Kamis, 15 Juni 2017

TB Gramedia Pakai Kantong Kertas Gantikan Plastik

TB Gramedia juga memberikan diskon 25 persen untuk pembelanjaan kantong belanja go green | goody bag murah


goody bag murah



"Kita juga ada penawaran spesial berupa diskon 10 persen bagi pengguna kartu BNI baik debit maupun kartu kredit. Diskon ini berlaku untuk pelanggan yang membeli buku terbitan Kompas Gramedia. Ada juga diskon 15 persen untuk pembelanjaan 46 buku best seller dari berbagai penerbit dan penulis," tutupnya.(cr26)

Lalu, khusus di TB Gramedia Kol Atmo lantai 4, dapatkan juga penawaran spesial buku-buku murah, mulai dari harga Rp 10-20 ribu. Ada banyak jenis buku yang disediakan, mulai daei novel, komik, buku pelajaran, pengetahuan umum dan lain sebagainya.

Sumeri juga menjelaskan, masih berkaitan dengan momen peringatan Hari Bumi, TB Gramedia juga memberikan diskon 25 persen untuk pembelanjaan kantong belanja go green.
"Dari harga Rp 9 ribuan kita diskon jadi Rp 6 ribu saja per piecesnya," ujarnya.

Ada tiga kategori kantong kertas yang akan disediakan, pertama kantong kecil ukuran komik, kantong berukuran sedang untuk novel, serta kantong berukuran besar untuk buku sekolah.

"Nantinya bagi pengunjung yang berbelanja di Gramedia pada 22 April nanti, barang-barang belanjaan akan dikemas dalam kantong kertas koran yang tekah kita siapkan, dan ini diberikan gratis," tambah Sumeri.

Hal tersebut disampaikan, Sumeri, Supervisor TB Gramedia Kol Atmo, Rabu (20/4). "Ini sebagai bentuk kepedulian serta dukungan Gramedia atas instruksi pemerintah untuk mengurangi penggunaan kantong plastik," ujarnya.

Guna memperingati Hari Bumi pada 22 April esok, Toko Buku (TB) Gramedia akan mengganti kantong belanja yang selama ini menggunakan plastik menjadi kantong belanja berbahan dasar kertas koran.

IPB sosialisasikan penggunaan "ecobag" kepada pedagang | goody bag murah




"Diperkirakan ada 500 juta sampai satu milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun," katanya. 

Menurut Ernan, mengurangi sampah plastik, dapat dilakukan melalui dua cara yakni mendaur ulang dan mengurangi penggunaan plastik itu sendiri. 

"Cara untuk mengurangi salah satunya dengan membiasakan menggunakan ecobag," katanya. 

Ia mengatakan, pengurangan penggunaan plastik harus dimulai dari sekarang, para pedagang diminta menyampaikan kepada pembeli untuk menggunakan "ecobag" atau kantong ramah lingkungan untuk membawa makanan yang dibelinya," katanya. 

Sementara itu, Dosen yang juga pakar Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Fakultas Pertanian IPB Dr Ernan Rustiadi menjelaskan, plastik mulai digunakan sekitar 50 tahun silam, seiring perkembangan plastik menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. 

Menurutnya, kegiatan tersebut seiring dengan pencanangan "Green Campus" atau kampus hijau ramah lingkungan di IPB terhitung sejak September 2015. 

"Upaya yang kami lakukan adalah menjaga lingkungan kampus tetap asri, hijau dan bersih, sehingga para pedagang diharuskan mengurangi sampah plastik atau pemakaian kantong plastik," katanya. 

"Ecobag merupakan tas belanja yang bisa dipakai berulang-ulang, mengurangi pemakaian sampah plastik," kata Direktur Pengembangan Bisnis IPB Yusli Wardiatno, di Bogor, Jumat. 

Yusli mengatakan, sosialisasi penggunaan "ecobag" dilakukan dalam rangka silaturahmi dengan para pedagang yang ada di lingkungan kampus IPB. 

"Terdapat sekitar 300 pedagang yang hadir dalam sosialisasi tersebut," katanya.

Institut Pertanian Bogor melalui Direktorat Pengembangan Bisnis memberikan sosialisasi kepada pedagang untuk menggunakan tas pakai ulang (ecobag) guna mengurangi penggunaan kantong plastik di lingkungan kampus. 

KLHK akan berlakukan plastik berbayar di pasar tradisional | goody bag murah



Data dari Jambeck (2015) Indonesia menghasilkan sampah plastik yang dibuang ke laut sebesar 187,2 juta ton, sedangkan Tiongkok yang mencapai 262,9 juta ton.

Berdasarkan Data Nielsen 2015, penggunaan plastik dari industri ritel seperti swalayan, minimarket, supermarket, hypermart di Indonesia hanya sebesar 26 persen sedangkan penggunaan kantung plastik di pasar rakyat atau pasar tradisional mencapai 74 persen.

Sementara itu, diperkirakan total sampah Indonesia di 2019 mencapai 68 juta ton. Dimana, 14 persen di antaranya merupakan sampah plastik. 

"Target pengurangan sampah keseluruhan secara nasional mencapai 20 persen hingga 2020 nanti," kata Tuti.

Menurutnya, sudah ada beberapa asosiasi pasar tradisional yang menyambut baik rencana untuk menerapkan plastik berbayar.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan plastik berbayar untuk mengurangi sampah plastik. Terdapat 22 kota dan kabupaten yang berkomitmen menerapkannnya dan telah diujicobakan mulai 21 Februari lalu. 

Langkah tersebut dilakukan, mengingatk Indonesia menjadi negara produksi sampah plastik terbesar kedua setelah Tiongkok.

"Kami masih mengevaluasi, sembari melakukan sosialisasi dan galakkan pengurangan plastik dengan peritel seluruh Indonesia," katanya. 

Ia mengatakan, setelah pencanangan plastik berayar di tingkat ritel. Pemerintah juga akan menerapkan kebijakan serupa di tingkat pasar tradisional, mengingat jumlah pemakaian plastik lebih banyak terjadi di tingkat pasar tradisional.

"Pemerintah saat ini, tengah mengkaji formula agar kebijakan tersebut dapat diterapkan di pasar trasional," katanya.

"Belum satu bulan kebijakan diberlakukan, terlihat ada kesadaran masyarkat untuk lebih peduli dan tidak menggunakan plastik berbayar," katanya. 

Menurut Tuti, untuk mengetahui dampak dari kebijakan plastik berbayar, pihaknya akan melakukan evaluasi terkait berapa penurun angka penggunaan kantong plastik. 

"Setelah hasil evaluasi penerapan kebijakan plastik berbayar tingkat ritel, kita galakkan pengurangan kantong plastik di setiap pasar tradisional," kata Tuti Hendrawati Mintarsih, Dirjen Pengelola Sampah Limbah dan Bahan Beracun Berahaya KLHK, di sela-sela kunjungan Menteri LHK di Puslit Badan Litbang dan Inovasi, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis. 

Ia mengatakan, sudah ada kesadaran masyarakat yang lebih peduli untuk menggunakan tas belanja dari rumah sehingga tidak perlu membayar plastik. 

 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berencana untuk menerapkan plastik berbayar di tingkat pasar tradisional untuk memaksimalkan pengurangan sampah plastik.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar