Jumat, 13 Oktober 2017

Cukai Diyakini Ampuh Kurangi Sampah

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendukung rencana cukai plastik | spunbond tangerang

spunbond tangerang



"Skema cukai tersebut dijalankan secara bertahap. Sasarannya adalah kantong plastik, setelah itu kemasan minuman, dan produk untuk rumah tangga," imbuhnya.

Sudirman mengklaim, jika penerapan kantong plastik berbayar sebelumnya telah berhasil mengurangi penggunaan kantong plastik hingga 58%. Uji coba kantong plastik berbayar ini telah dilakukan pada tahun lalu dengan mengikutsertakan 535 ritel yang tersebar di 25 kabupaten dan kota seluruh Indonesia.

"Kita harus sepakat untuk mengendalikan kemasan plastik. Jika berdebat terus dengan industri maka tidak akan ketemu jalan keluarnya," imbuhnya.

Menurutnya, bioplastik dan barang sejenisnya yang mudah terurai harus terus dikembangkan. Saat ini KLHK sedang menunggu kesiapan pemerintah daerah untuk mendukung program pengurangan sampah melalui kantong plastik berbayar.

"Prinsipnya, kita akan mengarah kepada penggunaan plastik yang ber-SNI. Sertifikasi tersebut kan sudah ada sejak 2016 lalu," kata Sudirman kepada Bisnis, Rabu (30/8/2017).

R. Sudirman, Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menyampaikan cukai plastik adalah salah satu cara untuk menanggulangi sampah. Plastik saat ini menyumbang kontribusi terbesar dari total sampah di tempat pembuangan akhir dan sungai. Industri plastik diminta segera menyiapkan produk sampah yang mudah terurai.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendukung rencana cukai plastik sebagai salah satu cara mengurangi sampah yang tidak ramah lingkungan.


Strategi Kementerian Kelautan Kurangi Penggunaan Kantong Plastik | spunbond tangerang



Ini bermakna besar dalam menyadarkan kita semua atas besarnya kontribusi sampah plastik Indonesia ke laut dan pentingnya pengurangan kantong plastik. Membawa tas belanja sendiri untuk setiap kali berbelanja dan membawa botol minuman sendiri untuk mengurangi penggunaan botol minuman sekali pakai adalah benang merah atas terwujudnya laut Indonesia bebas sampah plastik. Agar menghasilkan ikan yang sehat untuk mendukung kebutuhan protein manusia," kata dia.

Nilanto menuturkan, meski kampanye ini merupakan salah satu langkah sederhana, diharapkan bisa berkontribusi besar pada pengurangi konsumsi plastik dan sampah plastik di dalam negeri.

"Kampanye Laut Bebas Plastik melakukan penggalangan dukungan seperti dengan swipping kantong plastik diganti dengan kantong ramah lingkungan," ungkap dia.

Dalam kampanyenya, Nilanto menitip pesan agar pedagang tidak menawarkan kantong plastik kepada pembeli. Pesan ini diharapkan dapat diteruskan oleh para pedagang ikan kepada para pembeli.

"Kampanye Laut Bebas Plastik digaungkan dalam bazar ini untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Tidak dapat dipungkiri banyak kantong plastik digunakan oleh pedagang dan pembeli. Seruan pengunjung bazaar lingkup KKP agar membawa tas belanja ramah lingkungan dilakukan satu hari sebelum pelaksanaan kampanye," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (12/9/2017).

 Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mulai mengkampanyekan Laut Bebas Plastik kepada masyarakat. Kampanye ini salah satunya dalam rangka mengurangi penggunaan kantong plastik oleh masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan sektor kelautan dan perikanan.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Nilanto Perbowo mengatakan, kampanye ini dimulai dengan acara bazar produk hasil perikanan di Kantor KKP pekan lalu. Dalam kampanye ini, KKP mengangkat tema Gerakan Bersama Singkirkan dan Urusi Sampah Plastik atau disingkat Bususi.

Mahasiswa UGM Ciptakan Tas Ramah Lingkungan | spunbond tangerang



Nadia menjelaskan, sasaran produk BEST adalah kaum hawa mulai pelajar, mahasiswa maupun dewasa. Karena pada dasarnya, kaum hawa memiliki minat belanja yang sangat tinggi. Selain itu, pada saat travelling juga membutuhkan tas dengan kapasitas yang besar namun tetap fashionable agar tidak terkesan norak. "Kami berharap BEST dapat memberi solusi saat shopping maupun travelling dengan mengedepankan konsep ramah lingkungan namun tetap tampil fashionable," ujar Nadia.

Sedangkan untuk bahan bagian dalam, menggunakan WP Parasut yang bahan ini tahan air dan mudah dibersihkan. Bahan ini cocok saat digunakan membawa sayur atau buah yang berair dan barang yang mudah tumpah.

BEST juga memiliki kualitas bahan yang bagus, yakni menggunakan kain kanvas di bagian luar, sehingga tampil trendi dan kekinian. Kain kanvas juga dapat menyesuaikan ukuran sesuai dengan fungsi utama BEST yang dapat diperbesar.

Kelebihan lainnya, pada bagian dalam atas terpasang saku yang diperuntukkan untuk menyimpan handphone atau dompet sehingga lebih mudah dijangkau tangan. “Tidak seperti totebag pada umumnya, BEST dapat diperbesar jadi cocok untuk belanja bulanan," kata Nadia.

Perbesarannya bisa mencapai 48 persen dari ukuran normal, yang tadinya sekitar 12 liter menjadi 17,5 liter. Selain itu, BEST juga dilengkapi dengan jaring di bagian atas, sehingga jika memuat barang dalam jumlah banyak tidak akan tumpah dan tetap aman.

Adapun kelebihan BEST dibandingkan totebag yang beredar di pasaran terletak pada segi kapasitasnya. BEST dilengkapi dengan resleting di bagian sisi kanan dan kiri, tujuannya agar tas bisa diperbesar sehingga bisa memuat barang dalam jumlah banyak.

Di sisi lain, saat ini masyarakat lebih suka sesuatu yang praktis, mudah dibawa kemana-mana, serta dapat digunakan untuk travelling dan shopping. Melihat potensi itu, Nadia dan kawan-kawannya mencoba untuk memodifikasi tas seperti totebag menjadi tas multifungsi tapi tetap fashionable. Lantaran mereka ingin mendukung Gerakan Indonesia Bebas Sampah 2020.

Menurutnya, sebagai salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki banyak pusat perbelanjaan, setiap harinya Yogyakarta dapat menghasilkan sekitar 220 ton sampah. Namun hanya 80 persen yang terangkut ke pembuangan sampah, sedangkan sisanya masih belum bisa ditangani.

BEST sendiri termasuk salah satu karya yang lolos didanai Dikti pada ajang PKM bidang Kewirausahaan (PKM-K) tahun ini. "Sebagai tas ramah lingkungan, BEST hadir untuk menjadi solusi alternatif atas permasalahan sampah kantong plastik yang ada di Yogyakarta," kata Nadia.

Adapun penggagas BEST terdiri atas lima mahasiswa, yaitu Nadia Atina Solihati (FK), Adi Wahyu Saputra (FEB), Evita Dwi Nastiti (FK), Fajar Arumningtyas (FK) dan Bernadheta Sari Jasmine (FT). Mereka didampingi oleh dosen pembimbing Arta Farmawati (Departemen Biokimia FK UGM).

Mahasiswa UGM menciptakan tas ramah lingkungan dengan gaya kekinian. Tas yang diberi nama BEST atau Baggy Expert of Shopping & Travelling ini merupakan produk inovasi totebag dengan konsep ramah lingkungan dan fashionable.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar