semen

Kerajinan dari kantong semen bekas | tas souvenir




Namun karena minimnya peralatan dan karyawan, Weny baru mampu memproduksi 20 dompet dan tas dalam setiap bulan. Kini setiap bulan mereka mampu mengirim 20 barang ke pusat penjualan UKM Jatim di Juanda. Dari bisnis itu pasangan Sutiono dan Weny mampu mendapat keuntungan tambahan Rp 1,3 juta per bulan.

Sesudah kering kantong semen disetrika dan dibuat pola sesuai keinginan. Proses selanjutnya dijahit dan diberikan formula khusus agar tahan terhadap air. Proses terakhir diberi lapisan pernis agar terlihat lebih mengkilat. Untuk bahan baku hingga proses penjualan Weny mengaku belum menemukan kendala berarti.

Cara membuat kerajinan dari kantong semen tidak sulit. Awalnya kantong semen dibersihkan dulu lantas diikat dengan tali karet untuk membentuk pola ketika diwarna. Pewarnaannya pun menggunakan pewarna tekstil biasa dengan cara dimasukkan dalam wadah pewarna lantas dijemur hingga kering.

Ketika itu kantong semen bekas hanya dibuang begitu saja. Dari sinilah ia mencoba membuat kantong semen menjadi lebih berharga dengan mengubahnya jadi berbagai kerajinan.

Pasangan suami istri Sutiono dan Weny Indrasari, warga Perum Tanggulangin Asri Sejahtera, Sidoarjo, berhasil membuat berbagai kerajinan dari kantong semen bekas. Ide membuat tas dan dompet berbahan kantong semen bekas didapat Sutiono ketika rumahnya sedang direnovasi. 


Kerajinan Daun Kering Rambah Pasar Internasional | tas souvenir




Pasar internasional mampu membawa kerajinan milik warga Ngagel Mulyo semakin berkembang dan selalu dilirik pembeli. Dalam satu tahun ini dia telah di kontrak tiga negara yakni Ameria, Inggri dan Dumai untuk mengirim produk kerajinannya seperti kantong kopo dan tempat abu jenazah.

"Dalam setahan kita harus kirim 2 kontainer ke tiga negara. Itu harusnya 6 kontainer namun tenaga yang terbatas akhirnya kita tidak bisa memenuhi permintaan pihak luar," pungkasnya.

Proses pembuatan kerajinan ini lumayan lama, pasalnya daun kering yang berhasil dikumpulkan ini direndam dengan pewarna dan air panas. Baru setelah itu disetrika supaya daun lebih kaku dan kering. Setelah kering kemudian diolah menjadi beberapa kerajinan seperti kipas, kotak tissu, tas dan vas bunga.

"Proses pembuatan dalam satu hari kita ada 10 macam kerajinan. Namun kerajinan ini kita hanya menerima pesenan kalau dulu kita bisa bikin eceran namun setelah kerjasama dengan negara luar kita jadi mengerjakan pesanan dulu," imbuhnya.

Dengan harga mulai dari Rp8 ribu hingga Rp5 juta, ia tidak pernah merubah racikan proses pembuatan kerajinannya. Setiap hari ia harus mengolah daun kering ini menjadi lebih dari 10 kerajinan.

"Yang paling sulit dari pembuatan kerajinan daun kering ini butuh ketelatenan yang ekstra sabar. Karena kalau tidak begitu tidak akan selesai. Jadi jika ada pekerja baru saya harus benar-benar mengajari sampai dia bisa." ungkap Nani kepada beritajatim.com, Minggu (20/11/2016).

Seperti kreasi kerajinan daur ulang dari bahan daun milik Nani Heri. Berbekal dari daun kering ia mampu menembus pasar internasional. Kerajinan yang ia buat memang berbeda dengan milik kerajinan yang lain, pasalnya bahan dasar yang digunakan adalah daun kering.

Merambah dunia bisnis kerajinan handmade daur ulang sejak 20 tahun yang lalu, membuat ibu tiga putra ini harus pandai-pandai mempertahan kualifitas produknya di persaingan yang cukup besar saat.

Kreasi handmade (kerajinan tangan) menjadi trend di kalangan masyarakat Surabaya. Bahkan kerajinan yang kerap kali menggunakan bahan daur ulang ini kini sering sekali diburu masyarakat lokal maupun luar untuk dijadikan oleh-oleh.


Limbah Disulap Jadi Barang Bernilai Ekonomis | tas souvenir



Saat ini produk yang dihasilkan anggota Bank Sampah sering ikut dalam sejumlah bazar maupun pameran dan setiap anggota menjual di media sosial (medsos) masing-masing. Bahkan, mereka pernah mememuhi pesanan souvenir pernikahan sebanyak 1.000 dari limbah plastik.

Sementara itu, Direktur Bank Sampah Induk TPA Randegan, Riani menambahkan, jika dari beberapa jenis limbah sampah yang banyak dimanfaatkan yakni sampah plastik. "Karena limbah plastik lebih banyak didapatkan di TPA. Selain itu, ampah plastik tidak dapat diurai dengan tujuan meminimalisir menumpuknya limbah plastik," jelasnya. 

"Tujuannya agar hasilnya bagus dan mempunyai nilai ekonomis, karena kami juga mengedukasi masyarakat jika sampah itu bisa menghasilkan uang jika dimanfaatkan dengan baik. Barang yang dihasilkan dari anggota Bank Sampah dibandrol mulai dari Rp25 ribu hingga ratusan ribu," ujarnya. 

Menurutnya, jika tidak rapi dalam pengerjaannya maka hasilnya kurang bagus. Tarikan dan kerapian juga harus diperhatikan sehingga menghasilkan barang yang diinginkan. Anggota juga mendapatkan pendampingan dan bimbingan, sebelum mereka membuat sendiri. 

"Tapi tidak harus dibuat di sini, terkadang juga buat di rumah masing-masing. Dari beberapa jenis limbah sampah, yang paling sulit membuat barang dari bahan baku gelas plastik karena ada satu metode yang sangat diperhatikan. Yakni melilit ring mony atau gelang gelas plastik," katanya. 

Sebanyak 104 bank sampah cabang tersebut tersebar di tiga kecamatan yakni Magersari, Kranggan dan Prajuritkulon. Untuk membuat barang dengan nilai ekonomis tersebut, anggota biasanya berkumpul di TPA Randengan yang ada di Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari. 

Salah satu anggota bank Sampah Induk TPA Randegan, Wulandari (43) mengatakan, limbah sampah yang dimanfaatkan tersebut berasal dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randegan maupun bank sampah cabang. "Di Kota Mojokerto, ada 104 bank sampah cabang," ungkapnya, Kamis (19/10/2017).

Limbah rumah tangga seperti koran bekas, kantong plastik, baskom, gelas plastik dan beberapa barang lainnya dibuat berbagai produk yang tak kalah dengan buatan pabrik. Mulai dari tempat tisu, lampion, toples hingga tempat minum cantik. 

Sekelompok ibu-ibu di Kota Mojokerto yang tergabung dalam anggota Bank Sampah memanfaatkan limbah sampah rumah tangga. Limbah tersebut disulap menjadi berbagai barang dengan nilai ekonomis.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar