Senin, 04 Desember 2017

Sukses Mengolah Kertas Koran Bekas Menjadi Produk yang Diterima Jerman

Limbah koran diolah menjadi karya berkualitas | pabrik spunbond di indonesia


pabrik spunbond di indonesia



"Saya kira masyarakat Indonesia bisa lebih bijak untuk mengelola limbah-limbah bekas, agar tidak mencemari lingkungan sekitar, dan ternyata bisa menjadi produk yang memiliki nilai seni dan bernilai tambah," kata Wahyudi.

Sebelum menggunakan kertas koran, ia membuat kerajinan dari bambu dan botol bekas. Namun karena kurang diminati pasar beralih menggunakan limbah koran sebagai bahan baku baru untuk membuat replika. Ternyata, replika dari koran hasilnya lebih bagus dan lebih disukai pembeli.

Wahyudi sudah menjalani bisnis tersebut selama tiga tahun. Awalnya, dia membantu temannya yang menjalani bisnis serupa. Namun karena temannya berhenti, akhirnya Wahyudi yang meneruskan usaha itu.

"Yang susah itu saat membuat benang-benang kapalnya, soalnya rumit dan butuh ketelitian," katanya.

Ia mengaku, replika yang paling sulit untuk dibuat adalah miniatur kapal layar. Untuk membuat satu kapal, diperlukan waktu selama tiga hari.

"Bila yang berukuran kecil harganya dari Rp 50.000, dan yang besar bisa mencapai ratusan ribu hingga Rp 1 juta," kata Wahyudi saat ditemui di Pameran Produk Wirausaha Baru Jabar di halaman Gedung Sate Bandung.

Kerajinan replika kendataan, pesawat terbang dan lainya ukurannya bermacam-macam, mulai dari setinggi 15 centimeter sampai ukuran besar setinggi 30 centimeter.

Limbah koran yang biasa berserakan di tempat sampah oleh Wahyudi diolah menjadi karya berkualitas. Di tangan pria itu tumpukan koran dapat disulap menjadi kerajinan replika beraneka rupa.

"Awalnya ada pameran di Indocement tahun 2014, seorang warga Jerman yang datang berkunjung dan membeli karya saya, sampai selarang Alhamdulilah sudah ekspor ke Jerman," kawa Wahyudi di Bandung, Minggu (15/3/2015).

Karya kerajinan replika berbentuk perahu, becak, mobil dan pesawat terbang dari kertas koran bekas karya Wahyudi (39) mampu menembus ekspor ke Jerman.


Program Bank Sampah di Batam Belum Memiliki Lahan Pengolahan Limbah | pabrik spunbond di indonesia




Selama koperasi berdiri, sudah mengumpulkan 12,58 kg plastik, 22 buah gallon, 2,75 kg logam dan 24,06 kg kertas.

"Dari total keseluruhan telah tersalur Rp69.226.800 untuk sampah yang dikelola Bank Sampah Batam," katanya.

Saat ini pengelola Bank Sampah sudah bermitra dengan 165 kelompok warga.

"Program Bank Sampah menjadi momentum awal membina kesadaran masyarakat untuk memilah, mendaur-ulang dan memanfaatkan sampah karena sampah mempunyai nilai jual yang cukup baik sehingga pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menjadi budaya baru di Kota Batam," katanya.

Kegiatan pengurangan sampah dalam Bank Sampah dengan pembatasan timbulan sampah, pendauran-ulang dan pemanfaatan kembali sampah.

Ia menjabarkan, tujuan tujuan Bank Sampah yaitu merubah paradigma "kumpul-angkut-buang" menjadi pengolahan yang bertumpu pada pengurangan sampah dan penanganan sampah.

"Dari Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2016 telah terbentuk Unit Bank Sampah Batam yang dikoordinir oleh Ibu-ibu Tim Penggerak PKK di tingkat Kecamatan, Kelurahan dan RT/RW," kata dia.

Koperasi Adijaya menjadi pengelola Bank Sampah berdasarkan Keputusan Wali Kota Batam No KPTS.230/HK/IV/2014 tanggal 28 April 2016.

Mesin pengolah limbah plastik memerlukan lokasi tersendiri, dan gudang produk.

"Mesinnya kami sudah punya, lahannya yang belum ada," kata Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Suleman Nababan di Batam, Sabtu (7/5/2016).

Koperasi pelaksana Program Bank Sampah di Kota Batam, Kepulauan Riau, mengaku belum mempunyai lahan untuk mengolah limbah rumah tangga menjadi biji plastik.


Ibu Rumah Tangga dari Jepara Sulap Limbah Kaleng Cat Jadi Tong Sampah Keren | pabrik spunbond di indonesia



Prosesnya membutuhkan waktu beberapa hari. Mulai dari pemilihan tong, pembersihan dari sisa kotoran dan cat, termasuk membakar tong agar cat terkelupas. Kemudian masuk ke tahap pengamplasan hingga pengecatan kembali.

Ia memanfaatkan limbah kaleng cat dan tiner dari pabrik mebel di dekat rumahnya untuk diubah jadi tong sampah lukis.

Untuk membuat tong sampah lukis, Dessy yang dibantu sejumlah karyawan.

Dessy Fitriani, seorang ibu rumah tangga dari Jepara, Jawa Tengah, bisa meraup rupiah dari mengolah limbah menjadi produk fungsional. Bahkan memiliki nilai seni.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar