Rabu, 04 Oktober 2017

Kurangi Plastik, Dinas Perdagangan Purwakarta Siapkan Green Produk

Kantung kertas green produk solusi pengganti kantung plastik | spunbond indonesia

spunbond indonesia



"Targetnya kan pengurangan sampah plastik, sementara dasar hukumnya belum diterima oleh pemerintah di daerah. Sementara, gerak laju perekonomian tidak bisa ditentukan, sekalipun dalam hal ini pemakaian kantong plastik dalam ukuran besar," pungkas Iis.

Kabid Perdagangan Diskop, UMKM, Perindag Purwakarta Iis Sri Sugiharti menilai, masyarakat Indonesia saat ini belum memiliki kesadaran khususnya dalam melakukan pemilahan sampah. Khususnya kantong plastik, sejauh ini masih menjadi kebutuhan yang tak bisa dipisahkan dari aktifitas perdagangan. Perlu ada aturan yang mendasari, dan solusi lain sebagai pengganti terbaik dari kantong plastik tersebut.

"Semisal menggunakan daun jati, daun pisang, daun jagung, dan beberapa bahan lain yang mudah terurai oleh tanah. Pada prinsipnya, kami menginginkan ada pola tertentu saat kebijakan pengurangan plastik, dengan menyiapkan sarana lain. Semisal jika kantong plasti mesti dikurangi, berarti ada pengganti yang lebih baik dari kantong plastik," kata Nizar.

Senada disampaikan Kabid UMKM, Diskop, UMKM Perindag Purwakarta Muhammad Nizar. Menurutnya, untuk memasyarakatkan konsumen cerdas dan bisnis ramah lingkungan perlu dilakukan dari sisi perubahan kebiasaan. Bahkan pihaknya sedang memikirkan bagaimana caranya melakukan pengemasan produk dengan bahan-bahan tradisional.

"Dalam rangka green produk, pemasayaakatan prdoduk hijau. Dengan program ini, kami yakin masyarakat bisa mengurangi penggunaan kantong plastik secara perlahan dan sukarela," ungkap Tedi.

Demikian halnya, konsumen diberikan gratis bilamana membutuhkan kantong sejenis di pelaku UMKM. Di samping program palstik berbayar yang belum bisa dilaksanakan, pihaknya menginginkan hal itu tetap dijalankan karena pandangan sosial ekonomi. Penyediaan kantong kertas itu sendiri, baru bisa menjangkau ke sektor UKM belum merabah pasar, minimarket dan pedagang umum.

"Sudah mendahului dengan kantung kertas green produk. Saat ini kami memfasilitasi para pelaku UMKM, kedepan masyarakat bisa membuat sendiri, ini bahannya mudah terurai oleh tanah dan bisa digunakan oleh masyarakat untuk berbelanja," tambah Tedi.

Kabid Industri Diskop, UMKM, Perindag Purwakarta Tedi Kustiadi menambahkan, pihaknya sudah jauh-jauh hari memulai inovasi green produk dalam rangka melakukan pengemasan produk ramah lingkungan. Salah satunya, dengan penyediaan kantung kertas oleh-oleh yang mudah didaur ulang oleh alam kurang dari sebulan.

"Walaupun Purwakarta tidak menjadi pilot project, dari awal kami akan mencoba dengan mempersiapkan kebijakan ke arah sana, minimal ada imbauan dan ada pengurangan sampah plastik. Sejauh ini masih di sektor UMKM, sudah dimulai dengan penggunaan kantong terbuat dari kertas. Kami upayakan imbauan ini juga diberlakukan di sektor usaha lain mulai di pasar tradisional, minimarket dan usaha-usaha lainnya," kata Syahrul, Rabu (24/2/2016). 

Kepala Diskop, UMKM, Perindag Purwakarta M Syahrul Koswara menurutkan, terkait kampanye plasti berbayar, Kabupaten Purwakarta tidak masuk pada pilot project pengurangan produktifitas penggunaan kantong plastik. Sekalipun tidak berbayar, pihaknya menekan penggunaan kantong plastik masyarakat berkurang.

Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskop, UMKM, Perindag) Kabupaten Purwakarta mulai akan melakukan imbauan soal pengurangan jumlah pemakaian plastik. Mula-mulai, leading sektor perdagangan ini akan menyisir pelaku UMKM, pedagang di pasar dan pelaku minimarket. Meski sejauh ini Purwakarta tidak dijadikan pilot project soal kebijakan pengurangan kantong plastik atau kantong plastik berbayar, namun hal ini akan tetap dilakukan.


3 Hari Diet Kantong Plastik, Ini Keberatan Konsumen ke Aprindo | spunbond indonesia


“Kami masih mencari solusi sebagai pengganti (kantong plastik) yang murah dan sesuai dengan konsumen. Yang dipentingkan kesadaran kita bersama,” kata Tutum.

Sejak Minggu, 21 Februari 2016 kemarin Pemerintah Daerah Jakarta memberlakukan ‘diet’ kantong plastik. Hal itu sesuai dengan Perda DKI Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah. Toko-toko diwajibkan menyediakan kantong plastik ramah lingkungan.

Saat ini, kata Tutum, Aprindo masih mencari solusi sebagai pengganti kantong plastik yang murah dan sesuai dengan keinginan konsumen. Dia mengajak semua masyarakat menggalakkan kampanye diet kantong plastik.

Aprindo berharap harga kantong plastik di toko-toko seluruh Indonesia bisa dibuat sama. Pasalnya jika berbeda akan menimbulkan keributan. “Jika harganya beda, nanti bisa ribut. Mekanisme kami dengan komputerisasi. Apa tidak kacau kalau beda. Jangan diganggu sistem perdagangan kami,” kata Tutum.

“Kita pilih minimal Rp 200. Kita sementara walaupun pilihan kita belum tepat, kita tidak ingin membebani masyarakat dulu,” kata Tutum.

Menurut Tutum, soal harga kantong plastik sebesar Rp 200 itu sifatnya sementara. Anggota Aprindo hingga kini belum sepakat mengenai harga kantong plastik. Hal itu dikarenakan ukuran kantong plastik bermacam-macam, sehingga diambil harga tengah yakni Rp 200. Intinya Aprindo tak mau membebani masyarakat dulu.

Tak semua pelanggan keberatan dengan diberlakukannya ‘diet’ kantong plastik ini. Ada juga yang menganggap wajar konsumen harus membeli kantong plastik.

“Kalau ada konsumen menggebrak, saya minta kasir memberi (kantong plastik). Tolong dijelaskan hak kantong plastik dicabut. Kalau mereka mau harus bayar,” kata Tutum.

Ada juga konsumen yang keberatan membayar kantong plastik dengan harga Rp 200 per lembar. Mereka menganggap kantong plastik itu adalah hak konsumen. Kepada anggotanya, Aprindo menganjurkan agar petugas kasir memberikan penjelasan kepada konsumen. Namun jika mereka memaksa, kasir diminta untuk memberikan saja.

“Saat ini banyak hal muncul di lapangan. Hal wajar, butuh sosialisasi panjang. Keberatan konsumen, jadi muncul (pertanyaan) ke mana uangnya? Nah, uang itu sebagai modal kami lagi. Kantong tidak dibebankan lagi ke kami. Ini sudah menjadi barang terpisah,” kata Tutum dalam konferensi pers di VIP Room Bebek Bengil Epicentrum Walk, Jl Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (24/2/2016).

Toko-toko di Jakarta mulai diwajibkan menerapkan kantong plastik berbayar. Saat ini konsumen harus membayar jika ingin menggunakan kantong plastik saat berbelanja. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan di 3 hari masa percobaan ini pihaknya masih sering mendapatkan komplain dari pelanggan.

Bioplastik Buatan Avani Jadi Solusi Masalah Plastik Dunia | spunbond indonesia



Publikasi di jurnal Science menyebutkan, pada 2010 saja dunia menghasilkan plastik sebanyak 12 juta ton. Indonesia tercatat sebagai penghasil sampah plastik terbesar kedua setelah China dengan 1,8 juta ton per tahun. Jika hal ini terus terjadi, bumi jadi planet yang dipenuhi plastik. Kajian Universitas Georgia yang dirilis tahun lalu menemukan bahwa lautan di Indonesia adalah perairan kedua di dunia yang menyimpan sampah plastik terbanyak.

“Bayangkan jika setiap hari tiap warga Indonesia yang jumlahnya 250 juta menggunakan satu sedotan plastik sepanjang 20 cm dan langsung membuangnya. Sedotan-sedotan ini bila direntangkan bisa mencapai 5.000 kilometer, atau setara jarak Jakarta-Sydney,” ungkap Kevin.

Dijelaskan Kevin, gagasan untuk menciptakan produk-produk biodegradable berawal ketika ia melihat perubahan drastis yang terjadi pada pantai-pantai di Bali yang penuh dengan sampah. Tidak hanya di permukaan, plastik-plastik yang dibuang juga berada di bawah permukaan laut.

Sejatinya, bioplastik bukan hal yang baru. Sejak 1990, perusahaan di Eropa sudah memroduksi bioplastik dari jagung dan serat bunga matahari. “Namun memroduksi bioplastik dari bahan-bahan ini biayanya relatif mahal,” kata Kevin.

Hebatnya, produk-produk Avani seperti bioplastik bisa larut secara instan dalam air hanya dengan menggunakan air panas. Di dalam air dingin, bioplastik ini akan menjadi lunak dan kemudian berubah menjadi karbondioksida, air dan biomassa dalam hitungan beberapa bulan secara alami.

“Teknologinya mungkin tidak baru, tetapi ada satu keunggulan yang kami banggakan yaitu produk kami sudah lulus toxicity test sehingga aman jika terkonsumsi oleh hewan laut,” klaim Kevin bangga.

Nah, diklaim Kevin, produk bioplastik buatan Avani aman dan tidak beracun. Sebab, produk bioplastik Avani bahannya berasal dari singkong, yang bisa menjadi sumber daya yang baik untuk produk-produk biodegradable. Dan, pastinya, produk itu dihasilkan melalui proses riset dan pengembangan yang cukup lama.

Bahkan produk ini sering tidak terdaur ulang seperti klaim awalnya, yang pada akhirnya menghasilkan kematian bagi ribuan makhluk laut dan berbahaya jika dikonsumsi manusia,” pungkasnya.

Menurut Kevin, saat ini banyak produk bioplastik yang dipasarkan sebagai produk “ramah lingkungan” namun tidak memberikan keuntungan kepada lingkungan. Kantong plastik yang bisa didaur ulang seringkali menghasilkan residu beracun yang membuatnya berbahaya untuk kehidupan laut dan tanaman.

“Festival ini menjadi ajang strategis, tidak hanya bagi pembangunan reputasi industri kreatif Indonesia, namun juga kesempatan bagi kita untuk membangun kesadaran tentang isu-isu global terkini seperti polusi plastik yang sudah menjadi epidemi,” ujar Kevin Kumala, Chief Green Officer Avani.

Perusahan eco-technology asal Bali, Avani terpilih mewakili Indonesia di festival industri kreatif South by South West (SXSW) yang diadakan di Austin, Texas pada 10-19 Maret 2017. Di sana, Avani menampilkan solusi bagi masalah plastik dunia, yaitu melalui produk biodegradable yang aman.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar