Minggu, 20 Agustus 2017

Mahasiswa Sosialisasikan Diet Kantong Plastik

Tas kain (goodie bag) sebagai pengganti kantong plastik dalam aksi Kampanye Diet Kantong Plastik | goody bag custom

goody bag custom


Mulai dari sekarang, imbuhnya, sudah sepatutnya masyarakat pun me­­ningkatkan kesadaran mereka agar tidak lagi menggunakan kantong plastik. Hal itu perlu dilakukan guna melestarikan lingkungan agar anak cucu kita kelak bisa merasakan lingkungan yang sehat, bersih dan asri. 

“Saya sangat senang dan menga­pre­siasi aksi-aksi para pemuda/i di Me­dan yang peduli lingkungan, khu­susnya diet kantong plastik ini. Ini bagus karena dapat mengurangi peng­gunaan kantong plastik di kehi­dupan masya­rakat Medan. Padahal dari zaman dahulu sudah ada ke­biasaan ibu-ibu membawa keranjang dari rumah untuk berbelanja ke pasar. 

Namun, harus tergerus dengan kemajuan zaman. Karena saat ini masyarakat lebih suka berbelanja di pasar modern. Untuk itu, seharusnya pemerintah bisa menetap­kan harga yang lebih tinggi untuk sebuah kan­tong plastik. Harga yang ditetap­kan saat ini sangat murah, tidak mem­buat masyarakat berat untuk mem­ba­yarnya,” keluhnya.

Sementara di kesempatan berbeda, Pengamat Lingkungan Sumatera Utara Jaya Arjuna mengapresiasi aksi-aksi yang dilakukan sejumlah komunitas maupun mahasiswa terkait kepedulian mereka terhadap lingkungan. Terlebih dalam meng­kam­panyekan diet kantong plastik.

Lebih jauh Hanna mengatakan, aksi kampanye diet kantong plastik tersebut akan dilakukan juga pada esok hari (Minggu-red) di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Medan. “Besok kami akan membuka stan di pusat perbelanjaan tersebut. 

Nant­i­nya para pengunjung bisa melukis sendiri goodie bag yang kami berikan. Mereka juga bisa menu­karkan kantong plastik yang mereka bawa dengan goodie bag di stan kami, sekaligus mendapatkan stiker. Untuk alat lukis maupun goodie bagnya, semua kami fasilitasi dan tidak di­pungut biaya apapun,” pungkas­nya.

Hanna menuturkan, pihaknya tak hanya menyosialisasikan kepada pembeli saja, namun juga kepada pedagang di pasar tersebut. “Kepada pedagang, kami tempelkan stiker di toko mereka untuk melambangkan bahwa mereka mendukung kampa­nye diet kantong plastik ini. Sehingga mereka juga ikut mensosialisasikan kepada para pembeli di toko mereka agar tidak menggunakan kantong plastik dan menggantinya dengan membawa tas kain (goodie bag) dari rumah,” jelasnya.

“Ini kami lakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Disini kami ingin menyebarluaskan ke masyarakat tentang bahaya peng­gunaan kantong plastik. Diharap­kan setelah mengetahui bahayanya, mereka bisa mengurangi penggunaan kantong plastik,” ujarnya.

Wakil Koordinator aksi tersebut, Hanna Tinambunan mengatakan aksi tersebut dilakukan untuk menyo­sialisasikan kepada pedagang mau­pun pembeli di Pasar Petisah tentang bahaya penggunaan kantong plastik, yang dapat hancur hanya dalam jangka waktu yang lama.

Terkait penggalakan kantong plastik berbayar oleh pemerintah, sejumlah mahasiswa dari Jurusan Komunikasi Universitas Sumatera Utara (USU) melakukan kampanye diet kantong plastik yang dinamakan Campaign ‘Aku Diet Kantong Plastik’ di Pasar Petisah, Sabtu (26/3).


Hari Sampah, Gunungan Plastik hingga Diet Kantong Kresek | goody bag custom



Adapun tujuan terakhir kegiatan Mapala tersebut adalah mendukung Indonesia bebas sampah plastik tahun 2020. "Dan pada acara ini kami juga memamerkan beberapa foto sampah yang ada di Kota Surabaya," tutup Bojes.

"Untuk mengurangi sampah plastik berbayar, kita membagikan 250 goody bag atau tas daur ulang atau tas kain yang bisa dimanfaatkan beberapa kali," imbuh Bojes.

Tujuan mereka yang kedua adalah mendukung program pemerintah tentang kantong plastik berbayar yang ada di seluruh Indonesia. 

"Kita membuat gunungan sampah di mana gunungan sampah ini seolah-olah adalah Gunungan Sekaten, tapi di sini kali ini kita membuatnya dengan sampah plastik," ucap mahasiswa semester akhir yang akrab disapa Bojes saat berbincang dengan Liputan6.com di area Taman Bungkul, Kota Surabaya, Jawa Timur, Minggu (21/2/2016).

Ketua Umum (Ketum) Mapala Pawitra, Romadhon Arif Firmansyah mengatakan, puluhan anggota Mapala Pawitra ingin mengajak dan menyadarkan masyarakat Kota Surabaya tentang bahaya sampah plastik dan styrofoam.

Dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional, Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Pawitra Universitas PGRI Adi Buana Surabaya memamerkan Gunung Sekaten yang terbuat dari sampah plastik. Gunungan ini merefleksikan Indonesia darurat sampah plastik.

Akankah Keresek Berbayar Berbalik Menjadi Bumerang?| goody bag custom



Karena walau banyak yang skeptis, jumlah masyarakat yang optimis tidak kurang banyaknya. Warga masyarakat yang mulai menyadari bahwa pemberian kantong plastik lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya.

Namun tujuan baik, asalkan konsisten dilakukan pastilah mendulang hasil. Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik tidak hanya mendapat respon positif dari kementerian lingkungan hidup, tapi juga dari berbagai elemen masyarakat yang akan membuat berbagai kegiatan pada tanggal 21 Februari kelak. #Pay4plastic hanya bagian dari rangkaian kegiatan menuju #BebasSampah2020. Ini bukan sekedar hura-hura, tapi gerakan perubahan sosial yang dikemas secara menyenangkan. 

Terlebih ada produsen kantong plastik yang merasa terancam, ajakan mengurangi penggunaan kantong plastik akan mengancam omzet penjualan produknya. Silakan hitung berapa milyar kantong plastik pertahunnya, kalikan sekitar Rp 100, maka akan didapat jumlah rupiah yang diraup.

Berhasil? Terlalu naïf jika mengharapkan imbauan sebulan akan berdampak secara signifikan. Kita terlalu lama dininabobokan. Pemahaman bahaya penggunaan kantong plastik secara boros, tidak serta merta membuat tergugah dan meninggalkan kebiasaan instan. Sudah menjadi ketentuan alam bahwa manusia enggan meninggalkan zona nyaman.

Dalam rangka HUT Jakarta, pemprov DKI Jakarta pernah mengeluarkan imbauan kepada 74 toko retail yang mengikuti Jakarta Festival Great Sale (JFGS), untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Selama pelaksanaan JFGS, 1-30 Juni 2013, kantong plastik diharapkan tidak dibagikan gratis, sebagai penggantinya disediakan tas belanja alternatif yang dapat digunakan kembali.

Kota Bandung merupakan daerah yang paling siap regulasinya, yaitu Perda nomor 17 tahun 2012 tentang pelarangan pemakaian kantong plastik. Sedangkan kota-kota lain pendukung gerakan kantong plastik, baru mulai menyusun peraturan daerahnya. Agar peraturan kantong plasti berbayar tidak menjadi kegiatan insidentil yang rawan dilupakan.

Beberapa tahun lalu, Carrefour pernah menerapkan peraturan kantong plastik berbayar, saya menulisnya disini. Sayang kebijakan tersebut tidak berlangsung lama, pembeli marah-marah, Carrefour dianggap aneh, sehingga kebiasaan pemberian kantong plastik gratispun kembali lagi. Karena itu dibutuhkan peraturan yang berlaku merata di setiap ritel modern.

 Petisi yang ditandatangani 20 ribu orang lebih tersebut mendapat jawaban langsung dari Siti Nurbaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tanggal 30 Desember 2015 yang mengeluarkan surat edaran di bawah Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (Nomor: SE-06/PSLB3-PS/2015). Surat ditujukan kepada kepala daerah dan pelaku usaha; mengenai penerapan plastik berbayar di seluruh gerai pasar modern di Indonesia.

Tidak hanya berkampanye, GIDKP menggalang petisi agar pemerintah peduli dan menyusun peraturan yang membatasi pemakaian kantong plastik.

Waktu itu untuk mengurangi kemacetan, pemda DKI Jakarta memberlakukan aturan hanya kendaraan dengan minimal 3 orang penumpang yang diperbolehkan melewati jalan-jalan tertentu. Ternyata apa yang terjadi? Muncul joki yang menawarkan jasa untuk melengkapi jumlah 3 orang.

Belum lagi tanggal yang disepakati tiba, kompasianer Gustaaf Kusno meramalkan akan terjadi “ cobra effect” yaitu akal-akalan warga yang melihat peluang mencari nafkah dengan menjual keresek di luar pintu ritel modern. Mirip yang terjadi ketika peraturan “ 3 in 1” diterapkan di DKI Jakarta. 

Setiap pembeli di ritel modern akan mendapat 3 pilihan untuk mewadahi belanjaannya, apakah mau menggunakan kardus yang disediakan gratis, membeli tas pakai ulang atau membeli kantong plastik/keresek? Artinya kantong plastik yang biasanya diberikan gratis hingga berlembar-lembar banyaknya, harus dibeli sekitar Rp 500/lembar.

Jika tak ada aral melintang, bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional pada tanggal 21 Februari 2016 akan diuji cobakan kantong plastik (keresek)  berbayar. Serentak di 22 kota. 











Tidak ada komentar:

Posting Komentar