Rabu, 23 Agustus 2017

HERO Bagikan 3.000 Tas Daur Ulang

PT Hero Supermarket Tbk mengadakan aksi peduli lingkungan | goody bag kreatif

goody bag kreatif


“Makanya disini saya berpesan agar masyarakat dapat mengurangi untuk memproduksi sampah mulai dari rumah kita sendiri. Seperti dengan memilah sampah dan membeli produk dengan tempat yang tidak langsung di buang atau masih bisa digunakan kembali,” paparnya. 

Menurut Wilma, permasalahan sampah di daerah Camar-Pinguin telah teratasi. Namun permasalahan tersebut justru berpindah di kawasan lain. Dalam talkshownya Wilma mengatakan bersih saja tidak cukup, bahkan sampah itu tidak ada tempatnya.

Tidak hanya membagikan tas belanja ramah lingkungan, kegiatan Hero Greenspiring Movement juga dimeriahkan dengan Talkshow peduli kelestrian lingkungan yang bertema Belanja Tanpa Sampah, Mungkinkah? bersama dengan Co-Founder LabTanya dan Kota Tanpa Sampah Wilma Chrysanti. Gerakan warga ini berbasis inisiatif riset dan eksperimen yang berfokus pada perubahan paradigma serta produksi ragam pengetahuan terkait sampah.

“Kegiatan ini sebagai sarana edukasi kepada masyarakat untuk mulai peduli dan menerapkan Reuse, Reduce, Recycle dengan membiasakan diri tidak menggunakan kantong plastik untuk membawa kantong sendiri apabila berbelanja,” ujar Manager Corporate Social Responsibility (CSR) PT Hero Supermarket Tbk, Arya Kusumo saat  Talkshow peduli lingkungan di Giant CBD Sektor 7, Bintaro Jaya, Sabtu (10/12/2016) lalu.

PT Hero Supermarket Tbk mengadakan aksi peduli lingkungan bertajuk Hero Greenspiring Movement dengan membagikan lebih dari 3000 tas belanja daur ulang kepada para pelanggan di 17 gerai yang terletak di Tangerang Selatan, Jakarta, Surabaya, Riau dan Pekanbaru.

E-Dom, Dompet Sekaligus Tas Belanja Karya Mahasiswa UGM | goody bag kreatif



Untuk saat ini E Dom mulai diperjualbelikan secara online melalui media sosial para penciptanya. "Harapannya, sesuai tujuan awalnya bisa mengurangi penggunaan plastik untuk berbelanja sekaligus tetap tampil keren," pungkas Aviva. 

Sementara untuk bahan, kelima mahasiswa ini tampaknya sudah memperhitungkan betul dan memilih yang berkualitas seperti kulit sintetis, kanvas, satin hingga prada satin dan bludru. "Kombinasi warna juga beragam apalagi bahan parasut bisa dicuci," imbuh Aviva Lintang. 

Untuk keamanan pengguna, dompet pada E Dom bisa dilepas kemudian dimasukkan ke dalam tas atau digenggam oleh sang pemilik. "Ada kancing atau knopnya jadi bisa dipisahkan untuk keamanan penggunannya juga," imbuh Aziz. 

"Dompetnya modelnya seperti pada umunya persegi panjang dan dapat digunakan untuk menyimpan uang ataupun identitas lainnya. Tapi yang membedakan di dompet ini juga ada sebuah tas yang sengaja kita desain untuk digunakan ketika berbelanja atau membawa sesuatu. Ketika tak digunakan tinggal dilipat dan jadi dompet lagi," ungkap Aziz Aksaputra Jumat (16/6/2017). 

Alasan inilah yang kemudian menginspirasi lima mahasiswa UGM yakni Aziz Askaputra, Permata Hayuningtyas, Andhika Gilang Al Afgani, Rosyida Fajarwati dan Aviva Lintang Tunjungsari untuk menciptakan dompet yang juga bisa berfungsi sebagai tas belanja. Karya yang kemudian diberinama E-Dom kependekan dari Eco Friendly Dompet ini memiliki desain dan fungsi seperti dompet pada umumnya, namun dapat berubah bentuk menjadi tas belanja apabila pemiliknya memang sedang membutuhkan. 

Masa saat ini dunia sedang berlomba mengurangi penggunaan tas plastik yang dinilai tak ramah lingkungan karena sifatnya yang tak mudah diurai. Alhasil diciptakan berbagai macam pengganti bahan plastik untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 


Ramah Lingkungan, Tas Cantik Ini Terbuat dari Kulit Apel | goody bag kreatif



Sejauh ini, mereka memproduksi tas, sepatu, dan dompet dari kulit apel. Ke depannya Life Green Ltd. berencana untuk memproduksi penutup sofa dan kursi. Untuk produk sepatu dihargai US$119 (Rp1,5juta) sedangkan tas dan dompet dihargai US$139 (Rp1,8juta).

“Kami harap semua orang bisa mendukung gerakan kami melindungi lingkungan,” tutup Hong. 

“Sejak lama sisa-sisa kulit apel dibakar, hal itu menyebabkan polusi yang merusak atmosfer. Tujuan terobosan ini adalah membuat bahan mirip kulit yang ramah lingkungan,” jelas Kepala Desain dan Produksi Life Green Ltd., Henry Hong, seperti dilansir Mirror.

Proses mengubah sisa-sisa kulit apel menjadi bahan seperti kulit memakan waktu kurang lebih dua bulan. Setelah bewujud lembaran-lembaran besar barulah bahan dari kulit apel bisa digunakan sebagai bahan baku tas atau sepatu. Bahan tersebut diprediksi mampu bertahan hingga 10 tahun.

Dilansir Mirror, Rabu (5/10/2016), perusahaan fashion yang berpusat di Hong Kong itu memulai produksi tas ramah lingkungan tersebut di kantor cabang mereka di Milan, Italia.  Demi kesuksesan ide tersebut Life Green Ltd menjalin bekerja sama dengan perusahaan pertanian apel di Bolzano, Italia Utara.

Perusahaan asal Hong Kong punya ide unik memanfaatkan barang tak berguna menjadi sesuatu dengan nilai ekonomis tinggi. Perusahaan bernama Life Green Ltd. itu menggunakan kulit apel untuk bahan baku produk tas dan sepatu.



1 komentar: