Rabu, 13 Desember 2017

Kampanye Gramedia untuk Hemat Kantong Plastik

Pengurangan penggunaan kantong plastik | spunbond tangerang

spunbond tangerang


Selain di Jakarta, Gramedia juga akan mengadakan kampanye ini di kota lain yakni Surabaya, Jogjakarta, Palembang dan beberapa kota besar yang ada di Indonesia.

Setiap pengunjung yang datang dan berfoto di booth yang telah disediakan, juga berkesempatan mendapatkan go green Gramedia bag, hingga voucher belanja sebesar Rp 1 juta.

Dalam kegiatan ini, Gramedia juga mengajak para pengunjung untuk berpartisipasi.

"Saat ini pemerintah sedang mengkampanyekan pengurangan penggunaan kantong plastik, dengan kegiatan ini kami ingin membantu mengurangi masalah tersebut," kata Retno.

Public Relation Gramedia, Elisabeth Retno mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian Gramedia terhadap penggunaan kantong plastik di Indonesia yang menyebabkan sampah plastik semakin tidak terkontrol.

Guna membantu mengkampanyekan pengurangan penggunaan kantong plastik di Indonesia, Sabtu (2/4/2016), PT Gramedia Asri Media, mengadakan program "Capture Your Campaign" di Puri Indah Mal, Jakarta Barat.

Pemkot Solo Ajak UMKM Bikin Tas Ramah Lingkungan 

Pemkot Solo Ajak UMKM Bikin Tas Ramah Lingkungan | spunbond tangerang



“Pelaku usaha akan mendukung program Pemkot. Apalagi rencana ini memberi dampak positif bagi pengembangan UMKM,” kata dia.

Ketua Kadin Solo, Sri Haryanto atau yang akrab disapa Gareng, mengatakan pelaku usaha siap mendukung upaya Pemkot Solo untuk mengurangi penggunaan sampah plastik dan digantikan dengan tas plastik daur ulang atau yang lebih ramah lingkungan.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan saat ini sedang menyusun renstra, disusul akan diadakan forum satuan kerja perangkat daerah (SKPD), musyawarah perencaan pembangunan kota (musrembangkot) setelah itu baru pembahasan payung hukum aturan ini.

“Kalau kantong plastik tetap diperbolehkan, yang diuntungkan juga pengusaha besar. Selain itu, kebijakan ini diharapkan bisa membantu pelaku UMKM mengembangkan usahanya mengingat pembuat tas ramah lingkungan ini adalah pengusaha kecil,” kata dia.

Dia mengatakan pemberian tas belanja bagi masyarakat ini bisa dilakukan dengan menggandeng perusahaan melalui program corporate social responsibility (CSR). Menurut dia, semua pihak harus terlibat dalam menyukseskan rencana pemerintah mengurangi sampah plastik.

“Aturan kantong plastik berbayar ini tidak efektif. Oleh karena itu, kami akan menggandeng Kadin [Kamar Dagang dan Industri] Solo supaya UMKM membuat tas belanja dari bungkus plastik daur ulang atau bahan lainnya, seperti daun kelapa penjalin, rotan, dan bambu sebagai pengganti tas plastik,” ujar Rudy saat ditemui wartawan di area CFD, Minggu (28/2).

Dia menilai, pemerintah seharusnya tegas dalam menerapkan aturan dengan langsung melarang dan tidak perlu ada evaluasi. Oleh karena itu, untuk dia mengatakan saat ini sedang menyusun rencana strategis (renstra) dan kemudian payung hukum aturan tersebut.

Dia mengatakan masyarakat mampu tetap akan membeli karena harganya hanya Rp200/biji. Apalagi enam bulan ke depan akan ada evaluasi.

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyanto, mengatakan aturan mengenai kantong plsatik berbayar kurang efektif untuk menurunkan penggunaan kantong plastik.

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berencana menggandeng pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk membuat tas belanja dari bahan daur ulang.

Mahasiswa Unair Ciptakan Plastik dari Limbah Biji Alpukat | spunbond tangerang



"Dengan hadirnya bioplastik Mbah Kilat ini kami berharap dapat menjadi alternatif plastik pengganti plastik komersial yang aman digunakan, mudah terurai, dan dapat digunakan sebagai solusi mengoptimalisasi pemanfataan limbah," kata Nurlaili.

Pada limbah kulit udang sendiri, mengandung kitin yang bisa ditransformasi menjadi kitosan sebagai penguat karakter polimer plastik. Untuk menambah karakteristik plastik maka ditambahkan zat pemlastis atau plastisizer sorbitol.

Bioplastik Mbah Kilat dibuat dari bahan dasar kitosan kulit udang dan tepung pati limbah biji alpukat. Pada biji alpukat diketahui terdapat banyak kandungan pati yang bisa dijadikan komponen plastik sehingga mudah didegradasi oleh mikro organisme.

Nurlailiatul mengatakan, dalam penelitian timnya menekankan pada penggunaan limbah yang pemanfaatannya kurang maksimal. Antara lain limbah biji alpukat dan limbah kulit udang untuk dibuat sebagai bioplastik ramah lingkungan dan aman untuk digunakan.

Hasil penelitian tersebut dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE). Setelah melalui seleksi Dikti, proposal berjudul Bioplastik Mbah Kilat (limbah kulit udang dan biji alpukat) tersebut lolos untuk mendapatkan dana penelitian dalam program PKM Kemenristekdikti tahun 2016-2017.

Dewasa ini telah ditemukan beberapa macam plastik biodegradable antara lain, polihidroksi alkanoat (PHA), poli e-kaprolakton (PCL), poli butilen suksinat (PBS) dan poli asam laktat (PLA). "Namun kebanyakan bahan baku plastik biodegradable itu masih menggunakan sumber daya alam yang tidak diperbaharui (non-renewable resources) dan tidak hemat energi," ujarnya melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (20/7).

Bahkan, sebuah lembaga lingkungan hidup di Amerika Serikat (AS), Environment Protection Body mencatat, setiap tahun sekitar 500 miliar sampai 1 triliun tas plastik digunakan di seluruh dunia. Hal itu menjadi ancaman terhadap lingkungan hidup lantaran plastik merupakan material yang sulit dihancurkan oleh organisme. Untuk bisa lebur dan terurai dalam tanah, sampah plastik butuh waktu 200 sampai 1.000 tahun. 

Kelima mahasiswa yang mensintesis bioplastik ramah lingkungan adalah Nurlailiatul Machmudah, Fitria Pebriani, Adi Rachmadji, Tri Susanti, dan Dimas Noor Asyari. Ketua tim peneliti, Nurlailiatul Machmudah, mengatakan inovasi tersebut dipilih karena penggunaan perkakas yang terbuat dari plastik, terutama tas, sangat tinggi.

Mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur, mengkreasikan limbah biji alpukat dan kulit udang menjadi bioplastik. Produk tersebut dapat digunakan sebagai pengganti plastik pada umumnya karena ramah terhadap lingkungan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar