Mengolah sampah plastik jadi paving blok | jual kain spunbond eceran
"Sekarang bukan hanya sampah hilang dan lingkungan bersih, namun juga banjir pesanan. Bahkan kami kewalahan memenuhi pesanan paving blok plastik dari berbagai pihak karena sampah di desa sudah habis," jelasnya.
Ia kemudian memanggil temannya untuk memberi pelatihan cara membuat paving blok dari plastik kepada karang taruna desa. Seluruh sampah yang ada di desa dikumpulkan dan dikonversi menjadi paving blok.
"Kalau dikilokan saja kan enggak ada kreativitas di dalamnya dan biasanya dibeli murah. Saya kemudian teringat teman di Purbalingga yang punya eksperimen membuat paving blok dari plastik," terang Akhib, Jumat (24/3/2017).
Kemudian ia berfikir bagaimana mengolah sampah tersebut untuk menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Sampah organik ia olah menjadi pupuk, sedangkan sampah plastik semula bingung mau diapakan.
Ide itu semula karena lihat sampah beserakan di jalan dan menggelisahkan. Kepala Desa Brumbung, Demak Akhib Musadad mengaku, lingkungannya banyak sampah berserakan.
Karang Taruna Karya Muda Sejahtera Desa Brumbung, Mranggen, Kabupaten Demak, menunjukkan kreativitasnya. Mereka mengolah sampah plastik jadi paving blok.
Warga Kreatif, Olah Sampah Kering Jadi Baju Seragam | jual kain spunbond eceran
Kampung mereka yang diapit kemajuan kota metropolis dan bisa eksis menjaga denyut kampung, cukup mendapat perhatian dari pihak luar.
Ketua RT 13 Dicky Sugeng Premana mengatakan, kampungnya banyak menerima perhatian dan bantuan. Misalnya dari LSM Habitat, dan dari USAID.
"Kalau sampah seperti plastik itu daur ulang di dalam tanahnya susah dan lama. Makanya, kalau masih bisa didaur ulang dan dimanfaatkan, kenapa harus dibuang," tutur Puji.
Kreasi pengolahan sampah kering ini tidak dilakukan sendiri. Tetapi, bersama warga lain. Memang tidak dipakai untuk keseharian. Tetapi, hanya untuk kegiatan kampung saja.
"Untuk pengganti kain kami buat dari bungkus makanan. Kalau untuk hiasan yang bulat-bulat dari kresek yang berwanra warni," terangnya, Jumat (9/6/2017).
Pujiwati (39), salah satunya, yang membuat sekitar delapan baju seragam kampung kreasi dari sampah kering. Yaitu, koran bekas, platik bekas dan bungkus makanan yang sudah dibuang.
Pemanfaatan dan pemilahan sampah cukup lama dilakoni warga kampung Kedondong, yang terletak RT 13 RW 6 Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegalsari. Khususnya untuk sampah kering untuk kerajinan tangan.
Perusahaan Ini Untung Miliaran Ubah Sandal Bekas jadi Produk Unik | jual kain spunbond eceran
“Pekerjaan ini membuat saya bahagia karena adanya kesempatan yang jauh lebih baik untuk diri saya dan keluarga saya. Saya suka mengukir dan menjadi kreatif,” ujar Charles Kimeu, salah satu karyawan di sana.
Dari hanya bertiga, pada 2013 Ocean Sole telah mempekerjakan 150 orang dan memperbaiki kemiskinan di lingkungan setempat. Mereka telah mengubah sandal jepit menjadi boneka, gelang, gantungan kunci, dan patung.
Ocean Sole kemudian dibantu dengan komunitas di Kiwayu menjual produk pertama mereka di Nairobi, Kenya. Setelah itu, mereka menerima pesanan sebanyak 15.000 kura-kura dari WWF Switzerland.
Awalnya, mereka menemukan masalah di Kiwayu, Kenya. Di sana, sampah sandal jepit menumpuk di pantai yang menciptakan bencana bagi ekosistem laut dan masyarakat lokal.
Terinspirasi dari mainan anak-anak yang dibuat dari sendal jepit bekas, Julie Church, pendiri Ocean Sole, mendorong para ibu untuk mengumpulkan, mencuci, dan memotong sandal jepit yang dibuang untuk menjadi produk yang berwarna. Mereka ingin mengubah sandal jepit yang telah menjadi polusi sebagai produk fungsional dan mempromosikan konservasi untuk pantai di Kenya.
Mereka mengubah sandal jepit yang mereka temukan di sepanjang pantai dan perairan Kenya. Baik sandal yang ditinggalkan pemiliknya di pantai atau sandal yang berasal dari pembuangan di laut dan terdampar di pesisir pantai.
Menurut UNEP, di Kenya diperkiraan terdapat 13.000 keping plastik dan sandal jepit yang mengapung di setiap kilometer persegi lautan. Ocean Sole, sebuah perusahan yang bergerak di bidang sosial dan berasal dari Kenya ingin melakukan sesuatu.
Di Kenya, perusahaan sandal jepit dapat memproduksi 100.000 sandal setiap harinya dan 3.650 juta sandal tiap tahunnya. Tak hanya itu, banyak sandal yang dibuang begitu saja tanpa didaur ulang, sehingga banyak yang menumpuk dan menghalangi saluran air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar