Kantong plastik yang tidak lagi gratis | jual spunbond bag
Langkah yang ditempuh dm tentu saja bisa membantu melegakan pembeli (termasuk saya) untuk menghemat pengeluaran, jika kita lupa membawa kantong belanja. Seandainya kita semua benar-benar mau berpartisipasi untuk kelangsungan hidup alam kita, hendaknya para pedagang (pengusaha) ikut andil juga memberikan jalan keluar yang lebih baik kepada pembeli. Berikan pilihan yang lebih beragam kepada pembeli untuk bisa mengurangi pemakaian kantong plastik. Meminta mereka untuk membawa tas belanja sendiri atau harus membelinya di toko, belumlah cukup sebagai jalan keluarnya.
Produksi tas ini pada awalnya (2012) dikerjakan di Jerman (Augsburg) oleh perusahaan Manomama. Karena alasan untuk menghemat ongkos produksi & juga ingin membantu taraf hidup masyarakat miskin di India untuk mempunyai pekerjaan, maka pembuatannya dipindahkan ke Tirupur.
Selain mengerjakan pembuatan tas-tas baru, perusahaan tersebut juga mendaur-ulang tas-tas yang kita kembalikan tersebut. Hasilnya bisa berupa syal, baju atau yang lainnya. Dan tentu saja bisa dijual kembali. Siklus yang tidak terpotong & menguntungkan semua pihak.
Kalau kita sudah bosan dengannya sebab kondisinya sudah lusuh, kotor, robek atau warnanya mulai pudar, kita bisa menukarkannya dengan yang baru atau minta kembali uang (2€) di setiap cabang dm. Jadi tidak harus ke cabang di mana kita membelinya. (Mau mengembalikan tas atau tidak, itu terserah kita).
Tas kain (Stoffbeutel) yang biasa disebut "Pfandtasche" ini bisa kita dapatkan di setiap kasir cabang dm. Tas polos & tanpa motif (kecuali logo kecil perusahaan di cantelannya) ini, ragam warnanya selalu diganti untuk jangka waktu tertentu. Kadang biru, merah, hijau, lila atau yang lainnya. Tas, yang menurut saya cukup keren ini, selain lebih stabil dari kantong plastik sebab bisa dipakai berkali-kali & dicuci (seperti baju) juga mengurangi sampah.
Melihat ketidakharmonisan hubungan yang terjalin antara pembeli & pedagang hanya sebab masalah kantong plastik gratis, sebuah perusahaan besar Jerman, dm (drogerie markt), yang cabangnya sudah menggurita sampai Eropa Timur membuat terobosan baru untuk kepuasan konsumen, yaitu meminjamkan tas (kantong) belanja kain. Untuk jaminannya kita harus membayar 2€/tas.
Baru saja masalah itu lewat, di kas sebelah ada kejadian serupa. Hanya bedanya, pembeli langsung ngeloyor pergi meninggalkan belanjaannya yang belum dibayar. Protes sebab tidak ada lagi kantong plastik gratis.
Luapan emosi ketidakpuasan pembeli terhadap penghilangan kantong plastik di sebuah toko pernah saya alami langsung ketika belanja beberapa bulan lalu. Seorang pembeli yang ada di depan saya meminta dengan paksa kepada kasir sebuah kantong plastik gratis untuk belanjaannya seharga kira-kira 40€. Diskusi di antara mereka berdua baru terselesaikan setelah Stellvertreter (wakil manager) toko meluluskan permintaannya.
Selain itu mereka juga beranggapan, bahwa sampah plastik yang masih banyak berserakan di jalan adalah plastik dari bungkus makanan & minuman. Hanya sedikit sekali yang berasal dari kantong belanja plastik. (Alasan mereka tidak salah karena kenyataannya kantong plastik yang berukuran sedang sampai besar masih bisa digunakan kembali untuk keperluan lain. Sedangkan yang berukuran kecil dengan motif yang lucu & menarik biasanya juga sayang kalau dibuang begitu saja).
Apalagi harganya (mulai 20 cent/kantong) juga dua kali lipat dari harga biasa. Mereka merasa jelas-jelas dirugikan karena mereka sudah mengeluarkan uang banyak untuk belanja, tetapi masih harus membayar kantong plastik yang seharusnya diberikan gratis sebagai bagian dari service toko.
Reaksi seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di Jerman, ketika pembeli tahu bahwa pusat perbelanjaan Karstadt, Media Markt (toko elektronik) & toko mode C&A mulai ikut berpartisipasi meniadakan kantong plastik gratis, yang pelaksanaannya akan dimulai antara awal Maret-April 2016.
Dari beberapa komentar yang saya baca di dunia maya, mereka umumnya mengatakan bahwa itu hanya akal-akalan para pengusaha (pedagang) untuk lebih mengeruk keuntungan dengan mengatasnamakan keselamatan lingkungan.
Beberapa hari ini media online di tanah air ramai memberitakan tentang kantong plastik yang tidak lagi gratis diberikan kepada pembeli. Walaupun jauh-jauh hari sudah diumumkan tentang ini & pelaksanaannya juga masih dalam taraf uji coba, ternyata reaksi pembeli pada hari H nya masih cukup banyak yang protes. Harganya (Rp.200/kantong) yang tergolong sangat murah (dibandingkan di sini) ternyata bukan jaminan untuk pembeli rela begitu saja membayarnya.
Tas Pandan Berhias Kain Perca di Jombang Tembus Luar Negeri | jual spunbond bag
"Untuk online saya pernah kirim sampai Malaysia, Singapura dan Australia," tandasnya.
Tak hanya dari Jombang dan sekitarnya, kata Ike, pesanan tas buatannya datang dari Makasar, Bali, Aceh hingga Papua. Ibu satu anak ini memilih menggunakan media sosial untuk memasarkan karyanya itu. Tak ayal, saat ini omzet kerajinan tas miliknya mencapai Rp 15 juta/bulan.
Ketiga macam bahan itu kemudian dirangkai pada bagian penutup tas menggunakan lem. Butiran mutiara imitasi dibubuhkan untuk menambah kesan elegan pada tas. Kemasan tas yang dipilih pun tak sembarangan, Ike menggunakan boks agar nampak mewah.
"Hasilnya bagus peminatnya banyak sampai sekarang," ujarnya.
Kendati begitu, pembuatan tas ini tidaklah sederhana karena butuh ketelatenan dan ketelitian. Kain perca yang telah dibordir membentuk kembang-kembang dipotong sesuai pola. Ditambah dengan dedaunan dan bunga tiga dimensi atau bros dari kain perca.
"Awalnya saya melihat banyak kain perca di rumah saya, saya bikin bros. Kemudian saya lihat di internet ada tas dari pandan dihiasi dengan kristal, saya mencoba aplikasikan bros yang saya buat ke tas pandan," kata Ike kepada wartawan di rumahnya, Sabtu (2/9/2017).
Namun, siapa sangka hiasan yang membuat tas terlihat menawan itu berbahan limbah kain dari penjahit. Ya, Ike memanfaatkan kain perca dan aksesoris lainnya untuk mempercantik tampilan tas wanita buatannya.
Berbeda dengan tas pandan biasa seharga Rp 75 ribu, tas buatan Ike mencapai Rp 200-300 ribu/buah. Pasalnya, tas wanita itu mempunyai desain yang elegan dan cantik berkat hiasan pernak-pernik dan bunga-bungaan yang dirangkai Ike.
Sejak setahun terakhir, warga Desa/Kecamatan Diwek, Jombang, menyulap teras rumahnya menjadi bengkel kerja. Dibantu tiga karyawan, dia mengerjakan pesanan tas wanita berbahan dasar daun pandan itu.
Tas wanita dari bahan daun pandan yang sebelumnya dianggap biasa dan murah, di tangan kreatif Ike Norawati (35) menjadi lebih elegan dan bernilai tinggi. Bahkan tas buatan ibu satu anak ini diminati pembeli dari luar negeri.
Tote Bag, Alternatif Pengganti Kantong Plastik | jual spunbond bag
Akan tetapi, tas yang satu ini juga membantu pemerintah dan masyarakat menjalankan program diet kantong plastik yang sedang digalakkan beberapa waktu terakhir.
"Sekarang orang banyak berbelanja dengan tote bag lantaran minimnya persediaan kantong plastik," jelasnya. Namun, Ridha menganggap hal ini menjadi sebuah tren yang positif. Lantarannya, tote bag bukan hanya menjadi tren fesyen belaka.
Seiring dengan munculnya peraturan-peraturan daerah yang mewajibkan orang-orang mengurangi dan menghentikan pemakaian kantong plastik, tote bag mulai turun harganya dan mulai diminati banyak orang.
Namun, dulu ketika pertama kali masuk ke Indonesia, tote bag tergolong pakaian yang mahal. Diceritakan Ridha, harganya bisa sampai 80 puluh ribu rupiah. "Walaupun bentuknya simpel, tote bag waktu itu memang dihargai mahal lantaran masih ekslusif.
Soal harga, tas jinjing yang satu ini tak bakal membuat dompet kamu menjadi tipis. "Harganya murah banget, ada yang lima ribu sampai tiga puluh ribuan. Tergantung bahan juga sih," kata dia.
"Macam-macam desainnya, ada yang gambar kartun, hewan, kita juga bisa mendesain sesuka hati apabila membeli tote bag jenis urban print yang masih polos tanpa desain," kata dia.
Di Banjarmasin, tote bag yang lagi digandrungi adalah yang berjenis urban print. Jenis tote bag yang satu ini awalnya muncul di Jepang dan masuk ke Indonesia beberapa waktu terakhir.
Karakteristiknya, tote bag berjenis urban print biasanya terbuat dari kain kanvas yang pada bagian tengahnya tersedia beragam varian desain hasil sablon printing.
"Tampilannya yang simpel dan tidak berlebihannya membuatnya menjadi sangat menarik untuk digunakan sebagai tas sehari-hari," kata dia.
Ridha Hidayah, mahasiswi Universitas Lambung Mangkurat yang juga salah satu penjual dan pengoleksi tote bag di Banjarmasin mengakui bahwa tote bag memang sedang digandrungi.
Beberapa pihak mulai menggunakan bahan kulit, nilon, hingga bahan-bahan daur ulang sebagai bahan dasar pembuatannya agar terlihat menarik.
Seiring perkembangan zaman, tas jinjing ini menjadi tren fesyen yang banyak digandrungi oleh banyak orang. Bahan dasar pembuatannya tak lagi sekadar kain kanvas.
Jika dilihat dari sejarahnya, tote bag memang sudah digunakan masyarakat abad 17 untuk membawa barang-barang sehari-hari.
Tote Bag merupakan salah satu jenis tas jinjing yang umumnya berbentuk persegi. Umumnya, tas yang mempunyai jenis satu ini berbahan kain kanvas. Lantaran, kain yang satu ini memiliki karakteristik yang tebal dan tak gampang rusak.
Alasannya bervariatif. Ada yang menggunakannya sebagai alternatif pengganti kantong plastik. Ada pula yang menggunakannya sebagai fesyen. Bagaimana tren ini terjadi di Banjarmasin?
Pasca beberapa pemerintah daerah mengeluarkan peraturan mengenai pengurangan atau penghentian pemakaian kantong plastik, pemakaian tas jinjing minimalis atau yang kerap disebut sebagai tote bag mulai diminati oleh banyak orang.
KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Aris Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu untuk Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran dimuka, tetapi mereka adalah orang-orang iseng, karena mereka kemudian akan meminta untuk pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, sehingga hati-hati dari mereka penipuan Perusahaan Pinjaman.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial dan putus asa, saya telah tertipu oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan digunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia, yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan, telah dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan menghubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan oleh kasih karunia Allah ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda menuruti perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan bercerita tentang Ibu Cynthia, dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Cynthia, Anda juga dapat menghubungi dia melalui email-nya: arissetymin@gmail.com sekarang, semua akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening mereka bulanan.
Sebuah kata yang cukup untuk bijaksana.