Rabu, 20 Desember 2017

Sulap Enceng Gondok Jadi Barang Kerajinan , Warga Gunungkidul Ini Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah

Tanaman gulma tersebut disulap menjadi berbagai macam produk kerajinan yang memiliki nilai ekonomi | goody bag



goody bag


Kerajinan enceng gondok tersebut saat ini sudah masuk di pasaran luar, seperti di Eropa dan juga Australia.

"Selain dalam negeri, produk kami juga diminati oleh masyarakat lua, dan kini sudah dipasarkan ke beberapa negara di Australia dan Eropa," tutur Rasidha. 

Gayung bersambut, minat masyarakat terhadap produk kerajinan yang dibuatnya cukup besar. Dari usaha kecil-kecilan yang dirintisnya pada tahun 2002, kini dirinya mampu memberdayakan sebanyak 170 warga sekitar.

Bahkan, kini omzet penghasilan yang didapat dari penjualan produk kerajinan eceng gondok mencapai Rp120 juta setiap bulannya.

Sepinya peminat, tak membuat Rasidha patah arang. Dirinya tetap konsisten membuat produk kerajinan dari bahan alam tersebut.

"Pertamanya kami menggunakan rotan untuk membuat produk kerajinan, namun minatnya sedikit. Akhirnya kami banting setir, dengan menggunakan eceng gondok yang lebih murah dan banyak didapatkan," keluh Rasidha.

"Banyak eceng gondok tumbuh liar di sini, tak terpakai, lantas muncuk ide, kenapa tidak kita manfaatkan saja seratnya untuk membuat kerajinan yang bisa dijual," ujar Rasidha, Kamis (23/2/2017).

Awal mulanya, produk kerajinan yang dibuat masih sedikit dan pendapatan yang didapat pun dapat dihitung dengan jari.

Mulanya Rasidha mengeluh banyaknya enceng gondok yang tumbuh liar tak terpakai di lingkungan sekitar rumahnya.

Dia pun berpikir menggunakan tanaman gulma itu untuk diambil seratnya sebagai bahan baku pembuatan produk kerajinan beraneka rupa.

Namun di tangan Rasidha atau biasa dipanggil Ridho (45), warga Desa ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, tanaman gulma tersebut disulap menjadi berbagai macam produk kerajinan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Sebagian masyarakat masih memandang remeh tanaman enceng gondok.

Mahasiswa Universitas Semarang Ini Ajari Warga Menganyam Enceng Gondok | goody bag




"Menurut saya ini sangat bermanfaat dan tradisional semoga anak muda lebih mengenak kreasi ini tidak hanya bermain gadget saja" ujar Santi seusai mengayam.

Santi (62) mengatakan acara ini sangat bermanfaat karena sangat tradisional agar anak muda dapat mengenal kreasi Indonesia tidak hanya bermain gadget.

Enceng gondok yang telah dikeringkan akan digiling hingga pipih. kemudian dianyam membentuk kerajinan yang diinginkan. Setelah dibentuk dilakukan proses membatik dengan pola Resi Pandhawa pada sekeliling anyaman.

" Enceng gondok yang dikeringkan nanti akan dianyam sesuai bentuk yang diinginkan kemudian dibatik pola Resi Pandhawa di tambahkan disekeliling anyaman" ungkapnya.

" Kami mengadakan acara ini supaya produk lokal Semarang bisa lebih dikenal masyarakat luas" ujar Ravhi Agung saat diwawancara.

Ravfi Agung juga mengungkapkan cara mengkombinasikan enceng gondok dengan batik.

Ravhi Agung Dewantoro (21), merupakan ketua panitia acara Kertangkes mengatakan acara ini diadakan untuk mengangkat dan mempromosikan produk lokal Semarang.

Mahasiswa Jurusan Ilkom USM bekerjasama dengan Usaha Dagang Abdi Citra Kusuma memadukan batik Resi Pandhawa dengan anyaman dari enceng gondok. Kertangkes dimulai pada pukul 16.00 wib.

Acara tersebut merupakan acara menganyam massal menggunakan enceng gondok dan dikombinasikan dengan batik, Minggu(18/6/17)

Enceng gondok yang biasanya tumbuh liar di kolam atau rawa, kini bisa dimanfaatkan untuk membuat alas minum, tas atau yang lainnya.

Sejumlah Mahasiswa dan mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Semarang menggelar acara Kertangkes di Taman Menteri Supeno berlokasi di jl Menteri supeno, Semarang,Jawa Tengah.

Eceng Gondok Jadi Pupun Organik | goody bag



Lalu mulai membuat pupuk organik eceng gondok.

Namun pada saat itu pupuk saya belum diuji.

Saya ingin pupuk organik eceng gondok saya teruji. Karena banyak yang memalsukan merek pupuk.

Semua berawal dari keprihatinan saya soal eceng gondok.

Bagaimana agar hama ini bisa bermanfaat.

Lalu pada tahun 2014, lewat perusahaan saya PT GHM Farm Tech, saya memulainya dengan mencacah eceng gondok di Danau Tondano.

Hak paten pupuk organik dari eceng gondok bermerek Meidy dan mulai berlaku 9 Oktober 2017 ini.

Masa berlakunya hingga lima tahun mendatang. Perjalanan panjang bagi saya hingga ke tahap ini.

Eceng gondok di Danau Tondano memang menjadi hama, tapi jika dikelola dengan benar, eceng gondok bisa membawa manfaat.

Setelah berjuang sejak awal tahun 2014, saya akhirnya mendapat hak paten dari Kementerian Pertanian.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar